Selamat datang di Crent Regeneration.

Terimakasih atas kunjungan anda.
"Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah,"
"Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya."(Ef 2:19,8-10)

1/29/2012

BAGAI BIJI SESAWI.

BAGAI BIJI SESAWI.
Markus 4:30-34

Sesawi termasuk tumbuhan herbal yang tumbuh di daerah Palestina, khususnya di pantai Danau Galilea. Biji sesawi tergolong paling kecil di antara berbagai biji yang dikenal di Galilea. Namun setelah ditanam, biji itu ternyata dapat tumbuh besar sehingga menjadi tempat bernaung bagi burung-burung (31-32).

Biji sesawi ini dipakai Yesus untuk memberikan gambaran mengenai kerajaan Allah. Sesuatu yang kelihatannya kecil, tetapi sesungguhnya memiliki potensi yang besar untuk bertumbuh. Karena itu orang tidak boleh menyepelekan sebuah permulaan yang terlihat kecil. Dalam kaitannya dengan kerajaan Allah, ini merupakan peringatan agar orang tidak memandang rendah signifikansi pemberitaan tentang kerajaan Allah, meskipun semula terlihat tidak meyakinkan atau kurang mengesankan.

Pemberitaan kerajaan Allah itu telah dimulai oleh Yesus di suatu wilayah yang kecil, yaitu Galilea. Dan orang-orang yang dipersiapkan oleh Yesus untuk meneruskan pemberitaan itu pun bisa disebut sebagai orang-orang kecil. Namun mereka adalah orang-orang yang bersedia mengikut Yesus. Yesus mengajar mereka secara khusus (34) karena Ia akan memakai mereka untuk memberitakan kerajaan Allah, seperti yang Dia lakukan saat itu. Lalu suatu saat dan oleh kuasa Allah semua itu akan memperlihatkan hasil atau dampaknya. Akan terlihat kemudian bahwa mulai dari Galilea, injil kerajaan Allah itu kemudian disebarkan hingga menjangkau seluruh ujung bumi. Orang-orang kecil itu kemudian menjadi rasul-rasul yang membangun dan memimpin gereja setelah Yesus, Guru mereka, naik ke surga. Mulanya pengikut Kristus itu dimulai dari jumlah dua belas orang, tetapi karya Roh Kudus melipatgandakan bilangan umat Tuhan. Maka jika untuk sementara waktu kuasa itu sepertinya tersembunyi atau tidak bekerja sebagaimana mestinya, tentulah bukan karena kuasa itu melemah. Ingatlah bahwa Allah tetap bekerja dan tidak pernah tertidur. Sebab itu orang harus bersabar untuk menantikan kegenapan dinyatakannya kerajaan Allah secara sempurna. ©®
Published with Blogger-droid v2.0.4

WAKTUNYA BELUM TIBA?

WAKTUNYA BELUM TIBA?
Hagai 1: 1-11.

Nats : "Beginilah firman Tuhan semesta alam: Bangsa ini berkata: sekarang belum tiba waktunya untuk membangun kembali rumah Tuhan!" (Hagai 1:2)

Waktu anak-anak saya masih ABG (Anak Baru Gede), saya sempat jengkel dengan beberapa sikap mereka. Demi mencari identitas dan jati diri, meski usia belum cukup, mereka kerap nekat nonton film 17 tahun ke atas atau naik motor sendiri. Mereka merasa sudah cukup dewasa. Namun, saat diminta melakukan tanggung jawab tertentu, mereka kerap berdalih, "Kami belum dewasa. Belum waktunya untuk itu!" Dewasa bagi mereka identik dengan memprioritaskan hal-hal yang menjadi hasrat dan keinginan diri mereka sendiri.

Bangsa Israel pernah membuat dalih serupa. Setelah kembali dari tanah pembuangan, mereka diberi tanggung jawab mendirikan rumah Tuhan. Namun, mereka tak melakukannya. Mereka merasa belum waktunya membangun kembali kehidupan sebagai umat Tuhan jika kehidupan mereka sendiri belum mapan. Mereka memilih tinggal dulu di rumah masing-masing (ayat 4). Prioritas yang terbalik ini menghasilkan kehidupan yang tak semestinya (ayat 6). Tuhan mau mereka memperhatikan keadaan ini dan kembali kepada prioritas yang benar, agar kemuliaan Tuhan dinyatakan melalui mereka (ayat 8).

Sebagai umat Tuhan, apakah prioritas hidup kita juga kerap terbalik? Apakah hari-hari kita hanya dipicu dan dipacu untuk mengejar kemapanan dan identitas dambaan sendiri? Dan, seperti pundi-pundi yang berlubang, kita tak juga merasa puas atau penuh? Tuhan mau kita pun memperhatikan keadaan ini. Dia mau kita memiliki prioritas untuk membangun "rumah persekutuan dengan Tuhan", dan menemukan identitas kita di dalam hal-hal yang berkenan dan menyatakan kemuliaan-Nya.
TEMUKAN IDENTITAS SEJATI DI DALAM TUHAN

DENGAN MENGUTAMAKAN HAL-HAL YANG TUHAN PERKENAN. RM
Published with Blogger-droid v2.0.4

MEMANCARKAN TERANG.

MEMANCARKAN TERANG.
Markus 4:21-25

Firman berkuasa mengubah hati manusia bila orang bersedia membuka diri agar firman beroperasi di dalam hidupnya. Bila manusia memiliki hati seperti tanah yang subur maka firman akan bertumbuh dan berbuah dalam kehidupan orang tersebut. Akan tetapi, orang tidak boleh bersikap egois setelah mendengar firman dan mengalami karya firman di dalam hidupnya. Ia memiliki tanggung jawab untuk menyebarkan atau memberitakan firman itu kepada orang lain.

Orang tidak akan menyembunyikan hal-hal yang berharga untuk selamanya. Misalnya orang memiliki perhiasan/permata tentu bukan dengan tujuan untuk disimpan, melainkan untuk dipakai sekaligus dilihat orang. Bisa saja orang itu akan menyimpannya untuk sementara waktu, tetapi akan ada masanya orang itu memamerkannya kepada orang lain. Jika orang menyembunyikan permatanya terus maka akan ada risiko terlupa atau malah akan hilang. Orang hanya menyimpannya dengan maksud melindunginya. Jika permata hanya disimpan saja maka permata itu kehilangan kegunaan yang semestinya.

Terang firman Tuhan juga tidak boleh disembunyikan (21). Tuhan memberikan kita terang bukan untuk disembunyikan. Jika kita memiliki terang firman Allah maka kita bertanggung jawab untuk menyebarkan kebenaran firman dalam tiap kesempatan yang Allah bukakan bagi kita. Terang firman Tuhan berguna untuk menolong orang agar tidak tersesat di jalan hidupnya.

Oleh karena itu kita harus memperhatikan dengan cermat setiap pengajaran firman yang kita dengar karena Allah akan memberi respons sesuai respons yang kita berikan terhadap firman-Nya. Jika kita punya kebiasaan yang baik terhadap firman (misal: baca Alkitab setiap hari) dan kita hidup di di dalamnya, maka akan ada hal-hal baik yang dibangun di atasnya. Jika orang memberi respons secara tepat, maka Allah akan memberikan kerinduan untuk lebih banyak mendengar firman, pemahaman yang lebih baik tentang firman yang didengar, dan berkat-berkat dari apa yang didengar. ©®
Published with Blogger-droid v2.0.4

1/28/2012

HAMBA KRISTUS.

HAMBA KRISTUS.
1 Korintus 4:1-21

Nats : Demikianlah hendaknya orang memandang kami:sebagai hamba-hamba Kristus, yang kepadanya dipercayakan rahasia Allah (1Korintus 4:1)

Bagaimana rasanya kalau ada orang yang memanggil atau memperlakukan Anda dengan sebutan "hamba"? Dalam Alkitab, "hamba" berasal dari kata doulos yang berarti "budak belian", yang tidak memiliki hak apa pun dalam hidupnya kecuali ia ditebus orang atau dibebaskan oleh majikan yang murah hati. Kristus menyebut pengikut-Nya sebagai murid dan sahabat-Nya, bukan hamba (lihat Yohanes 13:35; 15:15). Namun, Dia sendiri meneladankan hidup sebagai seorang hamba, dan mengajarkan bagaimana seharusnya para murid bersikap sebagai seorang hamba (lihat Yohanes 13:1-20; Lukas 17:7-10)

Rasul Paulus sering menyebut sendiri dirinya dan teman-temannya sebagai hamba-hamba Kristus (lihat Roma 1:1; Titus 1:1; Filipi 1:1), sama seperti yang kita baca hari ini. Bukan dengan nada sedih atau terpaksa, melainkan dengan nada bangga, karena Tuhan memercayakan kepada mereka tugas yang penting (ayat 1). Dalam perselisihan jemaat Korintus (lihat pasal 3), Paulus tidak memegahkan diri sebagai pemimpin yang hebat. Bukan penilaian orang yang penting baginya, tetapi penilaian Tuhan (ayat 3-4). Mengapa? Karena ia adalah hamba-Nya.

Bagaimana kita memandang diri kita di hadapan Tuhan? Kesadaran bahwa kita adalah budak dosa yang telah ditebus oleh Kristus seharusnya membanjiri hati kita dengan rasa syukur dan kasih kepada Dia yang telah membebaskan kita. Mendorong kita menjalani setiap hari bukan untuk menyenangkan orang lain melainkan untuk menyenangkan Sang Pemilik hidup kita. Seperti Paulus, kita bangga dikenal sebagai hamba-hamba Kristus.

MELAYANI TUHAN ADALAH SUKACITA DAN KEHORMATAN

SIAPAKAH AKU HINGGA BOLEH MENJADI HAMBA-MU? ©®
Published with Blogger-droid v2.0.4

MENYAMBUT FIRMAN TUHAN.

MENYAMBUT FIRMAN TUHAN.
Markus 4:1-20

Ilmu pertanian dapat menjelaskan bahwa selain mutu benih tanaman yang ditabur maka kesuburan tanah juga menentukan tumbuh tidaknya benih. Jika kedua faktor ini saling mendukung maka benih akan tumbuh baik dan menghasilkan buah yang baik pula. Sebaliknya, meskipun benih baik yang ditanam, tetapi jika tanahnya tidak subur maka benih tidak akan tumbuh optimal.

Demikian halnya dengan kehidupan rohani, firman Tuhan digambarkan sebagai benih yang ditaburkan dalam hati setiap orang (14). Namun keadaan hati seseorang ketika mendengar firman Tuhan juga berpengaruh terhadap kehidupan rohani selanjutnya. Keadaan hati yang tidak baik digambarkan seperti tanah di pinggir jalan, tanah berbatu, dan tanah bersemak duri (4-7). Ketiga macam tanah ini tidak memungkinkan benih bertumbuh dengan baik.

Itulah gambaran orang yang telah mendengarkan firman Tuhan, tetapi hidup kerohaniannya tidak mengalami pertumbuhan (15-19). Ada orang yang sudah lama menjadi jemaat suatu gereja, tetapi hidupnya masih kekanak-kanakan karena ia hanya mau mendengar firman Tuhan saja, tetapi tidak mau dibentuk sesuai firman tersebut. Maka setiap firman yang didengar berlalu begitu saja tanpa mendatangkan perubahan apa-apa.

Sedangkan keadaan hati yang baik digambarkan sebagai tanah yang subur sehingga memungkinkan benih dapat tumbuh dan menghasilkan buah lebat sesuai harapan penabur. Inilah gambaran orang yang mendengarkan firman Tuhan kemudian mengalami pertumbuhan sehingga ia bertumbuh ke arah kedewasaan rohani (8, 20). Ini bisa terjadi karena ia tidak hanya mendengarkan firman saja, tetapi juga bersedia menempatkan firman sebagai ketentuan tertinggi yang mengontrol hidupnya.

Bersediakah kita menyambut firman-Nya? Setiap orang mempunyai kesempatan sama untuk mendengarkan firman Tuhan, tetapi hanya orang yang memiliki sikap hati mau menyambut firman dengan benar yang akan mengalami kehidupan rohani yang bertumbuh dan berbuah. ©®
Published with Blogger-droid v2.0.4

TENANG DI TENGAH BADAI.

TENANG DI TENGAH BADAI.
Markus 4:35-41

Danau Galilea merupakan muara dari sungai Yordan yang mengalir dari arah utara. Dalam keadaan biasa danau Galilea tampak tenang, tetapi sewaktu-waktu bisa terjadi badai. Danau Galilea memang terletak di lembah yang dikelilingi bukit-bukit, sehingga memungkinkan angin bertiup secara tiba-tiba dari atas bukit.

Setelah melayani orang banyak hingga sore hari, Yesus mungkin kelelahan dan ingin beristirahat hingga mengajak murid-murid menyeberang danau dan menjauh dari orang banyak (35-36). Benar saja, Yesus pun tertidur (38). Namun saat Yesus tertidur, terjadi badai yang sangat dahsyat, yang membuat murid-murid menjadi takut (37-38). Beberapa dari antara murid-murid adalah mantan nelayan berpengalaman, karena itu mereka tahu betul betapa mengerikannya bahaya yang menghadang mereka akibat badai dahsyat itu. Dalam kesibukan upaya untuk mengatasi masalah yang sedang melanda, mereka membangunkan Yesus (38). Mereka bukan meminta pertolongan Yesus, melainkan memprotes Dia atas ketidakpedulian-Nya terhadap masalah yang sedang terjadi. Seharusnya Ia bangun dan bersama mereka mengatasi masalah tersebut, mungkin dengan ikut membantu mereka membuang air yang memenuhi perahu. Toh Yesus berada dalam bahaya yang sama, seperti yang mereka hadapi. Kita pun sering berada dalam situasi yang sama. Kita ingin Yesus menolong kita, dengan bentuk pertolongan seperti yang ada dalam pikiran kita.

Yesus kemudian menegur mereka karena mengira bahwa Dia tidak memedulikan mereka (40). Itu menunjukkan bahwa mereka belum mengenali siapa Yesus yang sesungguhnya. Ketika kita mengira bahwa Yesus tidak peduli pada kita, itu menunjukkan bahwa kita tidak percaya pada Dia.

Padahal Yesus adalah Tuhan yang Maha Kuasa. Jika Dia ada dalam hidup kita, maka tidak ada masalah yang dapat menenggelamkan kita.Memang perlu iman yang cukup besar untuk tahu bahwa Yesus peduli, meskipun kelihatannya tidak begitu. Namun inilah iman yang Tuhan ingin bangun dalam hidup kita.
©®
Published with Blogger-droid v2.0.4

1/25/2012

TIDAK MERESPONS POSITIF.

TIDAK MERESPONS POSITIF.
Markus 3:7-12

Rencana para pemimpin agama untuk membunuh Yesus membuat Ia menyingkir (7). Namun nama Yesus rupanya telah terdengar hingga ke berbagai penjuru sehingga ada banyak orang yang datang menemui Yesus. Bahkan ada yang datang dari tempat jauh (7-8). Sayangnya, Yesus terkenal sebagai pembuat mukjizat dan bukan sebagai pengajar firman. Ketertarikan mereka muncul bukan karena melihat keilahian Yesus sehingga rindu untuk menyembah Dia, melainkan karena mereka ingin mengalami mukjizat. Ini sangat memprihatinkan. Apabila fokus ketertarikan mereka bukan pada pribadi Yesus, melainkan hanya pada apa yang Yesus lakukan bagi mereka maka ketertarikan mereka pada Yesus tidak akan berumur panjang. Dan ketertarikan itu tidak akan ditindaklanjuti dalam bentuk komitmen pribadi untuk menjadi pengikut Yesus.

Mari kita bandingkan sikap orang-orang itu dengan sikap roh-roh jahat yang tersungkur di hadapan Yesus. Roh-roh itu tidak memiliki tubuh fisik, sehingga memaksa tubuh yang mereka rasuki untuk tunduk di depan Yesus. Ini ironis, karena roh-roh jahat ini mengenal Yesus dan memberikan kesaksian yang benar tentang Yesus dan bahkan bersikap benar terhadap Yesus, yaitu tunduk. Meski demikian, respons semacam ini pun tidak serta merta membuat roh-roh jahat itu mengikut Kristus.

Dari sikap orang banyak yang mencari Yesus karena ingin mencari keuntungan diri dan sikap roh-roh jahat yang tunduk di hadapan Yesus karena tahu siapa Yesus sesungguhnya, kita dapat melihat bahwa tanggapan dari kedua pihak tersebut sama sekali tidak melahirkan suatu respons aktif yang positif, yaitu munculnya komitmen pribadi untuk mengikut Tuhan Yesus.

Kisah ini menegur kita, apakah pernyataan bahwa kita adalah seorang Kristen benar-benar menggambarkan bahwa kita adalah pengikut Kristus yang sejati, yang mengikuti Dia bukan karena keuntungan pribadi? Ingatlah bahwa tidak cukup hanya mengetahui bahwa Kristus adalah Anak Allah, tanyakanlah diri kita sendiri apakah pengetahuan itu nyata juga dalam hidup kita sesehari? ©®
Published with Blogger-droid v2.0.4

MENERUSKAN PELAYANAN YESUS.

MENERUSKAN PELAYANAN YESUS.
Markus 3:13-19

Yesus berada dalam masa-masa kritis. Kita tahu bahwa ada orang-orang yang tengah mengincar kematian-Nya. Bahkan kelompok-kelompok yang sebenarnya tidak akur pun jadi berkoalisi untuk membunuh dia.

Memang banyak orang yang mengikut Yesus, tetapi mereka tidak tertarik pada pengajaran-Nya sehingga bisa saja sewaktu-waktu mereka berbalik menentang Dia. Lalu apa yang harus Yesus lakukan? Ia menyendiri dan berdoa semalam-malaman (Luk. 6:12). Keesokan harinya Ia memilih dua belas orang untuk menjadi murid-murid-Nya (14, 16-19).

Yesus tahu bahwa keberadaan-Nya di dunia ini tidak akan lama. Maka Ia harus mengatur strategi agar firman-Nya tetap dikabarkan di antara manusia. Maka Ia memilih kedua belas orang itu untuk mempersiapkan mereka agar dapat diutus untuk melanjutkan tugas pelayanan-Nya.

Pada abad pertama, seorang murid bukan hanya belajar di ruang kelas. Murid harus hidup mengikuti gurunya. Maka begitulah tugas utama orang-orang yang dipilih Yesus untuk menjadi murid, mereka harus selalu berada bersama-sama dengan Yesus dan belajar dari Dia. Sebelum mereka diutus untuk melanjutkan karya Yesus, mereka harus terlebih dahulu hidup bersama Yesus dan belajar dari Dia. Yesus juga memberi mereka kuasa untuk mengusir setan-setan.

Siapakah orang-orang yang dipilih Yesus (16-19)? Kedua belas orang ini tidak memiliki kualifikasi istimewa: mereka tidak kaya, bukan berasal dari strata sosial tinggi, juga tidak berpendidikan tinggi. Semuanya orang biasa-biasa saja. Kepribadian mereka berbeda, riwayat hidup mereka pun tidak sama. Namun Yesus memilih mereka karena Ia ingin menunjukkan bahwa Allah dapat dimuliakan melalui orang-orang biasa seperti itu. Ia memilih yang lemah supaya kekuatan-Nya nyata menyempurnakan kelemahan mereka.

Maka kerinduan untuk melayani Yesus seharusnya lahir bukan semata karena merasa diri mampu dan layak. Kiranya itu lahir dari rasa syukur atas kasih karunia-Nya dengan kerinduan agar Injilnya semakin luas diberitakan di muka bumi. ©®
Published with Blogger-droid v2.0.4

JANGAN MENGHUJAT ROH KUDUS.

JANGAN MENGHUJAT ROH KUDUS.
Markus 3:20-30

Secara konstan, Yesus berhadapan dengan pemimpin-pemimpin agama yang sekaligus menjadi pemimpin politik di kalangan bangsa Yahudi. Untuk itu Yesus harus menghadapi penolakan mereka. Kebencian mereka pada Yesus cukup beralasan, karena Ia merupakan ancaman bagi kedudukan mereka.

Ternyata Yesus harus berhadapan juga dengan keluarga-Nya, yang menganggap Dia gila (20-21). Lalu bagaimana reaksi Yesus terhadap komentar keluarganya itu? Markus tidak mencatat apa pun mengenai reaksi Yesus.

Namun ahli-ahli Taurat yang datang dari Yerusalem jadi memperparah suasana. Bagai menyirami api dengan minyak, mereka ikut-ikutan mendukung pendapat keluarga Yesus (22). Mereka mengatakan bahwa Yesus kerasukan Beelzebul. Pernyataan ini jelas melawan kebenaran tentang Yesus Kristus. Padahal ahli-ahli Taurat itu telah melihat dengan mata kepala mereka sendiri segala mukjizat yang dilakukan Yesus.

Tentu saja untuk hal ini Yesus tidak tinggal diam. Ia menjelaskan bahwa tidak mungkin setan bekerja melawan dirinya sendiri (23-26). Lalu menurut Yesus, komentar ahli-ahli Taurat itu memperlihatkan bahwa para pemimpin agama itu sedang berada dalam bahaya penghujatan Roh Kudus. Mereka telah melihat keajaiban karya Allah di dalam Yesus, tetapi malah mengatakan bahwa semua itu berasal dari setan. Jelas ini merupakan penyangkalan terhadap kebenaran. Kemudian Yesus pun menyebutkan bahwa penghujatan merupakan dosa yang tak terampuni.

Terus menerus menolak karya Roh termasuk dosa menghujat Roh Kudus. Mengeraskan hati terhadap Roh yang terus berbicara dan memberi kesaksian tentang Kristus, juga merupakan penghujatan. Menghujat Roh Kudus tidak akan diampuni bukan karena dosa itu terlalu besar untuk diampuni, melainkan karena dosa itu mewujudkan sikap hati yang memberontak terhadap Allah. Kiranya kita tidak jatuh ke dalam dosa semacam ini. Bercerminlah senantiasa pada kebenaran firman Allah dan bertobatlah jika Tuhan menyatakan teguran-Nya. ©®
Published with Blogger-droid v2.0.4

1/18/2012

PRIORITAS HAMBA ALLAH: BERDOA.

PRIORITAS HAMBA ALLAH: BERDOA.
Markus 1:35-39

Kita melihat bagaimana Yesus begitu sibuk melayani Allah dan manusia. Mulai saat ia mengajar di Bait Allah, mengusir roh jahat dari orang yang dirasuki, menyembuhkan ibu mertua Petrus, sampai menyembuhkan orang-orang sekota yang sakit dan kerasukan, yang mendatangi Dia di rumah Petrus.

Namun Yesus tidak menghabiskan waktunya selama dua puluh empat jam hanya untuk melayani manusia saja. Pagi-pagi benar, Yesus memulai hari-Nya dengan berdoa (35). Simon yang bangun pagi-pagi benar tidak menemukan Yesus karena ketika orang masih tidur, Yesus pergi keluar rumah mencari tempat untuk Ia dapat menyendiri dengan Bapa-Nya (36-37). Adalah menarik untuk melihat bahwa di hari sebelumnya Yesus melayani orang-orang yang membutuhkan Dia sampai jauh malam. Meski begitu, kesibukan-Nya hingga larut malam itu tidak menghalangi Dia untuk menyediakan waktu bersekutu dengan Bapa-Nya pagi-pagi benar. Tindakan Yesus ini seolah menyatakan bahwa berdoa merupakan satu persiapan penting yang harus Dia lakukan sebelum Ia memulai hari-Nya. Dan ketergantungan kepada Bapa melalui doa membuat Ia dimampukan untuk melayani dengan maksimal, seperti yang kita lihat pada bacaan sebelumnya.

Jika Yesus merasa perlu memiliki waktu untuk bersendiri dengan Bapa dan berdoa, maka kita pun butuh waktu seperti itu. Ini bukan hanya bagi mereka yang melayani secara khusus di gereja atau bekerja dalam bidang kerohanian. Siapa pun kita yang meyakini bahwa segala yang kita lakukan sesungguhnya merupakan pelayanan, seharusnya menggali kekuatan kita melalui doa. Jangan sampai kita terlalu sibuk sehingga tidak punya waktu untuk bersendiri dengan Allah dan berdoa. Sebagai orang-orang yang hidup melayani Tuhan, kita harus berdisiplin menyediakan waktu untuk berdoa dengan tidak terburu-buru. Bila kita tidak menyediakan waktu untuk berdoa maka akan ada hal-hal lain yang mengisi waktu kita, dan bisa saja itu menjadi sesuatu yang tidak menyenangkan hati Tuhan. ©®
Published with Blogger-droid v2.0.3

1/15/2012

IMAN SEPERTI APA?

IMAN SEPERTI APA?

Nats : Doa orang yang benar sangat besar kuasanya dan ada hasilnya (Yakobus 5:16)


Yakobus 5:13-18

Saya pernah menerima SMS doa yang sangat mengesankan. Namun, di bawahnya ada catatan. SMS itu harus diteruskan kepada sedikitnya 12 orang barulah berkat Tuhan akan tercurah. Jika tidak, celakalah yang akan dituai. Menyebarnya SMS itu menunjukkan banyak orang meyakini isinya. Apa gerangan yang "diimani" para pengirim SMS ini? Tuhan akan mengabulkan doa dengan sogokan 12 SMS?

Doa memang harus didasari iman. Namun, iman seperti apa? Yakobus memberi contoh iman yang ditunjukkan Elia (ayat 17-18). Elia tahu ia berdoa kepada Tuhan Pencipta semesta yang berkuasa menahan dan menurunkan hujan. Elia juga yakin Tuhan berkenan akan doanya, karena apa yang ia minta akan menyatakan kebenaran Tuhan pada orang-orang di zamannya (lihat 1 Raja-raja 16-17). Pengenalan yang benar akan Tuhan membuat kita peka mana yang berkenan dan tidak berkenan bagi-Nya sehingga kita dapat berdoa dengan penuh keyakinan. Dalam pengenalan akan Tuhan yang kudus, Yakobus juga mengingatkan kita untuk saling mengaku dosa (ayat 16). Anugerah Tuhan saja yang memungkinkan kita yang tak layak menjadi orang-orang yang "benar" di hadapan-Nya.

Mari memeriksa diri hari ini. Keyakinan seperti apa yang mendasari doa-doa kita? Tuhan bukanlah mesin untuk mencurahkan berkat atau membuat orang kualat, sesuai usaha dan kemauan kita. Makin kita mengenal-Nya, makin kita dapat berdoa dengan yakin dalam situasi apa pun. Elia telah membuktikan-Nya. Yakobus mengaminkannya. Doa orang yang benar, jika dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya. Biarlah kita mengalaminya juga.

KEYAKINAN KITA BERTAMBAH BESAR

KETIKA KITA MENGENAL TUHAN DENGAN BENAR.
Published with Blogger-droid v2.0.3

ANDALKAN YESUS!

ANDALKAN YESUS!

Nats : Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu takut, hai kamu yang kurang percaya?" Lalu bangunlah Yesus membentak angin dan danau itu, sehingga danau itu menjadi teduh sekali (Matius 8:23-27)

Banyak orang menuntut bukti untuk dapat memercayai Tuhan. Namun, jika kita mau jujur, melimpahnya bukti tidak menjadi jaminan bahwa seseorang akan lebih percaya kepada Tuhan. Ini masalah hati. Murid-murid Yesus, misalnya. Mereka bu-kan hanya mendengar satu cerita, tetapi menyaksikan langsung berbagai mukjizat yang dilakukan Yesus (lihat ayat 1-17). Toh, begitu angin ribut mengamuk dan gelombang menerpa, mereka dilanda ketakutan yang sangat. Ketika mereka datang minta tolong, Yesus menegur mereka (ayat 25-26). Yesus tahu bahwa hati murid-murid lebih dikuasai ketakutan daripada keyakinan akan kuasa-Nya.

Alam semesta dan Alkitab dipenuhi berbagai kesaksian akan keajaiban karya Tuhan. Demikian pula kehidupan orang-orang per-caya, termasuk Anda tentunya. Seberapa banyak kita menyimak-nya? Tuhan tidak berubah. Dia memegang kendali atas kehidupan, dulu, sekarang, dan selamanya. Masalah apa yang membuat Anda terombang-ambing dalam ketakutan hari ini? Ingatlah siapa Tuhan dan serahkanlah masalah Anda kepada-Nya. Anda dapat mengandalkan-Nya.

KUASA YESUS TIDAK PERLU DIRAGUKAN

APAKAH ANDA MEMERCAYAI-NYA.
Published with Blogger-droid v2.0.3

WAKTU HAMBA ALLAH: MELAYANI.

WAKTU HAMBA ALLAH: MELAYANI.
Markus 1:29-34

Bagi orang yang terlibat pelayanan gereja, hari Minggu biasanya justru sibuk dan melelahkan. Karena setelah ibadah, akan ada pertemuan atau pembinaan. Apalagi menjelang Paskah, Natal, perayaan ulang tahun gereja, atau bulan keluarga.

Pada hari Sabat, Yesus juga sibuk melayani. Setelah mengajar di rumah ibadat dan mengusir setan dari orang yang kerasukan, Yesus pergi ke rumah Simon. Di sana ia menyembuhkan ibu mertua Simon Petrus, yang sakit keras (30-31). Yesus bukan hanya melayani orang banyak, tetapi juga melayani pribadi yang membutuhkan Dia.

Pelayanan Yesus pada hari Sabat tak berhenti sampai di situ. Orang banyak kemudian datang menemui Yesus untuk disembuhkan, baik dari penyakit maupun dari kerasukan setan (33-34). Namun yang menarik, Markus memberi kesaksian bahwa Yesus tidak memperbolehkan setan-setan berbicara mengenai Dia. Untuk saat itu, Yesus tidak ingin orang banyak mengenali siapa Dia yang sesungguhnya. Terlihat bahwa bagi Yesus, pelayanan-Nya bukanlah untuk popularitas diri-Nya sendiri. Ia tidak perlu dikenal dan terkenal agar mau melayani. Terlihat bahwa dengan setia dan didasarkan oleh belas kasihan, Ia bersedia melayani orang-orang yang membutuhkan Dia, seharian penuh. Bukan untuk mengundang pujian bagi diri-Nya sendiri, melainkan bagi kemuliaan Allah Bapa.

Seberapa sering kita mengisi hari kita secara penuh untuk melayani Tuhan? Memang kita bisa saja bukan orang yang bekerja secara penuh waktu dalam bidang pelayanan. Namun bagaimana kita menghabiskan waktu kita sehari-hari dengan penuh tanggung jawab, seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia (bdk. Kol. 3:23)? Jika kita mengevaluasi pemanfaatan waktu kita dalam sehari akan seperti apa hasilnya? Seberapa persen kita menghabiskan waktu kita untuk melakukan hal-hal yang sia-sia? Atau kita pakai sungguh-sungguh untuk melayani Allah dengan melakukan pekerjaan yang Allah percayakan kepada kita? Kiranya Tuhan menolong kita untuk memakai waktu kita bagi kemuliaan nama-Nya. ©®
Published with Blogger-droid v2.0.3

1/11/2012

AWAS RACUN!

AWAS RACUN!
Nats : Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya (2Timotius 4:3)

2Timotius 4:1-8

Ini kisah nyata yang dialami oleh ke- ponakan saya. Saking lapar dan ha-us sepulang sekolah, ia langsung mereguk secangkir "teh" yang ia lihat di atas meja mesin jahit. Ternyata itu racun serangga. Ia berteriak-teriak kesakitan. Bersyukur saya tiba pada saat yang tepat untuk menolongnya sehingga ia terselamatkan. Adanya makanan dan minuman yang tampaknya menarik, bisa membuat orang makan dan minum sembarangan, apalagi kalau memang sedang lapar dan haus. Celakanya kalau yang dilahap itu ternyata tidak sehat atau bahkan mengandung racun.

"Makanan dan minuman" bagi jiwa juga tidak semuanya sehat. Ada yang tidak benar alias dongeng belaka. Rasul Paulus sudah jauh-jauh sebelumnya mengingatkan Timotius sebagai pemimpin jemaat di Efesus untuk mewaspadai bahaya ini. Suatu masa akan datang di mana orang tak lagi dapat menerima ajaran sehat (ayat 3), dan mencari pengajar yang lebih "memuaskan keinginan telinganya" (ayat 3-4). Sebab itu, Timotius didorong agar siap memakai tiap kesempatan untuk memberitakan firman dengan sabar dan setia (ayat 2, 5).

Seberapa kebenaran firman Tuhan itu penting bagi kita? Ataukah kita asal lahap berbagai pengajaran yang menarik dan menyenangkan hati kita tanpa memikirkan kesesuaiannya dengan Alkitab? Kita perlu berhati-hati. Mohon Roh Kudus memberi hikmat. Kenali betul firman Tuhan dengan sering membaca dan merenungkannya, agar kita bisa membedakannya dari pesan yang keliru. Bagikanlah kebenaran yang kita terima dan peringatkanlah rekan-rekan kita jika ada "racun" yang membahayakan di sekitar mereka.

RACUN MUDAH DIKENAL DAN DIHINDARI JIKA KEBENARAN SUNGGUH-SUNGGUH KITA PAHAMI.

Published with Blogger-droid v2.0.2

LAMA ATAU BARU.

LAMA ATAU BARU.
Markus 2:18-22

Yesus bukan anti berpuasa. Ia percaya pada puasa dan Ia sendiri pun berpuasa. Namun ada waktu dan tempat buat berpuasa dalam kehidupan pengikut Kristus. Yang menjadi keberatan Yesus adalah sikap orang-orang Farisi dalam berpuasa. Ketika berpuasa, orang Farisi membuat muka mereka kelihatan pucat, sebagaimana layaknya orang yang tidak makan. Lalu mereka sengaja memamerkan hal itu agar orang lain melihat mereka sedang berpuasa.

Maka Yesus mengambil gambaran pernikahan. Dalam sebuah pernikahan, teman-teman mempelai pria tak akan berpuasa karena saat itu mereka sedang berpesta (19). Dengan gambaran ini, Yesus ingin menyampaikan bahwa Dialah Mesias, Sang Mempelai pria. Di mana Dia ada disitulah ada sukacita. Namun harinya akan tiba bagi para murid untuk berpuasa, yaitu saat Ia tidak lagi bersama-sama mereka (20).

Lalu Yesus memberikan gambaran tentang jubah dan kantong kulit anggur (21-22). Tak ada orang yang akan menambalkan kain baru pada jubah lama. Tak ada juga orang yang akan menempatkan anggur baru pada kantong kulit yang lama. Kantong kulit yang biasa dipakai sebagai tempat anggur akan memuai di bawah tekanan fermentasi anggur. Jika orang menempatkan anggur baru pada kantong kulit yang lama, maka kantong kulit itu akan pecah. Itulah sebabnya anggur baru harus ditempatkan pada kantong kulit yang baru.

Analogi ini dipakai untuk mengajarkan bahwa orang tidak dapat menempatkan kehidupan baru yang dari Yesus pada format legalisme Yahudi yang lama. Yesus mengganti puasa dengan pesta dan aturan ganti anugerah. Artinya setiap ibadah harus dijalani dengan penuh sukacita. Hidup di dalam Kristus memang tidak melenyapkan kewajiban menaati Taurat. Namun kita harus paham bahwa kepatuhan terhadap Taurat tidak membawa orang kepada Allah. Taurat harus dilakukan sebagai ungkapan syukur atas anugerah Allah karena kemampuan untuk melakukan Taurat dimungkinkan oleh kuat kuasa Roh Kudus. Maka hidup yang baru ini harus dipenuhi sukacita dan kemerdekaan untuk melakukan apa yang benar. ©®

Published with Blogger-droid v2.0.2

OTORITAS SANG HAMBA ALLAH.

OTORITAS SANG HAMBA ALLAH.
Markus 1:21-28

Markus tidak memberitahu isi pengajaran Yesus dalam bagian ini, tetapi dia mencatat kesan para pendengar Yesus. Disebutkan bahwa mereka takjub akan pengajaran Yesus, karena Ia mengajar sebagai orang yang memiliki otoritas (21-22). Apakah itu berarti bahwa ahli-ahli Taurat tidak berotoritas? Mereka punya otoritas, tetapi otoritas karena posisi mereka sebagai pemimpin agama. Orang-orang segan kepada mereka karena posisi yang mereka duduki. Berbeda dengan Kristus. Otoritas Kristus melahirkan rasa hormat dan takjub pada diri pendengar-Nya.

Otoritas ini terlihat bukan hanya melalui perkataan, tetapi juga melalui tindakan, yaitu ketika Yesus mengusir roh jahat dari diri orang yang dirasukinya di Bait Allah (23-27). Roh jahat itu memberi kesaksian tentang kemanusiaan Yesus dengan menyebut "Yesus orang Nazaret" dan tentang keilahian-Nya dengan menyebut "Yang kudus dari Allah". Ini memperlihatkan bahwa roh jahat itu memahami kemanusiaan dan keilahian Yesus. Roh jahat itu juga memahami sumber otoritas yang Yesus miliki. Terusirnya roh jahat dari diri orang yang dirasukinya memperlihatkan bahwa otoritas Yesus mengalahkan roh jahat. Nyata bahwa Yesus lebih berkuasa daripada roh jahat. Roh jahat harus bertekuk lutut di hadapan Yesus, sehingga orang yang kerasukan roh jahat itu dipulihkan dan hidup normal dalam kodratnya sebagai manusia.

Pelayanan orang Kristen pada masa kini banyak terpusat pada masalah penginjilan, yang bermaksud memulihkan hubungan manusia dengan Allah sehingga manusia dapat mengalami pengampunan dosa dan dapat menikmati keselamatan kekal. Ini merupakan sebuah pelayanan yang sangat penting.

Namun gereja perlu juga menjamah bidang-bidang lain, pelayanan yang memulihkan harkat manusia yang menderita, diperbudak, terluka, dan terjajah baik oleh penyakit, kuasa jahat, maupun oleh pihak-pihak lain. Kiranya Roh Kudus menolong kita untuk tergerak menangani pelayanan ini dan membuat perbedaan di dalam hidup manusia yang kita layani karena melalui kita, Roh Kudus menyentuh hidup orang lain. ©®

Published with Blogger-droid v2.0.2

1/10/2012

BERJUANG AGAR ORANG KENAL KRISTUS.

BERJUANG AGAR ORANG KENAL KRISTUS.
Markus 2:1-12

Sungguh menakjubkan kasih dan iman teman-teman si lumpuh. Keinginan mereka agar si lumpuh sembuh dan iman bahwa Yesus sanggup menyembuhkan, membuat mereka berupaya keras agar si lumpuh bisa tiba di depan Yesus. Namun orang banyak yang berkerumun di depan pintu menjadi penghalang besar. Mereka tidak putus asa dan tidak hilang akal. Besarnya keinginan membuat mereka berupaya keras mengalahkan rintangan dan besarnya iman mengalahkan ketidakmungkinan untuk datang kepada Yesus.

Tentu tidak mudah membawa seorang lumpuh menaiki tangga dan kemudian menurunkannya melalui atap yang dibongkar. Namun itulah iman dan itulah harga yang harus mereka bayar karena kerinduan mengantarkan teman mereka pada Kristus. Dan tekad keempat teman si lumpuh membuat Yesus melihat iman mereka. Lalu apa yang Yesus katakan? "Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!" (5). Kira-kira apa yang ada dalam benak keempat teman si lumpuh? Mereka sudah bersusah payah membawa teman mereka ke hadapan Yesus, tetapi Yesus hanya menyatakan bahwa dosanya sudah diampuni! Tentu bukan itu tujuan mereka sampai harus membongkar atap rumah orang lain. Yang mereka inginkan adalah agar teman mereka disembuhkan! Namun Yesus tahu apa sesungguhnya kebutuhan mendasar orang lumpuh itu, yaitu pengampunan dosa. Apa gunanya orang punya dua kaki, tetapi kedua kakinya itu membawa dia berjalan masuk ke neraka? Nyata bahwa respons Yesus dalam menangani orang lumpuh itu jauh lebih baik dari yang mereka harapkan, karena dosa merupakan akar dari segala penderitaan manusia. Maka kerinduan keempat teman si lumpuh dan kuasa Allah yang sempurna membuat si lumpuh mengalami mukjizat secara utuh dan mengalami kesembuhan lahir batin.

Simpati, kerja sama, dan kerelaan untuk berjerih lelah memang diperlukan bila kita ingin membawa orang lain kepada Kristus. Maka jangan biarkan kerinduan agar orang lain mengenal Kristus hanya tinggal kerinduan semata. Lakukan sesuatu dan berjuanglah untuk itu. ©®
Published with Blogger-droid v2.0.2

DATANG UNTUK ORANG BERDOSA.

DATANG UNTUK ORANG BERDOSA.
Markus 2:13-17

Respons Lewi, anak Alfeus, terhadap panggilan Yesus membuat Yesus berada di rumah Lewi dan makan bersama para pemungut cukai dan orang-orang berdosa (15). Inilah komunitas yang tidak akan Yesus temui di ruang Bait Allah karena orang-orang semacam ini tidak diperbolehkan masuk ke dalamnya. Namun keberadaan Yesus di tengah orang-orang semacam itu menimbulkan keheranan di kalangan ahli-ahli Taurat. Mengapa demikian?

Pemungut cukai adalah orang-orang yang tidak disukai masyarakat kala itu. Mereka dianggap sebagai pemeras rakyat dan antek-antek penjajah. Mereka juga dianggap pendosa karena relasi mereka dengan orang-orang nonYahudi dan tetap melakukan pemungutan pajak pada hari Sabat. Maka menurut para pemimpin agama Yahudi, adalah terlarang untuk berbicara dan berjalan bersama para pemungut cukai. Apalagi untuk makan bersama mereka! Tak heran bila para ahli Taurat tidak bisa memahami mengapa Yesus mau makan bersama para pendosa itu. Namun Yesus menjawab mereka, "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa." (17)

Yang Yesus maksudkan di sini bukanlah orang benar yang sejati, melainkan orang yang merasa diri benar. Karena orang yang merasa diri benar tidak akan menyadari bahwa dirinya berdosa dan butuh Juruselamat. Hanya orang yang sadar bahwa dirinya sakit, yang tidak akan malu untuk mendatangi tabib dan mohon disembuhkan.

Jika Kristus datang untuk mereka, maka seharusnya pengikut Kristus juga membuka diri bagi mereka. Seberapa banyak gereja yang menyediakan pelayanan bagi 'orang-orang sakit' itu? Padahal Kristus datang agar damai sejahtera-Nya juga dialami oleh mereka. Bagaimana dengan gereja kita? Sudahkah menjadi perpanjangan tangan Kristus dan membawa shalom (damai sejahtera) Allah ke tengah mereka? Adakah gereja kita menyediakan anggaran dan pelayanan bagi 'orang-orang sakit' itu agar mereka dapat mengalami shalom Allah dan tahu bahwa Kristus pun peduli serta memperhatikan mereka. ©®
Published with Blogger-droid v2.0.2

PENCOBAAN BERLALU, TUGAS DIMULAI.

PENCOBAAN BERLALU, TUGAS DIMULAI.
Markus 1:14-20

Markus menandai bahwa pelayanan Yesus dimulai sesudah Yohanes Pembaptis ditangkap (14). Apa yang dialami Yohanes Pembaptis merupakan gambaran dari apa yang Yesus akan alami kelak untuk menggenapi panggilan-Nya. Yesus memulai pelayanan-Nya dengan memberitakan Injil kepada banyak orang (15). Yesus juga memanggil orang-orang untuk melanjutkan pelayanan-Nya kelak. Mereka adalah Simon, Andreas, Yakobus, dan Yohanes, nelayan-nelayan di Danau Galilea.

Bagaimana respons mereka? Mereka segera mengikuti Dia! Simon dan Andreas segera meninggalkan jala dan mengikut Yesus (18). Selain meninggalkan jala, Yakobus dan Yohanes meninggalkan ayah mereka (20). Terlihat bahwa mereka mengikuti Yesus secara total. Mereka menganggap panggilan Yesus ada di atas berbagai tuntutan hidup lainnya. Mereka berani bayar harga dengan kehilangan pekerjaan, kehidupan sehari-hari, juga relasi dengan keluarga dan komunitas mereka. Mereka pun kemudian punya pekerjaan baru, bukan menjala ikan, tetapi menjala manusia.

Mengikut Kristus memang berarti melepaskan semua ikatan yang bisa menghambat orang untuk datang kepada Dia. Ini merupakan tantangan besar. Kita tahu bahwa keempat orang itu bukanlah orang-orang besar di mata dunia. Mereka tidak kaya dan tidak punya kuasa, tetapi Kerajaan Allah tidak bergantung pada hal-hal itu. Allah dapat memakai kita, siapa pun kita. Asal kita mau mengikut Dia. Kita tahu bahwa sebagai nelayan di Galilea, bisa jadi wawasan mereka hanya sebatas Galilea. Mereka hanya tahu tentang perahu, danau, dan orang-orang yang berada di pasar ikan. Percakapan mereka mungkin hanya berkisar pada masalah keluarga, perahu, dan harga ikan. Namun kemudian Kristus datang, dan dunia mereka berubah. Dari Galilea mereka kemudian menjangkau dunia. Dan semua itu terjadi karena mereka merespons panggilan Yesus.

Mengikut Kristus berarti menjala orang. Ini bukan hanya berlaku bagi para mahasiswa sekolah teologia, pendeta, atau misionari, tetapi bagi semua orang yang mengakui dirinya sebagai pengikut Kristus. ©®
Published with Blogger-droid v2.0.2

1/09/2012

DIBAPTIS LALU DICOBAI.

DIBAPTIS LALU DICOBAI.
Markus 1:9-13

Yohanes Pembaptis menyerukan pertobatan dan baptisan sebagai tanda pertobatan. Namun pembaptisan Yesus bukan merupakan tanda pertobatan. Yesus tidak berdosa karena itu sebenarnya Ia tidak perlu dibaptis. Pembaptisan Yesus menandakan bahwa Ia mengidentifikasikan diri-Nya dengan orang-orang berdosa yang mengakui dosa-dosa mereka, dan kemudian dibaptis oleh Yohanes Pembaptis. Baptisan ini adalah langkah awal bagi tindakan penyelamatan yang Yesus lakukan kelak.

Dalam penyerahan diri Yesus secara total melalui baptisan, Bapa dan Roh Kudus mengkonfirmasi fakta mengenai identitas Yesus sebagai Anak Allah. Namun peristiwa istimewa itu tidak membuat Yesus diantar ke takhta megah. Roh Allah malah membawa Yesus ke padang gurun. Di sana Yesus dicobai oleh Iblis. Yesus, yang telah mengidentifikasikan diri-Nya dengan manusia, selanjutnya menghadapi konsekuensi dari pengidentifikasian tersebut, yaitu pencobaan. Pencobaan bukan merupakan indikasi bahwa orang berada diluar kehendak Allah. Juga bukan berarti bahwa semakin jarang orang dicobai atau semakin jarang orang bergumul dengan dosa, maka semakin kuduslah dia. Kisah Yesus dibawa ke padang gurun untuk dicobai memperlihatkan hal yang sebaliknya. Pencobaan Yesus merupakan masa persiapan bagi pelayanan-Nya kelak.

Setelah Yesus dicobai, kita melihat bagaimana malaikat-malaikat melayani Dia. Meski tak ada seorang pun yang menemani Yesus, Bapa tidak meninggalkan Dia. Allah selalu menunjukkan kasih karunia-Nya dan menyediakan pertolongan-Nya pada waktunya.

Kita dapat belajar bahwa meskipun Iblis mencobai kita, Tuhan tetap berdaulat atas hidup kita. Dia tidak akan membiarkan kita dicobai melampaui kekuatan kita. Iblis memang ingin menjatuhkan kita, tetapi Tuhan ingin kita dibangun dan dikuatkan melalui kemenangan atas pencobaan. Maka jangan putus asa jika Anda mengalami pencobaan. Ingatlah bahwa sesudah itu akan ada kesempatan yang lebih besar untuk hidup bagi Tuhan dan melayani Dia. ©©
Published with Blogger-droid v2.0.2

1/07/2012

JEMAAT YANG TERTIDUR.

JEMAAT YANG TERTIDUR.
Wahyu 3:1-6

Berbeda dengan surat-surat lainnya, surat kepada jemaat Sardis ini tidak merinci satu pun musuh atau bahaya dari dalam atau dari luar. Masalah yang ada di dalam jemaat ini bukan dengan orang-orang Yahudi, maupun kekaisaran Romawi atau dengan guru-guru palsu, tetapi semata-mata dengan dirinya sendiri (1). Demikianlah kondisi rohani jemaat di Sardis. Mereka terlena dengan reputasi yang mereka miliki, yakni dikenal sebagai gereja yang hidup. Akan tetapi Yesus mengetahui keadaan rohani jemaat yang sesungguhnya. Sekalipun dari luar mereka kelihatan hidup, sebenarnya mereka mati atau tertidur (1).

Apa yang menyebabkan jemaat Sardis secara rohani tertidur? Oleh karena mereka cepat puas dengan apa yang mereka capai. Mereka terperangkap dalam dosa kemunafikan, yakni melakukan ibadah dan pekerjaan pelayanan semata-mata untuk menyenangkan diri sendiri atau untuk mendapatkan pujian dari manusia dan bukan untuk menyenangkan hati Tuhan. Yesus mengecam pekerjaan yang demikian (bdk. Mat. 6:1-2, 5; 23:2-7). Dia menilai bahwa tidak satu pun dari pekerjaan mereka didapati sempurna di hadapan Allah (2b). Mereka hanya menerima dan mendengar firman Tuhan, tetapi tidak menaatinya (3).

Yesus menegur dan masih memberikan kesempatan kepada jemaat Sardis untuk memperbaiki diri dan bertobat (2). Kondisi tertidur secara rohani kalau tidak dibereskan dapat berakibat fatal (3, 5). Yesus menasihati agar motivasi mereka beribadah dan melakukan segala sesuatu bukan lagi karena mau mencari pengakuan manusia yang bersifat sementara. Ibadah harus dilakukan dalam ketulusan karena kasih dan ketaatan terhadap firman Tuhan. Hal itulah yang bernilai kekal (2-6).

Kehidupan rohani jemaat Sardis menjadi pelajaran rohani yang berharga bagi kita yang hidup pada masa kini. Jikalau tidak waspada, kita pun dapat terlena dan tertidur. Mari kita tetap berjaga-jaga dan melakukan ibadah dan pelayanan kita dengan hati yang tulus mengasihi Tuhan dan ingin menyenangkan hati-Nya. ©®
Published with Blogger-droid v2.0.2

KRISTUS YANG TERUTAMA.

KRISTUS YANG TERUTAMA.
Markus 1:1-8

Pelayanan Yohanes Pembaptis telah dinubuatkan di dalam Perjanjian Lama oleh nabi Maleakhi dan nabi Yesaya (2-3, bdk. Mal. 3:1; Yes. 40:3). Setelah sekian lama Tuhan tidak berbicara kepada umat-Nya, kehadiran Yohanes Pembaptis, sebagai utusan yang memberitakan kedatangan Tuhan, adalah penting. Ini menegaskan kembali realisasi janji Allah mengenai kedatangan Mesias, yang akan menyelamatkan umat-Nya.

Untuk mempersiapkan kedatangan Kristus, Yohanes Pembaptis berkhotbah tentang pertobatan dan pengampunan dosa. Ia mendorong orang untuk menyadari dosa-dosa mereka dan meminta pengampunan Allah (4).

Yohanes Pembaptis juga berkhotbah tentang keutamaan Kristus. Dia menempatkan Kristus sebagai yang utama dan menempatkan dirinya serendah mungkin di hadapan Kristus, sehingga untuk membuka tali kasut-Nya pun dia merasa tidak layak (7). Yohanes Pembaptis tidak menempatkan dirinya sebagai murid, yang bersedia melakukan apa saja bagi gurunya, tetapi membuka kasut sang guru tidaklah termasuk bagian tugasnya. Yohanes Pembaptis pun masih tidak berani menempatkan dirinya sebagai hamba, yang akan melakukan apa saja bagi tuannya, termasuk melepas tali kasut sang tuan. Ia menempatkan dirinya jauh lebih rendah dari itu, sampai-sampai ia merasa bahwa membuka tali kasut-Nya pun tidak layak. Dalam pemahaman itulah, Yohanes Pembaptis juga berkhotbah tentang kuasa Kristus. Ia hanya dapat menyiapkan hati orang-orang, tetapi Yesuslah yang berkuasa untuk mengubah hati mereka. Oleh karena itu, Yohanes Pembaptis sadar benar bahwa dirinya bukanlah aktor utama. Ia hanya berperan menghubungkan manusia dengan Kristus.

Dalam hidup dan pelayanan kita, kiranya kita pun belajar untuk menyadari bahwa Kristuslah yang seharus kita tinggikan. Dialah yang utama dalam hidup kita, Dialah yang harus ditinggikan dalam setiap pelayanan. Dan kiranya kita pun semakin belajar untuk merendahkan diri kita di bawah keutamaan-Nya. ©®
Published with Blogger-droid v2.0.2