Markus 4:1-20
Ilmu pertanian dapat menjelaskan bahwa selain mutu benih tanaman yang ditabur maka kesuburan tanah juga menentukan tumbuh tidaknya benih. Jika kedua faktor ini saling mendukung maka benih akan tumbuh baik dan menghasilkan buah yang baik pula. Sebaliknya, meskipun benih baik yang ditanam, tetapi jika tanahnya tidak subur maka benih tidak akan tumbuh optimal.
Demikian halnya dengan kehidupan rohani, firman Tuhan digambarkan sebagai benih yang ditaburkan dalam hati setiap orang (14). Namun keadaan hati seseorang ketika mendengar firman Tuhan juga berpengaruh terhadap kehidupan rohani selanjutnya. Keadaan hati yang tidak baik digambarkan seperti tanah di pinggir jalan, tanah berbatu, dan tanah bersemak duri (4-7). Ketiga macam tanah ini tidak memungkinkan benih bertumbuh dengan baik.
Itulah gambaran orang yang telah mendengarkan firman Tuhan, tetapi hidup kerohaniannya tidak mengalami pertumbuhan (15-19). Ada orang yang sudah lama menjadi jemaat suatu gereja, tetapi hidupnya masih kekanak-kanakan karena ia hanya mau mendengar firman Tuhan saja, tetapi tidak mau dibentuk sesuai firman tersebut. Maka setiap firman yang didengar berlalu begitu saja tanpa mendatangkan perubahan apa-apa.
Sedangkan keadaan hati yang baik digambarkan sebagai tanah yang subur sehingga memungkinkan benih dapat tumbuh dan menghasilkan buah lebat sesuai harapan penabur. Inilah gambaran orang yang mendengarkan firman Tuhan kemudian mengalami pertumbuhan sehingga ia bertumbuh ke arah kedewasaan rohani (8, 20). Ini bisa terjadi karena ia tidak hanya mendengarkan firman saja, tetapi juga bersedia menempatkan firman sebagai ketentuan tertinggi yang mengontrol hidupnya.
Bersediakah kita menyambut firman-Nya? Setiap orang mempunyai kesempatan sama untuk mendengarkan firman Tuhan, tetapi hanya orang yang memiliki sikap hati mau menyambut firman dengan benar yang akan mengalami kehidupan rohani yang bertumbuh dan berbuah. ©®
Published with Blogger-droid v2.0.4
No comments:
Post a Comment