Tudingan Yesaya bahwa Yerusalem telah menjadi pelacur (21) memang keras, namun benar! Umat Tuhan telah melacurkan dirinya kepada ilah bangsa lain (29), para pemimpinnya telah menindas rakyatnya (23). Segala sesuatu yang berharga dalam hidup umat Tuhan yang dilambangkan perak dan anggur telah menjadi tidak berarti bahkan najis.
Bagaimanakah sikap Tuhan terhadap pengkhianatan mereka? Di satu sisi Tuhan menyatakan penghakiman yang dahsyat dan penghukuman yang keras (24, 28). Akan tetapi di sisi lain, tindakan keras Tuhan adalah untuk memurnikan umat-Nya (26) dari para pemimpin yang korup, yang moralitasnya bobrok, yang menyalah gunakan jabatan untuk keuntungan pribadi agar tidak lebih lanjut mengkontaminasi umat Tuhan. Ibarat perak yang kotor dibakar agar murni kembali demikian hukuman Tuhan yang keras dimaksud untuk membersihkan mereka dari orang-orang jahat. Sebaliknya orang benar akan Tuhan luputkan dan selamatkan (27). Tidak ada yang dapat menyelamatkan diri dari murka Tuhan! Bahkan mereka yang mengandalkan dewa-dewi sesembahan mereka akan mendapat malu karena sandaran mereka tidak ada apa-apanya (29-31).
Beranikah Anda mewakili Tuhan menuding kota Anda sebagai kota maksiat di mana kebejatan moral dan korupsi melanda segala lapisan masyarakat? Tentu dengan lebih dahulu Anda berkaca pada firman-Nya bahwa Anda bukan bagian dari kemaksiatan dan kebejatan moral tersebut. Juga bukan tujuan Anda meminta Tuhan memusnahkan kota Anda melainkan memurnikannya sehingga orang benar terpelihara, kejahatan dihancurkan! Oleh sebab itu, waktu kita bersyafaat untuk bangsa dan negara kita jangan hanya minta berkat dan belas kasih untuk semua orang. Kita harus bersyafaat dengan menangis agar hukuman setimpal dijatuhkan kepada pemimpin yang merusak bangsa dan negara kita. Kita harus berdoa untuk pertobatannya, dan berdoa untuk pemulihan moralitas seluruh anak negeri. Tentu, kita harus siap menjadi utusan Allah bagi pemulihan bangsa dan negara kita!
Published with Blogger-droid v1.7.4