Selamat datang di Crent Regeneration.

Terimakasih atas kunjungan anda.
"Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah,"
"Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya."(Ef 2:19,8-10)

11/13/2014

( Panggilan Paulus 28 ) Lanjutkan.!


(28) Lanjutkan!
Kisah Para Rasul 28:17-31

Ketika mengunjungi suatu kota, Paulus selalu berusaha menemui orang-orang Yahudi di kota itu untuk mengabarkan Injil. Begitu pun di Roma, ia ingin bertemu para pemimpin komunitas Yahudi untuk memberitakan Injil. Selain itu, ia ingin menjelaskan alasan kedatangannya ke Roma, agar mereka tidak salah paham.

Karena Paulus berstatus sebagai tahanan rumah (16), ia pun mengundang mereka untuk datang (17). Di dalam pertemuan itu, Paulus menjelaskan bahwa ia tidak melawan bangsa dan adat istiadat mereka. Pemerintah Roma sendiri telah menyatakan bahwa ia tidak bersalah (18). 
Namun ia naik banding kepada kaisar karena orang Yahudi menentang hal itu (19). Semua itu terjadi karena janji Allah kepada Israel mengenai Juruselamat dan keselamatan yang akan mereka terima (20). Pertemuan itu ternyata tidak cukup satu kali karena para pemimpin itu masih ingin mendengarkan penjelasan lebih lanjut (22). 

Dalam pertemuan kedua, Paulus menjelaskan bahwa Yesus adalah penggenapan dari pengharapan orang Yahudi (23). Maka untuk ketiga kalinya Paulus mencatat karakteristik respons orang Yahudi terhadap Injil (24, 13:46, 18:6, bdk. Rm. 11:7-10). Memang jauh sebelumnya, Tuhan telah berkata kepada Yesaya bahwa orang Yahudi tidak akan percaya pada pesan Allah yang disampaikan si nabi kepada mereka (25-27, bdk. Yes. 6:9-10). Paulus melihat bahwa firman Tuhan kepada nabi Yesaya juga terjadi pada saat itu. Maka Paulus kemudian memusatkan perhatiannya untuk melayani bangsa-bangsa lain (28, bdk. Rm. 1:16).

Sayang sekali, Kisah Para Rasul berakhir bukan dengan keselamatan bangsa Israel, tetapi dengan penolakan mereka terhadap Injil. Meski demikian Injil masih terus diberitakan lalu dipercayai oleh orang-orang nonYahudi. Maka Kisah Para Rasul menjadi kisah penyebaran Injil, mulai dari Yerusalem sampai ke ujung bumi, mulai dari orang Yahudi sampai kepada orang nonYahudi. Kita, orang non Yahudi yang hidup dua puluh abad setelah Kisah Para Rasul, adalah bagian dari kisah penyebaran Injil itu. Marilah kita lanjutkan kisah itu dengan menyebarkannya juga.


17 Tiga hari kemudian Paulus memanggil orang-orang terkemuka bangsa Yahudi dan setelah mereka berkumpul, Paulus berkata: "Saudara-saudara, meskipun aku tidak berbuat kesalahan terhadap bangsa kita atau terhadap adat istiadat nenek moyang kita, namun aku ditangkap di Yerusalem dan diserahkan kepada orang-orang Roma. 
18 Setelah aku diperiksa, mereka bermaksud melepaskan aku, karena tidak terdapat suatu kesalahan pun padaku yang setimpal dengan hukuman mati.
19 Akan tetapi orang-orang Yahudi menentangnya dan karena itu terpaksalah aku naik banding kepada Kaisar, tetapi bukan dengan maksud untuk mengadukan bangsaku. 
20 Itulah sebabnya aku meminta, supaya aku melihat kamu dan berbicara dengan kamu, sebab justru karena pengharapan Israellah aku diikat dengan belenggu ini."
21 Akan tetapi mereka berkata kepadanya: "Kami tidak menerima surat-surat dari Yudea tentang engkau dan juga tidak seorang pun dari saudara-saudara kita datang memberitakan apa-apa yang jahat mengenai engkau.
22 Tetapi kami ingin mendengar dari engkau, bagaimana pikiranmu, sebab tentang mazhab ini kami tahu, bahwa di mana-mana pun ia mendapat perlawanan."
23 Lalu mereka menentukan suatu hari untuk Paulus. Pada hari yang ditentukan itu datanglah mereka dalam jumlah besar ke tempat tumpangannya. Ia menerangkan dan memberi kesaksian kepada mereka tentang Kerajaan Allah; dan berdasarkan hukum Musa dan kitab para nabi ia berusaha meyakinkan mereka tentang Yesus. Hal itu berlangsung dari pagi sampai sore.
24 Ada yang dapat diyakinkan oleh perkataannya, ada yang tetap tidak percaya. 
25 Maka bubarlah pertemuan itu dengan tidak ada kesesuaian di antara mereka. Tetapi Paulus masih mengatakan perkataan yang satu ini: "Tepatlah firman yang disampaikan Roh Kudus kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi Yesaya: 
26 Pergilah kepada bangsa ini, dan katakanlah: Kamu akan mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat, namun tidak menanggap. 
27 Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka. 
28 Sebab itu kamu harus tahu, bahwa keselamatan yang dari pada Allah ini disampaikan kepada bangsa-bangsa lain dan mereka akan mendengarnya."
29 [Dan setelah Paulus berkata demikian, pergilah orang-orang Yahudi itu dengan banyak perbedaan paham antara mereka.]
30 Dan Paulus tinggal dua tahun penuh di rumah yang disewanya sendiri itu; ia menerima semua orang yang datang kepadanya.
31 Dengan terus terang dan tanpa rintangan apa-apa ia memberitakan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus Kristus.

HALELUYA...!


11/12/2014

( Panggilan Paulus 27 ) Hanya Karena Allah


(27) Hanya karena Allah
Kisah Para Rasul 28:11-16

Dioskuri (Alkitab BIS: Dewa Kembar Kastor dan Poluks), adalah dewa pelindung para pelaut, yang dipercayai menjaga keamanan perjalanan di laut. Siapa saja yang melihatnya saat pelayarannya terlanda badai, dipercaya akan beroleh keberuntungan. Lalu mengapa Lukas, yang menulis Kisah Para Rasul ini, merasa perlu menyebutkan lambang kapal dari Aleksandria itu (11)? Dengan mengingat bahwa Paulus dan teman-temannya sekapal selamat dalam pelayaran karena pertolongan Allah, maka lambang Dioskuri bagai sebuah ironi. Dipuja sebagai dewa pelindung pelaut, nyatanya ia tidak berbuat apa pun saat kapal Paulus dilanda bahaya. Tuhan, Pelindung Paulus, jelas jauh lebih berkuasa atas laut daripada sang Dioskuri.

Maka berbeda dengan kisah pelayaran Paulus sebelumnya yang berbahaya, pelayaran dalam kisah ini relatif berjalan lancar. Saat tiba di Putioli, Paulus bertemu saudara-saudara seiman (13-14). Saat tiba di Roma pun, Paulus disambut oleh saudara-saudara seiman (15). 

Kemungkinan mereka adalah orang-orang yang telah membaca surat Paulus beberapa waktu sebelumnya, sehingga saat itu mereka merasa telah mengenal dia dengan baik. Sebab itu mereka rela menempuh perjalanan jauh untuk bertemu Paulus. Kedatangan mereka dan penerimaan mereka atas Paulus membuat Paulus bersyukur kepada Allah (15).

Dapatkah semua itu terjadi bila bukan Allah yang memberi pertolongan? Paulus bukan tidak tahu bahaya yang akan menimpa dia dalam perjalanan, karena Tuhan telah terlebih dahulu memberitahu dia. Namun dia juga tahu bahwa Allah menginginkan dia sampai ke Roma. Karena itu dia berani menanggung segala risiko perjalanan yang dia tempuh.

Mendapat tanggung jawab untuk melayani tidak selalu berarti bahwa kita akan dapat mengerjakannya dengan lancar senantiasa. Kadangkala ada hambatan dari diri sendiri, kadang ada hambatan dari luar. Namun bila kita yakin bahwa itulah tugas yang Tuhan percayakan kepada kita, maka yakinilah juga bahwa Dia akan menyertai Anda sampai pada kesudahan zaman.


11 Tiga bulan kemudian kami berangkat dari situ naik sebuah kapal dari Aleksandria yang selama musim dingin berlabuh di pulau itu. Kapal itu memakai lambang Dioskuri.
12 Kami singgah di Sirakusa dan tinggal di situ tiga hari lamanya. 
13 Dari situ kami menyusur pantai, lalu sampai ke Regium. Sehari kemudian bertiuplah angin selatan dan pada hari kedua sampailah kami di Putioli.
14 Di situ kami berjumpa dengan anggota-anggota jemaat, dan atas undangan mereka kami tinggal tujuh hari bersama-sama mereka. Sesudah itu kami berangkat ke Roma.
15 Saudara-saudara yang di sana telah mendengar tentang hal ihwal kami dan mereka datang menjumpai kami sampai ke Forum Apius dan Tres Taberne. Ketika Paulus melihat mereka, ia mengucap syukur kepada Allah lalu kuatlah hatinya. 
16 Setelah kami tiba di Roma, Paulus diperbolehkan tinggal dalam rumah sendiri bersama-sama seorang prajurit yang mengawalnya.


11/11/2014

( Panggilan Paulus 26 ) Berkaryalah Bagi Dia


(26) Berkaryalah bagi Dia
Kisah Para Rasul 28:1-10

Yesus pernah berkata, "Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh." (Markus. 16:17-18). Perkataan Yesus ini tergenapi ketika Paulus berada di pulau Malta.

Insiden yang terjadi saat penumpang kapal berdiang di sekitar api ungun, di mana Paulus digigit ular beludak tetapi tidak mati (2-6), merupakan bukti bahwa Tuhan menyertai Paulus dengan kuasa mukjizat-Nya, dan sekaligus menjadi kesempatan Allah memakainya sebagai alat pemberitaan Injil keselamatan bagi penduduk Malta. Memang sesaat penduduk Malta menyanjung Paulus sebagai dewa karena ia tidak mati saat digigit ular beludak tersebut. Namun, ini merupakan kesempatan Paulus menjelaskan kuasa Kristus di balik kejadian ajaib tersebut.

Kesempatan kedua muncul ketika Paulus menyembuhkan ayah Publius, gubernur Malta, yang sakit demam dan disentri (8). Tentu saja berita itu dengan cepat menyebar ke seluruh pulau. Bila sebelumnya penduduk pulau Malta berlarian ke pantai untuk menolong para penumpang kapal yang kandas, saat itu mereka justru meminta agar orang-orang sakit di pulau itu disembuhkan (9).

Pelayanan Paulus kepada orang-orang Malta ternyata bermanfaat secara fisik juga, karena mereka menyampaikan rasa terima kasih mereka dengan menyediakan keperluan Paulus dan teman-temannya sekapal (10). Dalam hal ini kita melihat bahwa kehadiran Paulus menjadi berkat bagi teman-temannya sekapal, juga bagi penduduk pulau Malta. Kuasa Allah sungguh nyata bekerja di dalam dan melalui Paulus.

Kuasa yang sama juga ada di dalam diri kita, orang-orang yang percaya kepada Kristus. Kita pun akan dipakai-Nya secara luar biasa untuk memashyurkan nama-Nya bila kita bersedia. Maka pekalah pada panggilan-Nya dan berkaryalah bagi Dia.


Kisah Para Rasul 28:1-10
1 Setelah kami tiba dengan selamat di pantai, barulah kami tahu, bahwa daratan itu adalah pulau Malta. 
2 Penduduk pulau itu sangat ramah terhadap kami. Mereka menyalakan api besar dan mengajak kami semua ke situ karena telah mulai hujan dan hawanya dingin.
3 Ketika Paulus memungut seberkas ranting-ranting dan meletakkannya di atas api, keluarlah seekor ular beludak karena panasnya api itu, lalu menggigit tangannya.
4 Ketika orang-orang itu melihat ular itu terpaut pada tangan Paulus, mereka berkata seorang kepada yang lain: "Orang ini sudah pasti seorang pembunuh, sebab, meskipun ia telah luput dari laut, ia tidak dibiarkan hidup oleh Dewi Keadilan." 
5 Tetapi Paulus mengibaskan ular itu ke dalam api, dan ia sama sekali tidak menderita sesuatu. 
6 Namun mereka menyangka, bahwa ia akan bengkak atau akan mati rebah seketika itu juga. Tetapi sesudah lama menanti-nanti, mereka melihat, bahwa tidak ada apa-apa yang terjadi padanya, maka sebaliknya mereka berpendapat, bahwa ia seorang dewa.
7 Tidak jauh dari tempat itu ada tanah milik gubernur pulau itu. Gubernur itu namanya Publius. Ia menyambut kami dan menjamu kami dengan ramahnya selama tiga hari.
8 Ketika itu ayah Publius terbaring karena sakit demam dan disentri. Paulus masuk ke kamarnya; ia berdoa serta menumpangkan tangan ke atasnya dan menyembuhkan dia.
9 Sesudah peristiwa itu datanglah juga orang-orang sakit lain dari pulau itu dan mereka pun disembuhkan juga.
10 Mereka sangat menghormati kami dan ketika kami bertolak, mereka menyediakan segala sesuatu yang kami perlukan.


11/10/2014

( Panggilan Paulus 25 ) Kepemimpinan Fungsional


(25) Kepemimpinan fungsional
Kisah Para Rasul 27:14-44

Secara umum, kepemimpinan sering dipandang sebagai status atau kedudukan daripada sebagai suatu pelayanan. Sering juga kepemimpinan diserahkan kepada seseorang sebagai hadiah atas prestasinya, dan bukan sebagai tanggung jawab yang membutuhkan kerendahhatian. Maka banyak orang yang bekerja untuk meraih sebuah kedudukan dalam kepemimpinan dan bukan untuk melayani orang lain serta membiarkan karakter kepemimpinan itu yang bertumbuh dalam dirinya.

Kepemimpinan Paulus muncul di kapal yang menuju ke Roma itu. Meski sebelumnya sarannya tidak didengar, Paulus tidak lantas merajuk dan berdiam diri. Kemungkinan bahaya bila kapal melanjutkan pelayaran seperti yang telah dikatakan Paulus, ternyata terjadi. Angin badai melanda (14). Awak kapal pun berupaya menyelamatkan kapal, dengan menurunkan layar dan membiarkan kapal terapung-apung (17) serta meringankan beban kapal dengan membuang alat-alat kapal (19). Karena tidak ada hasil atas semua upaya itu, mereka jadi putus asa (20). Pada saat itulah Paulus tampil dan membangkitkan semangat dengan menyampaikan pesan Allah yang disampaikan kepada dia melalui malaikat (22-24). Paulus juga mencegah para awak kapal yang berusaha melarikan diri (30-32). Saran sederhana, tetapi penting pun dikatakan oleh Paulus, yaitu mengajak mereka makan (33-36). Paulus melakukan semua itu tanpa posisi kepemimpinan secara formal. Ia bukan kapten kapal atau prajurit kaisar. Ia hanyalah seorang tahanan.

Kepemimpinan Paulus memang tidak dipandang sebagai kepemimpinan rohani oleh orang-orang di kapal itu. Mereka mengikuti saran Paulus karena telah terbukti kebenaran perkataan dan kompetensinya. Inilah yang disebut sebagai kepemimpinan fungsional, tanpa jabatan formal, tetapi melakukan fungsinya tatkala dibutuhkan, tatkala tak seorang pun dapat memberikan jawaban.

Kita pun bisa tampil menjadi pemimpin fungsional bagi dunia di sekitar kita. Tak perlu jabatan dan pelantikan, tetapi berilah pertolongan dan layanilah mereka yang membutuhkan.


14 Tetapi tidak berapa lama kemudian turunlah dari arah pulau itu angin badai, yang disebut angin "Timur Laut".
15 Kapal itu dilandanya dan tidak tahan menghadapi angin haluan. Karena itu kami menyerah saja dan membiarkan kapal kami terombang-ambing.
16 Kemudian kami hanyut sampai ke pantai sebuah pulau kecil bernama Kauda, dan di situ dengan susah payah kami dapat menguasai sekoci kapal itu.
17 Dan setelah sekoci itu dinaikkan ke atas kapal, mereka memasang alat-alat penolong dengan meliliti kapal itu dengan tali. Dan karena takut terdampar di beting Sirtis, mereka menurunkan layar dan membiarkan kapal itu terapung-apung saja. 
18 Karena kami sangat hebat diombang-ambingkan angin badai, maka pada keesokan harinya mereka mulai membuang muatan kapal ke laut.
19 Dan pada hari yang ketiga mereka membuang alat-alat kapal dengan tangan mereka sendiri. 
20 Setelah beberapa hari lamanya baik matahari maupun bintang-bintang tidak kelihatan, dan angin badai yang dahsyat terus-menerus mengancam kami, akhirnya putuslah segala harapan kami untuk dapat menyelamatkan diri kami. 
21 Dan karena mereka beberapa lamanya tidak makan, berdirilah Paulus di tengah-tengah mereka dan berkata: "Saudara-saudara, jika sekiranya nasihatku dituruti, supaya kita jangan berlayar dari Kreta, kita pasti terpelihara dari kesukaran dan kerugian ini! 
22 Tetapi sekarang, juga dalam kesukaran ini, aku menasihatkan kamu, supaya kamu tetap bertabah hati, sebab tidak seorang pun di antara kamu yang akan binasa, kecuali kapal ini.
23 Karena tadi malam seorang malaikat dari Allah, yaitu dari Allah yang aku sembah sebagai milik-Nya, berdiri di sisiku,
24 dan ia berkata: Jangan takut, Paulus! Engkau harus menghadap Kaisar; dan sesungguhnya oleh karunia Allah, maka semua orang yang ada bersama-sama dengan engkau di kapal ini akan selamat karena engkau.
25 Sebab itu tabahkanlah hatimu, saudara-saudara! Karena aku percaya kepada Allah, bahwa semuanya pasti terjadi sama seperti yang dinyatakan kepadaku.
26 Namun kita harus mendamparkan kapal ini di salah satu pulau." 
27 Malam yang keempat belas sudah tiba dan kami masih tetap terombang-ambing di laut Adria. Tetapi kira-kira tengah malam anak-anak kapal merasa, bahwa mereka telah dekat daratan.
28 Lalu mereka mengulurkan batu duga, dan ternyata air di situ dua puluh depa dalamnya. Setelah maju sedikit mereka menduga lagi dan ternyata lima belas depa.
29 Dan karena takut, bahwa kami akan terkandas di salah satu batu karang, mereka membuang empat sauh di buritan, dan kami sangat berharap mudah-mudahan hari lekas siang.
30 Akan tetapi anak-anak kapal berusaha untuk melarikan diri dari kapal. Mereka menurunkan sekoci, dan berbuat seolah-olah mereka hendak melabuhkan beberapa sauh di haluan.
31 Karena itu Paulus berkata kepada perwira dan prajurit-prajuritnya: "Jika mereka tidak tinggal di kapal, kamu tidak mungkin selamat."
32 Lalu prajurit-prajurit itu memotong tali sekoci dan membiarkannya hanyut. 
33 Ketika hari menjelang siang, Paulus mengajak semua orang untuk makan, katanya: "Sudah empat belas hari lamanya kamu menanti-nanti saja, menahan lapar dan tidak makan apa-apa.
34 Karena itu aku menasihati kamu, supaya kamu makan dahulu. Hal itu perlu untuk keselamatanmu. Tidak seorang pun di antara kamu akan kehilangan sehelai pun dari rambut kepalanya."
35 Sesudah berkata demikian, ia mengambil roti, mengucap syukur kepada Allah di hadapan semua mereka, memecah-mecahkannya, lalu mulai makan.
36 Maka kuatlah hati semua orang itu, dan mereka pun makan juga. 
37 Jumlah kami semua yang di kapal itu dua ratus tujuh puluh enam jiwa. 
38 Setelah makan kenyang, mereka membuang muatan gandum ke laut untuk meringankan kapal itu. 
39 Dan ketika hari mulai siang, mereka melihat suatu teluk yang rata pantainya. Walaupun mereka tidak mengenal daratan itu, mereka memutuskan untuk sedapat mungkin mendamparkan kapal itu ke situ.
40 Mereka melepaskan tali-tali sauh, lalu meninggalkan sauh-sauh itu di dasar laut. Sementara itu mereka mengulurkan tali-tali kemudi, memasang layar topang, supaya angin meniup kapal itu menuju pantai.
41 Tetapi mereka melanggar busung pasir, dan terkandaslah kapal itu. Haluannya terpancang dan tidak dapat bergerak dan buritannya hancur dipukul oleh gelombang yang hebat.
42 Pada waktu itu prajurit-prajurit bermaksud untuk membunuh tahanan-tahanan, supaya jangan ada seorang pun yang melarikan diri dengan berenang.
43 Tetapi perwira itu ingin menyelamatkan Paulus. Karena itu ia menggagalkan maksud mereka, dan memerintahkan, supaya orang-orang yang pandai berenang lebih dahulu terjun ke laut dan naik ke darat,
44 dan supaya orang-orang lain menyusul dengan mempergunakan papan atau pecahan-pecahan kapal. Demikianlah mereka semua selamat naik ke darat.


11/08/2014

( Panggilan paulus 24 ) Bukan Hanya Kepentingan Diri


(24) Bukan hanya kepentingan diri
Kisah Para Rasul 27:1-13

Ada stasiun televisi yang menyiarkan program prakiraan cuaca setiap hari. Tentu prakiraan cuaca itu berasal dari sumber yang bisa dipercaya, yang memantau cuaca berdasarkan ilmu dan teknologi tertentu. Maka tak mengherankan bila seorang seperti Paulus, tidak dipercaya untuk membuat prakiraan cuaca.
Yulius, perwira pasukan kaisar Roma, memperlakukan Paulus dengan ramah (3). Ini mungkin karena Paulus berbeda dari tahanan lain, ia adalah warga negara Roma yang ingin bertemu kaisar. Saat itu mereka dalam pelayaran menuju Italia (1). Berlayar dalam musim dingin memang tidak aman karena kemungkinan adanya badai sangat besar. Sebab itu, mereka harus melewatkan musim dingin dengan tinggal di sebuah kota dan pelayaran baru dilanjutkan setelah musim dingin berlalu.

Nakhoda dan jurumudi kapal yang lebih berpengalaman dalam berlayar memutuskan untuk meninggalkan Pelabuhan Indah dan melanjutkan pelayaran ke Feniks, kota pelabuhan berikutnya yang dapat mereka singgahi. Keputusan itu diambil karena Pelabuhan Indah bukan tempat yang ideal untuk ditinggali selama musim dingin (12).

Akan tetapi, Paulus memiliki pendapat berbeda, Ia menyarankan agar mereka tetap tinggal di Pelabuhan Indah karena melanjutkan perjalanan dalam cuaca seperti itu akan berisiko sangat besar, termasuk risiko nyawa mereka (9)! Apakah pendapat Paulus ini didengar? Dalam hal ini, tentu tidak mengherankan bila Yulius, sang perwira lebih mau mendengarkan saran nakhoda dan jurumudi kapal (11). Menurut para awal kapal, lebih baik berupaya keras untuk mencapai kota Feniks. Dan keputusan ini kelak akan mereka sesali dikemudian hari.

Seperti telah dinyatakan kepadanya, Paulus tahu bahwa ia akan selamat sampai di Roma. Meski demikian, ia peduli kepada orang lain dalam kapal itu, para tahanan yang mungkin dalam kondisi terbelenggu sehingga tak bisa menyelamatkan diri bila terjadi kecelakaan. Dalam hal ini kita melihat teladan Paulus, yang tidak hanya memikirkan diri sendiri dan berani berbicara bagi kepentingan orang lain.


Kisah Para Rasul 27:1-13
1 Setelah diputuskan, bahwa kami akan berlayar ke Italia, maka Paulus dan beberapa orang tahanan lain diserahkan kepada seorang perwira yang bernama Yulius dari pasukan Kaisar.
2 Kami naik ke sebuah kapal dari Adramitium yang akan berangkat ke pelabuhan-pelabuhan di sepanjang pantai Asia, lalu kami bertolak. Aristarkhus, seorang Makedonia dari Tesalonika, menyertai kami.
3 Pada keesokan harinya kami singgah di Sidon. Yulius memperlakukan Paulus dengan ramah dan memperbolehkannya mengunjungi sahabat-sahabatnya, supaya mereka melengkapkan keperluannya. 
4 Oleh karena angin sakal kami berlayar dari situ menyusur pantai Siprus. 
5 Dan setelah mengarungi laut di depan Kilikia dan Pamfilia, sampailah kami di Mira, di daerah Likia. 
6 Di situ perwira kami menemukan sebuah kapal dari Aleksandria yang hendak berlayar ke Italia. Ia memindahkan kami ke kapal itu.
7 Selama beberapa hari berlayar, kami hampir-hampir tidak maju dan dengan susah payah kami mendekati Knidus. Karena angin tetap tidak baik, kami menyusur pantai Kreta melewati tanjung Salmone.
8 Sesudah kami dengan susah payah melewati tanjung itu, sampailah kami di sebuah tempat bernama Pelabuhan Indah, dekat kota Lasea.
9 Sementara itu sudah banyak waktu yang hilang. Waktu puasa sudah lampau dan sudah berbahaya untuk melanjutkan pelayaran. Sebab itu Paulus memperingatkan mereka, katanya:
10 "Saudara-saudara, aku lihat, bahwa pelayaran kita akan mendatangkan kesukaran-kesukaran dan kerugian besar, bukan saja bagi muatan dan kapal, tetapi juga bagi nyawa kita."
11 Tetapi perwira itu lebih percaya kepada jurumudi dan nakhoda dari pada kepada perkataan Paulus. 
12 Karena pelabuhan itu tidak baik untuk tinggal di situ selama musim dingin, maka kebanyakan dari mereka lebih setuju untuk berlayar terus dan mencoba mencapai kota Feniks untuk tinggal di situ selama musim dingin. Kota Feniks adalah sebuah pelabuhan pulau Kreta, yang terbuka ke arah barat daya dan ke arah barat laut.
13 Pada waktu itu angin sepoi-sepoi bertiup dari selatan. Mereka menyangka, bahwa maksud mereka sudah tentu akan tercapai. Mereka membongkar sauh, lalu berlayar dekat sekali menyusur pantai Kreta.


( Panggilan Paulus 23 ) Menggunakan Setiap Kesempatan


(23) Menggunakan Setiap kesempatan
Kisah Para Rasul 26:24-32

Meski Injil adalah kebenaran Allah, tetapi tidak semua orang dapat memberi respons positif. Ini tampak pada diri kedua orang pemimpin Romawi ini, Festus dan Agripa.
Setelah mendengar pemaparan Paulus, Festus menganggap Paulus gila (24). Benarlah perkataan Paulus, "... pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa..." (1Korintus 1:18). Menjawab respons Festus, Paulus menyatakan bahwa dirinya tidak gila karena ia mengatakan kebenaran dengan pikiran yang sehat (25). Allah, yang Paulus beritakan, memang kadangkala bertindak melampaui akal, tetapi bukan bertentangan dengan akal sehat.

Lalu bagaimana dengan Agripa? Ia tersudut. Jika ia menyetujui perkataan Paulus, ia akan kehilangan muka di hadapan Festus dan orang-orang Romawi lainnya. Namun jika ia berkata bahwa ia tidak percaya kepada para nabi, pengaruhnya atas orang Yahudi akan berakhir. Dengan cerdik Agripa berkata, "Hampir-hampir saja kau yakinkan aku menjadi orang Kristen!" (28).

Hampir menjadi Kristen berarti hampir diselamatkan dari hukuman dosa, yaitu maut. Maka, kata "hampir" tidaklah cukup untuk menyatakan iman Kristen sebab "hampir" masih menyatakan penolakan.

Meski demikian, Paulus pantang menyerah. Ia tidak mundur sedikit pun demi Injil. Ia tahu betapa pentingnya keselamatan bagi Agripa dan bagi semua orang yang ada di situ, tidak peduli apakah mereka orang-orang yang berkuasa dan memiliki pengaruh besar. Oleh karena itu, ia berdoa agar mereka yang ada di situ bisa sama seperti dia (29).

Walau kesempatan itu adalah kesempatan untuk meyakinkan para penguasa serta para hadirin bahwa dirinya tidak bersalah, Paulus memakai kesempatan itu untuk sesuatu yang lebih besar, yaitu untuk memberitakan Kristus. Meneladani Paulus, kiranya kita pun belajar untuk menggunakan tiap kesempatan yang ada untuk berbicara tentang Kristus, agar orang mengetahui bahwa Kristus saja satu-satunya jalan menuju keselamatan kekal. Apa pun respons mereka, yang penting kita telah melaksanakan tugas kita.


24 Sementara Paulus mengemukakan semuanya itu untuk mempertanggungjawabkan pekerjaannya, berkatalah Festus dengan suara keras: "Engkau gila, Paulus! Ilmumu yang banyak itu membuat engkau gila."
25 Tetapi Paulus menjawab: "Aku tidak gila, Festus yang mulia! Aku mengatakan kebenaran dengan pikiran yang sehat!
26 Raja juga tahu tentang segala perkara ini, sebab itu aku berani berbicara terus terang kepadanya. Aku yakin, bahwa tidak ada sesuatu pun dari semuanya ini yang belum didengarnya, karena perkara ini tidak terjadi di tempat yang terpencil. 
27 Percayakah engkau, raja Agripa, kepada para nabi? Aku tahu, bahwa engkau percaya kepada mereka." 
28 Jawab Agripa: "Hampir-hampir saja kauyakinkan aku menjadi orang Kristen!" 
29 Kata Paulus: "Aku mau berdoa kepada Allah, supaya segera atau lama-kelamaan bukan hanya engkau saja, tetapi semua orang lain yang hadir di sini dan yang mendengarkan perkataanku menjadi sama seperti aku, kecuali belenggu-belenggu ini." 
30 Lalu bangkitlah raja dan wali negeri serta Bernike dan semua orang yang duduk bersama-sama mereka. 
31 Sementara mereka keluar, mereka berkata seorang kepada yang lain: "Orang itu tidak melakukan sesuatu yang setimpal dengan hukuman mati atau hukuman penjara."
32 Kata Agripa kepada Festus: "Orang itu sebenarnya sudah dapat dibebaskan sekiranya ia tidak naik banding kepada Kaisar."


11/06/2014

( Panggilan Paulus 22 ) Kabarkanlah !


(22) Kabarkanlah!
Kisah Para Rasul 26:1-23

Berada di hadapan Kaisar Agripa sama sekali tidak membuat Paulus gentar. Ia justru gembira (2) karena kasusnya diadili oleh pemimpin tertinggi. Di balik itu, ini merupakan kesempatan untuk mengabarkan Injil kepada sang raja. Sebelumnya, Tuhan pernah berkata, "...orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel." (Kis. 9:15). Maka walau Paulus berbicara dalam konteks membela diri terhadap tuduhan orang Israel, sesungguhnya isi pembelaannya adalah pemberitaan Injil. Lalu dengan bijak, Paulus menempatkan Agripa sebagai seorang yang memiliki pengetahuan dan pengalaman tentang orang Yahudi (3).

Kemudian secara panjang lebar, Paulus mengisahkan kehidupannya sebelum ia bertobat (4-11). Setelah itu, ia memaparkan kisah pertobatannya dan apa yang dia lakukan setelah pertobatannya itu, yaitu berusaha membuat orang berbalik kepada Allah dan hidup sesuai pertobatan itu dengan memberitakan Kristus dengan kematian dan kebangkitan-Nya untuk menebus manusia dari dosa (12-20). Dan inilah alasan yang sesungguhnya, yang membuat orang-orang Yahudi ingin membunuh Paulus (21). Jadi bukan karena ia membahayakan banyak orang melalui ajaran-Nya, menimbulkan kekacauan, atau melanggar kekudusan bait suci.

Perhatikanlah bahwa isi pembelaan Paulus bukanlah pembuktian bahwa dirinya tak bersalah, melainkan untuk menyatakan bahwa Agripa perlu menerima keselamatan yang dari Allah. Meski dirinya berstatus terdakwa dengan ancaman hukuman mati, Paulus seolah tak peduli dengan kondisi dirinya. Ia justru sangat peduli terhadap orang-orang yang dia hadapi, karena mereka adalah orang-orang terhilang yang perlu diselamatkan oleh Kristus.
Adakah kepedulian itu kita miliki juga, yaitu kepedulian terhadap orang-orang terhilang yang ada di sekitar kita, yang perlu menerima anugerah keselamatan dari Kristus? Mintalah pertolongan dari Allah agar Anda disanggupkan untuk memberitakan hal itu.


Kisah Para Rasul 26:1-23
1 Kata Agripa kepada Paulus: "Engkau diberi kesempatan untuk membela diri." Paulus memberi isyarat dengan tangannya, lalu memberi pembelaannya seperti berikut:
2 "Ya raja Agripa, aku merasa berbahagia, karena pada hari ini aku diperkenankan untuk memberi pertanggungan jawab di hadapanmu terhadap segala tuduhan yang diajukan orang-orang Yahudi terhadap diriku,
3 terutama karena engkau tahu benar-benar adat istiadat dan persoalan orang Yahudi. Sebab itu aku minta kepadamu, supaya engkau mendengarkan aku dengan sabar.
4 Semua orang Yahudi mengetahui jalan hidupku sejak masa mudaku, sebab dari semula aku hidup di tengah-tengah bangsaku di Yerusalem.
5 Sudah lama mereka mengenal aku dan sekiranya mereka mau, mereka dapat memberi kesaksian, bahwa aku telah hidup sebagai seorang Farisi menurut mazhab yang paling keras dalam agama kita. 
6 Dan sekarang aku harus menghadap pengadilan oleh sebab aku mengharapkan kegenapan janji, yang diberikan Allah kepada nenek moyang kita,
7 dan yang dinantikan oleh kedua belas suku kita, sementara mereka siang malam melakukan ibadahnya dengan tekun. Dan karena pengharapan itulah, ya raja Agripa, aku dituduh orang-orang Yahudi.
8 Mengapa kamu menganggap mustahil, bahwa Allah membangkitkan orang mati? 
9 Bagaimanapun juga, aku sendiri pernah menyangka, bahwa aku harus keras bertindak menentang nama Yesus dari Nazaret. 
10 Hal itu kulakukan juga di Yerusalem. Aku bukan saja telah memasukkan banyak orang kudus ke dalam penjara, setelah aku memperoleh kuasa dari imam-imam kepala, tetapi aku juga setuju, jika mereka dihukum mati.
11 Dalam rumah-rumah ibadat aku sering menyiksa mereka dan memaksanya untuk menyangkal imannya dan dalam amarah yang meluap-luap aku mengejar mereka, bahkan sampai ke kota-kota asing."
12 "Dan dalam keadaan demikian, ketika aku dengan kuasa penuh dan tugas dari imam-imam kepala sedang dalam perjalanan ke Damsyik,
13 tiba-tiba, ya raja Agripa, pada tengah hari bolong aku melihat di tengah jalan itu cahaya yang lebih terang dari pada cahaya matahari, turun dari langit meliputi aku dan teman-teman seperjalananku.
14 Kami semua rebah ke tanah dan aku mendengar suatu suara yang mengatakan kepadaku dalam bahasa Ibrani: Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku? Sukar bagimu menendang ke galah rangsang.
15 Tetapi aku menjawab: Siapa Engkau, Tuhan? Kata Tuhan: Akulah Yesus, yang kauaniaya itu.
16 Tetapi sekarang, bangunlah dan berdirilah. Aku menampakkan diri kepadamu untuk menetapkan engkau menjadi pelayan dan saksi tentang segala sesuatu yang telah kaulihat dari pada-Ku dan tentang apa yang akan Kuperlihatkan kepadamu nanti.
17 Aku akan mengasingkan engkau dari bangsa ini dan dari bangsa-bangsa lain. Dan Aku akan mengutus engkau kepada mereka,
18 untuk membuka mata mereka, supaya mereka berbalik dari kegelapan kepada terang dan dari kuasa Iblis kepada Allah, supaya mereka oleh iman mereka kepada-Ku memperoleh pengampunan dosa dan mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang yang dikuduskan.
19 Sebab itu, ya raja Agripa, kepada penglihatan yang dari sorga itu tidak pernah aku tidak taat. 
20 Tetapi mula-mula aku memberitakan kepada orang-orang Yahudi di Damsyik, di Yerusalem dan di seluruh tanah Yudea, dan juga kepada bangsa-bangsa lain, bahwa mereka harus bertobat dan berbalik kepada Allah serta melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan pertobatan itu. 
21 Karena itulah orang-orang Yahudi menangkap aku di Bait Allah, dan mencoba membunuh aku. 
22 Tetapi oleh pertolongan Allah aku dapat hidup sampai sekarang dan memberi kesaksian kepada orang-orang kecil dan orang-orang besar. Dan apa yang kuberitakan itu tidak lain dari pada yang sebelumnya telah diberitahukan oleh para nabi dan juga oleh Musa, 
23 yaitu, bahwa Mesias harus menderita sengsara dan bahwa Ia adalah yang pertama yang akan bangkit dari antara orang mati, dan bahwa Ia akan memberitakan terang kepada bangsa ini dan kepada bangsa-bangsa lain."