(8) Akal budi dan
kebenaran
Kisah Para
Rasul 18:18-28
Benarkah hidup beriman tidak perlu memakai rasio atau akal budi? Atau, bahwa rasio dan iman bertentangan? Apolos, tokoh kita dalam bacaan ini menunjukkan kemampuannya memaparkan inti imannya kepada Tuhan Yesus dengan menggunakan rasionya dalam menjelaskan Perjanjian Lama. Adakah yang salah dengan pemaparan iman oleh Apolos?
Sebelum
bertemu dengan rekan sepelayanan Paulus, Priskila dan Akwila, Apolos sudah
dikenal sebagai seorang yang fasih, yaitu terpelajar dalam memaparkan kebenaran
Perjanjian Lama, khususnya yang berkenaan dengan pengajaran tentang Tuhan Yesus.
(24) Sementara itu datanglah ke Efesus seorang
Yahudi bernama Apolos, yang berasal dari Aleksandria. Ia seorang yang fasih
berbicara dan sangat mahir dalam soal-soal Kitab Suci.
(25) Ia telah menerima pengajaran dalam Jalan Tuhan. Dengan bersemangat ia berbicara dan dengan teliti ia mengajar tentang Yesus, tetapi ia hanya mengetahui baptisan Yohanes.
(25) Ia telah menerima pengajaran dalam Jalan Tuhan. Dengan bersemangat ia berbicara dan dengan teliti ia mengajar tentang Yesus, tetapi ia hanya mengetahui baptisan Yohanes.
Pertanyaan yang muncul ialah, apa maksudnya, Apolos "hanya mengetahui baptisan Yohanes"? Ada dua pandangan. Pertama, Apolos baru mengenal kekristenan secara pengetahuan, belum sungguh beriman. Baru setelah dijelaskan oleh Akwila, Apolos percaya Yesus secara pribadi. Pandangan lain, Apolos sudah Kristen, hanya pengetahuan Alkitabnya belum lengkap.
Apa pun
pandangan kita mengenai Apolos, satu hal yang jelas rasio saja tidak cukup
untuk mengenal Yesus secara pribadi, perlu anugerah iman dari Allah. Namun,
rasio tidak bertentangan dengan iman. Rasio menolong kita memahami iman yang
diungkapkan dalam Alkitab dan menolong kita menyampaikan kebenaran iman kepada
sesama. Apolos setelah mendapatkan pengajaran lengkap akan Jalan Allah,
bertambah lagi semangat dan menjelaskan dari Perjanjian Lama bahwa Yesus ialah
Juruselamat yang telah dinubuatkan oleh para nabi.
(26) Ia mulai mengajar dengan berani di rumah
ibadat. Tetapi setelah Priskila dan Akwila mendengarnya, mereka membawa dia ke
rumah mereka dan dengan teliti menjelaskan kepadanya Jalan Allah.
Dua unsur berbeda, iman dan rasio dipadukan oleh Apolos, sehingga ia dapat bersaksi tentang Kristus di hadapan orang-orang Yahudi.
Mari
kita memakai rasio yang Tuhan berikan kepada kita untuk menjelaskan iman kita
yang berpaut pada firman Tuhan. Khususnya bagi kaum intelektual masa kini, agar
mereka dapat melihat bahwa Kristus yang disaksikan Alkitab ialah kebenaran
sejati yang menyelamatkan.