Selamat datang di Crent Regeneration.

Terimakasih atas kunjungan anda.
"Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah,"
"Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya."(Ef 2:19,8-10)

11/01/2014

( Panggilan Paulus 17 ) Kita Bukan Keset


(17) Kita bukan keset
Kisah Para Rasul 22:23-29

Tuhan memang memanggil orang Kristen untuk siap menderita bagi Dia. Namun, tidak berarti kita harus selalu pasrah menerima aniaya. Ada saatnya orang Kristen perlu bersuara dan membela haknya karena kita bukan keset yang harus menerima injakan orang. Inilah yang dilakukan Paulus dalam nas yang kita pelajari.
Meskipun ia selalu siap menderita bagi Kristus. Namun, ketika kepala pasukan Romawi memerintahkan pasukannya untuk menyiksa Paulus tanpa adanya vonis dari pengadilan, Paulus menyatakan haknya sebagai warga negara Romawi. Kewarganegaraannya diperoleh berdasarkan kelahirannya, bukan dibeli, seperti status kewarganegaraan kepala pasukan itu (28). Paulus jelas sadar hukum karena menurut hukum Romawi, seorang warga negara Romawi tidak boleh menerima hukuman dan bahkan siksaan, kecuali pengadilan menyatakan bahwa orang itu bersalah. Oleh karena itu, perwira yang ingin menyiksanya mundur dan melaporkan hal itu kepada kepala pasukan, yang kemudian membatalkan perintahnya.
Paulus berani bertindak karena mengetahui dengan jelas hak-haknya sebagai seorang warga negara. Kita pun harus memahami dengan jelas hak dan kewajiban kita sebagai warga negara, karena hal itu dijamin oleh Undang-Undang Dasar negara kita. Kadang-kadang kita enggan untuk mengurus dan mempertahankan hak-hak kita karena tidak ingin buang-buang waktu, sementara tidak ada jaminan untuk kepastian penyelesaiannya.

Namun kita harus mengingat bahwa memperjuangkan hak kita sebagai warganegara tetap membutuhkan hikmat, tanggung jawab, dan mengikuti pimpinan Tuhan. Jangan seperti banteng liar yang asal menyeruduk. Dengan hikmat dan pimpinan Tuhan, kita akan tahu kapan kita harus membela hak kita ketika diperlakukan tidak adil dan kapan kita harus menerima pelanggaran atas hak-hak kita, dengan penuh syukur. Karena bila hak kita tetap diinjak-injak dan ketidakadilan tetap kita terima, walaupun kita telah memperjuangkannya, kita perlu meneladani Yesus yaitu mengampuni mereka yang telah menganiaya kita.


Kisah Para Rasul 22:23-30
23 Mereka terus berteriak sambil melemparkan jubah mereka dan menghamburkan debu ke udara. 
24 Karena itu kepala pasukan memberi perintah untuk membawa Paulus ke markas dan menyuruh memeriksa dan menyesah dia, supaya dapat diketahui apa sebabnya orang banyak itu berteriak-teriak sedemikian terhadap dia. 
25 Tetapi ketika Paulus ditelentangkan untuk disesah, berkatalah ia kepada perwira yang bertugas: "Bolehkah kamu menyesah seorang warganegara Rum, apalagi tanpa diadili?"
26 Mendengar perkataan itu perwira itu melaporkannya kepada kepala pasukan, katanya: "Apakah yang hendak engkau perbuat? Orang itu warganegara Rum."
27 Maka datanglah kepala pasukan itu kepada Paulus dan berkata: "Katakanlah, benarkah engkau warganegara Rum?" Jawab Paulus: "Benar."
28 Lalu kata kepala pasukan itu: "Kewarganegaraan itu kubeli dengan harga yang mahal." Jawab Paulus: "Tetapi aku mempunyai hak itu karena kelahiranku."
29 Maka mereka yang harus menyesah dia, segera mundur; dan kepala pasukan itu juga takut, setelah ia tahu, bahwa Paulus, yang ia suruh ikat itu, adalah orang Rum.