Selamat datang di Crent Regeneration.

Terimakasih atas kunjungan anda.
"Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah,"
"Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya."(Ef 2:19,8-10)

10/28/2011

"ALLAH TETAP MENGASIHI"

"ALLAH TETAP MENGASIHI"
Hosea 11:1-11

Kasih anak sepanjang galah, kasih ibu sepanjang jalan. Peribahasa ini mau menyatakan bahwa seorang ibu, memiliki kasih yang tidak terbatas. Toh kita menemukan kasus-kasus di mana orang tua memutuskan tali keluarga dengan anak-anak mereka yang dianggap kedurhakaannya tak terampunkan. Bagaimana pun, kasih manusia ada batasnya. Syukur kasih Allah sangat berbeda.

Allah telah menebus Israel dari perbudakan Mesir (1). Ia telah membimbing mereka di padang gurun menuju tanah perjanjian (3), dan Ia telah menjadikan mereka sebagai bangsa yang berdaulat. Ia telah memelihara hidup mereka dengan kasih setia-Nya (4). Namun, mereka terus menerus memberontak terhadap-Nya dengan memilih menyembah dewa-dewi dan berhala-berhala (2, 7). Mereka melupakan siapa penolong sebenarnya (3b). Oleh keadilan Allah mereka pun harus mengalami penghukuman. Mereka harus kembali ke Mesir, artinya mengalami lagi perbudakan karena dosa-dosa mereka. Mereka harus tunduk kepada Asyur, sebagai bangsa yang Tuhan pakai untuk menghukum Israel.

Namun, semua di atas bukan akhir dari segala-galanya. Hukuman Tuhan tidak untuk menghancurkan mereka. Mereka tidak akan sama seperti kota-kota Adma dan Zeboim. Kedua kota ini berada di daerah yang sama dengan Sodom dan Gomora yang ikut hancur dalam penghukuman Tuhan (Kej. 19:29; Ul. 29:23). Hukuman Tuhan adalah untuk membawa Israel balik kepada-Nya. Kalau mereka harus kembali ke Mesir, itu agar Tuhan dalam belas kasih-Nya dapat membawa mereka keluar dari Mesir. Itulah peristiwa Keluaran yang kedua! Kalau mereka harus dibuang ke Asyur, itu agar mereka kapok dan bertobat.

Kasih Allah jauh melampaui kasih manusia. Ia menghukum agar bisa kembali mengampuni dan memulihkan. Ia bahkan menghukum Anak-Nya sendiri, agar orang berdosa seperti Anda dan saya, luput dari penghukuman bahkan beroleh keselamatan kekal. Bagaimana Anda merespons kasih-Nya yang begitu besar? Sudahkah ucapan syukur Anda ungkapkan dengan perubahan hidup?.
Published with Blogger-droid v1.7.4

10/17/2011

"PERTOBATAN YANG SEJATI"

"PERTOBATAN YANG SEJATI"
Hosea 5:15-6:10

Bagaimana perasaan kita ketika seseorang yang pernah kita tolong atau bantu, tiba-tiba melupakan kita? Padahal ketika datang meminta pertolongan, dia menunjukkan sikap yang baik, memohon dengan sangat dan penuh dengan kerendahan hati. Atau bagaimana perasaan kita ketika orang yang kita kasihi dan sayangi tiba-tiba mengkhianati kepercayaan yang telah kita berikan kepadanya? Pasti hati kita sedih, kecewa, marah atau mengambil keputusan tidak akan membantu lagi ketika dia akan minta tolong kembali. Lalu bagaimana jika kita sebagai manusia yang telah diselamatkan tiba-tiba berbalik dan mengkhianati kasih Tuhan?

Sekali lagi, perikop hari ini berbicara mengenai umat Israel yang telah melukai hati Tuhan. Padahal Tuhan sangat sayang kepada mereka (1:7). Mereka berkhianat dengan mencari allah lain, mereka hidup di dalam perzinaan rohani (7, 10). Hidup mereka penuh dengan kekerasan dan kebencian bahkan sampai menumpahkan darah (8-9). Bagaimana Tuhan menyikapi hal tersebut? Tuhan menjauh dari mereka agar mereka menyadari kebutuhan mereka akan Dia (5:15). Juga Tuhan menghukum mereka melalui nubuat para nabi yang salah satunya adalah Hosea (5). Tuhan menolak ritual mereka yang sekadar rutinitas persembahan kurban (6). Lalu apa yang diharapkan Tuhan dari mereka? Pertobatan yang sejati melalui sikap yang mau berbalik dan pengenalan akan Allah dengan sungguh-sungguh (1, 3).

Kita sebagai orang yang telah menerima anugerah Tuhan perlu terus menerus menjaga hubungan kita dengan Tuhan. Jangan kita mengganggap bahwa dengan sering beribadah, memberi persembahan yang banyak sudah menjadi jaminan hidup kita berkenan kepada Tuhan. Hal ini hanya salah satu bagian dari merespons keselamatan yang dari Tuhan. Yang lebih penting adalah bagaimana kita beribadah dengan memberikan hidup kita berkenan kepada-Nya (bnd. Roma 12:1). Selain itu kasih kepada Tuhan dan kepada sesama perlu diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Kita tentunya tidak mau ditinggalkan oleh Tuhan, bukan? Maka kita perlu bertobat.
Published with Blogger-droid v1.7.4

"BERHARAP KEADILAN PADA ALLAH"

"BERHARAP KEADILAN PADA ALLAH"
Mazmur 35:1-16

Boleh tidak orang Kristen membela haknya di pengadilan? Institusi kehakiman memang diadakan untuk menegakkan keadilan. Selama kita hidup dalam kebenaran, kita boleh saja meminta keadilan saat dicurangi dan ditipu. Namun, tentu bukan dalam semangat kemarahan dan dendam, bahkan ingin menghancurkan pihak yang sedang menghancurkan dirinya.

Mazmur 35 adalah permintaan kepada Tuhan agar membela pemazmur dari gugatan para musuhnya. Kata rib (Ibr.) secara teknis adalah gugatan resmi di pengadilan. Kata itu diterjemahkan "berbantahlah" (1) dan "membela" (23). Pemazmur minta Tuhan menyatakan keadilan melawan para musuh yang menuduhnya berbuat curang. Mazmur ini dibagi tiga bagian, 1-10 gugatan awal, 11-16 pembelaan diri, dan 17-28 permohonan keadilan.

Dalam gugatan awalnya pemazmur meminta Tuhan menyatakan bahwa gugatan para musuh salah dan pemazmur dinyatakan benar. Alasan diberikan: gugatan mereka tidak memiliki dasar yang cukup untuk mempersalahkan dirinya (7). Sebenarnya, tujuan mereka adalah hendak menghancurkan dirinya (4). Pemazmur minta agar gugatan mereka yang bersifat fitnah itu berbalik menimpa diri mereka sendiri (8) sehingga merekalah yang menjadi tersipu-sipu dan malu. Pemazmur berani melakukan ini karena ia percaya kepada Tuhan yang berpihak pada orang yang lemah dan tertindas. Pemazmur menunjukkan bukti bahwa dirinya tidak bersalah terhadap para musuhnya. Ia justru peduli dan menolong mereka tatkala mereka sedang bermasalah (13-14). Yang terjadi justru mereka membalas kebaikannya dengan kejahatan (12).

Daripada berharap pada pengadilan manusia yang bisa dibeli untuk memutarbalikkan keadilan, paling penting kita berharap hanya kepada Tuhan! Dia pasti pada waktu-Nya akan menyatakan siapa benar, siapa salah!
Published with Blogger-droid v1.7.4

10/15/2011

"WASPADA TERHADAP GEREJA SETAN"

Permata Kehidupan: WASPADA TERHADAP "GEREJA SETAN" !!!
Published with Blogger-droid v1.7.4

"PERINGATAN BUAT PARA PEMIMPIN"

"PERINGATAN BUAT PARA PEMIMPIN"
Hosea 4:1-19

Siapa yang paling berdosa dalam sebuah masyarakat yang amburadul moralitasnya, tahayul kepercayaannya, dan jungkirbalik nilai-nilai kemanusiaannya? Setiap pelaku dosa harus bertanggungjawab atas perbuatan dosanya. Akan tetapi, dosa paling berat harus ditanggung para pemimpinnya. Karena pemimpin yang menjadi penggerak masyarakat ke arah mana yang ia bawa. Bukankah pemimpin jadi panutan rakyat untuk perilakunya?

Pasal 4 ini sarat dengan tudingan penyebab dosa umat yang di pasal pertama disebut "bukan-umat-Ku" (Lo-Ami) ini. Tiga kali, "umat-Ku" dinyatakan bermasalah: binasa tanpa pengenalan (6), berdosa (8), dan berzina rohani (12). Siapa saja yang dituding berdosa? Rakyat biasa (1-3, 12), para imam (4-10), dan kaum wanita (13b-14b).

Secara khusus kaum imam dituding sebagai penyebab seluruh umat berdosa (4)! Imam adalah pemimpin rohani umat. Fungsi mereka adalah pengantara umat kepada Tuhan. Imam seharusnya memiliki relasi paling dekat dengan Tuhan, ternyata kejatuhan mereka membawa kejatuhan juga pada rekan kerja mereka, nabi, dan terutama kepada umat. Kalau imam tidak menjalankan fungsi pengantara mereka dengan benar, pastilah umat kehilangan pengenalan yang benar akan Tuhan (6, 16). Bukan hanya imam dituding tidak mengajarkan yang benar kepada umat, bahkan mereka memanipulasi umat untuk kepentingan mereka sendiri (8). Kalau sampai umat menyembah berhala (12-13, 17) dan para kaum wanitanya bebas bersundal (13b-14b, juga kaum prianya 18), apa saja yang diajarkan imam kepada mereka? Sungguh ngeri melihat kepemimpinan seperti ini. Peringatan untuk tidak ikut-ikutan Israel berdosa diarahkan juga kepada saudara mereka, Yehuda (15).

Setiap orang Kristen adalah pemimpin rohani bagi lingkungannya! Maka peringatan dan tudingan dosa ini seharusnya menjadi tanda awas buat kita. Jangan sampai perilaku dan sikap kita yang tidak peduli kepada masyarakat sekeliling membuat mereka semakin berdosa. Ingat, Tuhan akan menuntut tanggung jawab setiap kita! GB.
Published with Blogger-droid v1.7.4

10/14/2011

"JUDI? "

JUDI ?
Nats : Jika seseorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan (2 Tes 3:10)

2 Tes 3:6-12

Apa yang terkenal dari Las Vegas sebuah kota di Amerika? Banyak orang akan menjawab, "Tempat perjudiannya". Itu benar. Judi model apa pun dapat ditemukan di sana. Tak heran, kota ini dikunjungi para penjudi dari seluruh dunia. Walaupun demikian, judi tidak hanya dilakukan orang di kota sekelas Las Vegas saja. Di kota kecil atau perkampungan pun, judi banyak dilakukan. Jahatnya, judi tidak hanya dilakukan oleh orang kaya, melainkan juga oleh orang-orang miskin. Bahkan, judi tidak hanya dilakukan orang dewasa, tetapi ada juga anak-anak sekolah yang ikut berjudi.

Judi adalah kebiasaan yang sangat buruk, sebab merusak mentalitas seseorang. Etos kerja orang dihancurkan, sebab judi dianggap jalan pintas untuk menjadi kaya, hidup enak, tanpa kerja keras. Namun benarkah dengan berjudi, orang bisa bahagia? Ternyata tidak. Sebaliknya, kita akan lebih banyak menjumpai orang yang bangkrut karena judi. Dan, jika salah satu anggota keluarga punya kebiasaan berjudi, bisa dipastikan keluarga itu akan mengalami masalah serius.

Alkitab mengecam perjudian. Bahkan dengan keras Paulus berkata, jika seseorang tidak mau bekerja, mau cari enak, janganlah ia makan. Judi adalah bentuk kemalasan, dan Alkitab jelas mencela kemalasan dalam bentuk apa pun. Selain itu, efek judi sangat tidak baik. Toh, kalau seseorang menang dalam jumlah banyak, ia membuat orang lain menderita. Sebab yang kalah bukan si penjudi saja, tetapi juga seluruh keluarganya. Maka, jauhilah judi dalam bentuk sekecil apa pun, agar ia tak menyeret kita ke perangkap yang lebih dalam.

BANGKITKAN DIRI KITA UNTUK MENJADI ORANG YANG RAJIN

SEBAB KEMALASAN TAKKAN MEMBAWA KITA KE MANA-MANA.
Published with Blogger-droid v1.7.4

10/12/2011

"DIUTUS KEPADA BANGSA YANG BEBAL"

"DIUTUS KEPADA BANGSA YANG BEBAL"
Yesaya 6:1-13

Kita telah mengikuti perjalanan Yesaya memaparkan kebobrokan bangsa Israel, pengharapan yang menanti mereka jika mereka bertobat dan juga ancaman-ancaman hukuman yang akan datang. Dalam nas ini Yesaya dipanggil "TUHAN semesta alam." Nas ini sangat terkenal, terutama ayat 8. Marilah kita perhatikan dialog antara Tuhan dan Yesaya setelah Yesaya mengatakan, "Ini aku, utuslah aku!"

Ayat 8 ternyata sama sekali bukan akhir dari adegan pemanggilan Yesaya di hadapan Tuhan. Setelah Yesaya menyerahkan dirinya, Tuhan mengatakan dengan gamblang kepada Yesaya bahwa dia akan "gagal" dalam menjalankan tugasnya. Bangsanya tidak akan mendengarkan kata-katanya. Walaupun mereka mendengar, mereka tidak akan mengerti (9); walaupun mereka melihat, mereka tidak akan tanggap (10). Mereka akan tetap bersikukuh dengan pandangan mereka, pemahaman mereka, cara hidup mereka. Lebih parah daripada Firaun di Mesir, nampaknya tidak ada yang bisa mengubah pemahaman dan sikap hidup mereka yang sudah begitu rusak.

Yesaya masih menduga bahwa sikap ini hanyalah permulaan dari tugasnya dan suatu saat bangsa itu akan berbalik (11), tetapi Tuhan mengatakan bahwa itu akan terus terjadi sampai bangsa itu benar-benar habis (13), tak lebih dari tunggul-tunggul belaka. Setelah pembersihan total itu terjadi, baru ia bisa mengharapkan awal yang baru. Timbul pertanyaan: Akankah Yesaya hidup cukup lama untuk menyaksikan tumbuhnya tunas baru dari tunggul itu? Apa tolok ukur keberhasilan Yesaya dalam menjalankan tugas ini? Akankah dia hanya menyuarakan lolongan sepi di tengah gurun?

Dari perikop ini nampak jelas bahwa Tuhan tidak menggunakan jumlah pertobatan sebagai tolok ukur. Yang Tuhan cari adalah hamba yang setia, yang mau pergi "untuk Dia" (ay. 8). Apa pun yang dihadapi. Apa pun yang terjadi. Apa pun hasilnya. B. Chapell mengatakan, "Kita dipanggil untuk hidup bagi Tuhan bukan cuma ketika kita harus mengorbankan segalanya, tapi juga ketika [karya kita] tidak nampak menghasilkan apa pun." (R)

Published with Blogger-droid v1.7.4

"KASIH YANG MENERIMA"

"KASIH YANG MENERIMA"
Hosea 2:15-22

Saya pernah membaca kisah pasutri yang penuh pertengkaran, namun berakhir dengan saling memaafkan dan saling mencumbu setelahnya. Mereka mengaku kepada konselor perbedaan karakterlah yang menyebabkan sering terjadi perselisihan. Namun, karena komitmen masing-masing untuk menjaga pernikahan kuat, mereka belajar menerima perbedaan itu seraya mengubah diri sendiri bagi pasangannya. Alhasil, pertengkaran menipis, kalaupun terjadi, lebih cepat diselesaikan.

Jika membaca ayat 13 terlepas dari konteksnya kita akan mengira ini adalah kisah asmara romantis sejoli, Hosea dan Gomer. Pemahaman ini keliru. Yang terjadi adalah penyangkalan diri Hosea demi keutuhan pernikahannya dengan Gomer. Walau Gomer telah berkhianat, Hosea tetap menerimanya apa adanya. Bahkan Hosea mau kembali berbagi hidup demi kelimpahan pernikahan tersebut (14). Hosea mengambil inisiatif membangun relasi suami istri yang telah dirusak oleh perzinaan bahkan melampaui dari sekadar mempertahankan apa yang sudah ada di atas kertas (surat nikah), melainkan kembali menyatukan dirinya dengan Gomer menjadi satu daging (bnd. Kej. 2:24).

Kita belajar bahwa Tuhan rindu agar hubungan yang fungsional itu, di mana Hosea dan Gomer memang masih pasutri yang sah secara hukum, menjadi personal, Hosea dan Gomer saling mengasihi (15). Tuhan demi kasih-Nya kepada Israel bersedia mengulang seluruh proses pernikahan yang ideal dengan membayar mahar yang sangat mahal (18-19) agar seluruh hidup kembali kepada tatanan yang sepatutnya, yaitu hubungan manusia dengan Tuhan dipulihkan.

Kita dulu adalah Gomer, atau sekarang masih seperti dia? Tuhan dengan api cinta-Nya yang membara-bara terus mengejar kita, rindu agar kita menjadi kekasih-Nya. Apakah kita tetap memilih melacurkan diri? Sampai kapan kita mau terus lari? Ada hubungan yang begitu intim dan mesra yang Tuhan telah siapkan bagi kita. Mari kita dengarkan Dia dan terima cinta-Nya dalam hidup kita. Tak ada yang lain yang mencintai kita seperti Dia. (@)
Published with Blogger-droid v1.7.4

"KASIH YANG TAK PUTUS"

Hosea 2:1-14

Pasal 2 bisa dibaca dengan sudut pandang Tuhan kepada Israel dan Hosea kepada Gomer. Ayat 1, "adukanlah ibumu", dan ayat 3, "tentang anak-anaknya" nampak puisi ini dituliskan seorang suami yang membicarakan istrinya kepada anak dari istrinya, tapi anak itu bukan anaknya sendiri (1:6, 8).

Kesan yang muncul di pasal 2 adalah seorang suami yang kasmaran kepada istrinya sehingga walaupun istrinya telah berkhianat, ia tetap mengasihinya. Kegeraman memang ada. Kemarahan pun nampak dengan kuat. Namun, hal itu tidak menenggelamkan cinta yang dimiliki sang suami kepada belahan hatinya. Itulah cinta Tuhan yang tak bersyarat.

Melalui pasang-surut hubungan Hosea dan Gomer, kita melihat bahwa selama ada pelanggan yang bisa dipuaskan, Gomer memilih melacurkan dirinya (4). Hanya saat kehabisan rezeki ia tanpa malu dan tanpa tahu diri kembali mencari suaminya (6) tanpa menyadari bahwa segala hal baik yang ia alami dan kekayaan yang gunakan dalam hidupnya, bahkan saat melacurkan dirinya, datangnya dari suaminya, bukan dari para pelanggannya.

Cinta Tuhan yang dahsyat dan mencengangkan itu nampak di ayat 13-22. Namun, sebelum cinta itu bisa kembali dialami Israel, ia perlu menyadari kebutuhannya yang terdalam. Ayat 8-12 menggambarkan upaya Tuhan membawa balik kesadaran Israel membutuhkan diri-Nya, yaitu dengan menghentikan semua berkat-Nya sehingga Israel merana. Tuhan pernah berlaku demikian kepada Israel di zaman para hakim (Hak. 10:6-16). Mereka disuruh mencari pertolongan pada para allah yang selama ini mereka sembah! Hanya saat mereka sadar betapa sia-sianya hidup mereka selama ini mengandalkan allah lain, dan bahwa di dalam Allahlah kasih dan sumber kepuasan hidup sejati ditemukan, mereka siap bertobat dan Allah siap menerima mereka kembali.

Kitalah Gomer, yang berkhianat pada Hosea. Allah akan melakukan cara apa pun untuk membawa kita balik kepada-Nya.Kalau perlu kita dibuat babak belur agar kapok! Kalau itu belum terjadi pada kita marilah kita segera bertobat! (RM)
Published with Blogger-droid v1.7.4