(6) Setia memberitakan Injil
Kisah Para
Rasul 17:16-34
Dalam bagian firman Tuhan ini kita akan menelusuri jejak Paulus yang kali ini tidak disertai rekannya, Silas dan Timotius, yang masih tinggal di Berea. Bagian ini dimulai dengan kesedihan hati Paulus tatkala melihat bahwa kota Atena ternyata penuh dengan patung-patung berhala.
(16) Sementara Paulus menantikan mereka di Atena,
sangat sedih hatinya karena ia melihat, bahwa kota itu penuh dengan
patung-patung berhala.
Hal ini
memotivasi Paulus untuk memberitakan firman Tuhan dengan cara bertukar pikiran
dengan orang-orang Yahudi dan orang-orang yang takut akan Allah, bahkan dengan
orang yang setiap hari dijumpainya di pasar.
(17) Karena itu di rumah ibadat ia bertukar pikiran
dengan orang-orang Yahudi dan orang-orang yang takut akan Allah, dan di pasar
setiap hari dengan orang-orang yang dijumpainya di situ.
Perjumpaannya
dengan beberapa ahli pikir Yunani dari golongan Stoa maupun Epikurus , membuahkan
kesempatan bagi Paulus untuk berbicara di depan sidang terbuka Areopagus, yaitu
semacam sidang dewan kota Atena.
(18) Dan juga beberapa ahli pikir dari golongan
Epikuros dan Stoa bersoal jawab dengan dia dan ada yang berkata: "Apakah
yang hendak dikatakan si peleter ini?" Tetapi yang lain berkata:
"Rupa-rupanya ia adalah pemberita ajaran dewa-dewa asing." Sebab ia
memberitakan Injil tentang Yesus dan tentang kebangkitan-Nya.
Peluang emas
ini dipakai Paulus untuk menjelaskan secara tuntas mengenai Allah sebagai
Pencipta, yang juga Tuhan atas ciptaan-Nya, serta tidak tinggal dalam kuil
buatan tangan manusia.
(22) Paulus pergi berdiri di atas Areopagus dan
berkata: "Hai orang-orang Atena, aku lihat, bahwa dalam segala hal kamu
sangat beribadah kepada dewa-dewa.
(23) Sebab ketika aku berjalan-jalan di kotamu dan melihat-lihat barang-barang pujaanmu, aku menjumpai juga sebuah mezbah dengan tulisan: Kepada Allah yang tidak dikenal. Apa yang kamu sembah tanpa mengenalnya, itulah yang kuberitakan kepada kamu.
(24) Allah yang telah menjadikan bumi dan segala isinya, Ia, yang adalah Tuhan atas langit dan bumi, tidak diam dalam kuil-kuil buatan tangan manusia,
(23) Sebab ketika aku berjalan-jalan di kotamu dan melihat-lihat barang-barang pujaanmu, aku menjumpai juga sebuah mezbah dengan tulisan: Kepada Allah yang tidak dikenal. Apa yang kamu sembah tanpa mengenalnya, itulah yang kuberitakan kepada kamu.
(24) Allah yang telah menjadikan bumi dan segala isinya, Ia, yang adalah Tuhan atas langit dan bumi, tidak diam dalam kuil-kuil buatan tangan manusia,
Allah
sedemikian tidak dilayani oleh tangan manusia sebaliknya Dialah pemberi dan
penopang kehidupan manusia. Paulus kemudian mendorong semua pendengarnya agar
mereka mencari Dia seraya mendoakan agar mereka dapat menjamah dan menemukan
Dia yang tidak jauh dari mereka.
(25) dan juga tidak dilayani oleh tangan manusia,
seolah-olah Ia kekurangan apa-apa, karena Dialah yang memberikan hidup dan
nafas dan segala sesuatu kepada semua orang.
(26) Dari satu orang saja Ia telah menjadikan semua bangsa dan umat manusia untuk mendiami seluruh muka bumi dan Ia telah menentukan musim-musim bagi mereka dan batas-batas kediaman mereka,
(27) supaya mereka mencari Dia dan mudah-mudahan menjamah dan menemukan Dia, walaupun Ia tidak jauh dari kita masing-masing.
(26) Dari satu orang saja Ia telah menjadikan semua bangsa dan umat manusia untuk mendiami seluruh muka bumi dan Ia telah menentukan musim-musim bagi mereka dan batas-batas kediaman mereka,
(27) supaya mereka mencari Dia dan mudah-mudahan menjamah dan menemukan Dia, walaupun Ia tidak jauh dari kita masing-masing.
Masalah
muncul ketika dalam penutup khotbahnya, Paulus mendorong mereka bertobat dengan
tidak memperlakukan Allah seperti berhala sebelum penghakiman Allah diberlakukan
atas mereka.
(29) Karena kita berasal dari keturunan Allah, kita
tidak boleh berpikir, bahwa keadaan ilahi sama seperti emas atau perak atau
batu, ciptaan kesenian dan keahlian manusia.
(30) Dengan tidak memandang lagi zaman kebodohan, maka sekarang Allah memberitakan kepada manusia, bahwa di mana-mana semua mereka harus bertobat.
(31) Karena Ia telah menetapkan suatu hari, pada waktu mana Ia dengan adil akan menghakimi dunia oleh seorang yang telah ditentukan-Nya, sesudah Ia memberikan kepada semua orang suatu bukti tentang hal itu dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati."
(30) Dengan tidak memandang lagi zaman kebodohan, maka sekarang Allah memberitakan kepada manusia, bahwa di mana-mana semua mereka harus bertobat.
(31) Karena Ia telah menetapkan suatu hari, pada waktu mana Ia dengan adil akan menghakimi dunia oleh seorang yang telah ditentukan-Nya, sesudah Ia memberikan kepada semua orang suatu bukti tentang hal itu dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati."
Kaum
terpelajar Yunani yang tidak memercayai adanya kebangkitan orang mati langsung
bereaksi menolak Paulus. Namun, ada juga yang percaya kepada pemberitaannya,
termasuk salah seorang anggota Areopagus.
32 Ketika mereka mendengar tentang
kebangkitan orang mati, maka ada yang mengejek, dan yang lain berkata:
"Lain kali saja kami mendengar engkau berbicara tentang hal itu."
33 Lalu Paulus pergi meninggalkan mereka.
34 Tetapi beberapa orang laki-laki menggabungkan diri dengan dia dan menjadi percaya, di antaranya juga Dionisius, anggota majelis Areopagus, dan seorang perempuan bernama Damaris, dan juga orang-orang lain bersama-sama dengan mereka.
33 Lalu Paulus pergi meninggalkan mereka.
34 Tetapi beberapa orang laki-laki menggabungkan diri dengan dia dan menjadi percaya, di antaranya juga Dionisius, anggota majelis Areopagus, dan seorang perempuan bernama Damaris, dan juga orang-orang lain bersama-sama dengan mereka.
Mari kita
tarik sejumlah pelajaran. Pertama, kita harus memiliki kepekaan seperti Paulus
untuk melihat setiap peluang sebagai kesempatan berharga untuk memberitakan
Injil. Hal ini tidak terlepas dari kepedulian dan belas kasihan melihat begitu
banyak jiwa yang membutuhkan Injil. Kedua, kita belajar dari konsistensi Paulus
memberitakan kematian dan kebangkitan Kristus yang merupakan intisari Injil.