Nats : Lalu berkatalah Daud kepada Natan: "Aku sudah berdosa kepada Tuhan." Dan Natan berkata kepada Daud: "Tuhan telah menjauhkan dosamu itu: engkau tidak akan mati." (Samuel 12:13)
2 Samuel 12:1-14
Seorang pecandu narkoba ditanya mengapa ia bisa kecanduan. Ia pun bercerita panjang lebar tentang orangtua yang sering memarahinya, saudaranya yang tidak mengasihinya, pacar yang memutuskan hubungan cinta dengannya, juga guru dan teman-teman yang sering merendahkannya. Sang pecandu menyalahkan semua orang kecuali dirinya sendiri.
Awalnya raja Daud juga menyalahkan orang kaya yang dilaporkan nabi Natan (ayat 5). Tak disangkanya, si orang kaya itu adalah cerminan dirinya. Ia sendii yang sudah merampas milik orang lain. Saya membayangkan Daud tercengang-cengang karena dosa yang dilakukannya secara sembunyi-sembunyi dibeberkan panjang lebar oleh nabi Natan (ayat 7-12). Sebagai raja, Daud bisa saja berdalih dan mencari alasan-alasan pembenaran, bahkan memecat Natan karena berani menegurnya. Namun ia sadar, ini adalah teguran dari Tuhan yang Mahatahu. Ia berdosa, bukan hanya pada sesama, tapi juga di hadapan Tuhan! Kesadaran ini membuat ia tak menuding orang lain atau situasi. Meski ia seorang raja besar, dengan jujur dan penuh sesal ia mengaku di hadapan Natan, "Aku sudah berdosa ...."
Sebagai keturunan Adam, kita semua cenderung memiliki hobi menyalahkan orang lain. Kita ingin dianggap benar dan terhindar dari hukuman. Kita ingin tetap dianggap baik dan dihormati orang. Kita ingin terhindar dari rasa malu dan tuntutan Tuhan Yang Mahatahu. Patutlah kita belajar untuk mengakui dosa sebagaimana yang Daud lakukan. Pengakuan dan penyesalan yang sungguh-sungguh merupakan bagian dari pertobatan dan perubahan hidup. Tuhan yang setia dan adil menghargai pengakuan yang jujur di hadapan-Nya (lihat 1 Yohanes 1:9).
TUHAN MENGHARGAI PENYESALAN DARI HATI YANG HANCUR.
DIA MENGAMPUNI DOSA-DOSA YANG DIAKUI DENGAN JUJUR.
Published with Blogger-droid v2.0.4