Yesaya 11:1-10
Tidak ada yang mustahil bagi Allah. Ia sanggup menyucikan manusia berdosa oleh darah Kristus. Ia sanggup memulihkan relasi yang sudah rusak. Mulai dari manusia berdosa terhadap Diri-Nya yang kudus, bahkan sampai setiap relasi yang ada di dalam dunia yang sudah rusak oleh dosa. Itulah yang tergambar dari pasal 11 yang begitu terkenal ini.
Segera setelah penggambaran penghancuran Asyur, si sombong yang lupa diri itu (10:33-34), Allah menyatakan bangkitnya kembali Yehuda/Israel yang sempat terpuruk (11:1). Seorang raja keturunan Daud akan kembali di takhta Israel, sebagaimana janji Allah kepada Daud yang tak pernah diingkari-Nya. Dulu Roh Allah pernah meninggalkan Saul untuk hadir dan memimpin Daud sebagai raja Israel. Kelak seorang raja keturunan Daud kembali mengalami pengurapan Roh Kudus (2) sehingga kepemimpinannya bukan hanya kembali kepada kegemilangan Daud bahkan jauh lebih cemerlang. Kepemimpinannya itu membawa keteraturan dan keadilan kepada semua orang (4-5). Dampak dari keteraturan dan keadilan adalah kedamaian yang digambarkan seperti kembali ke taman Eden tanpa dosa, dengan semua binatang tunduk kepada manusia (6-8). Kepemimpinannya pun tidak hanya sebatas bangsa Israel melainkan merambah ke semua bangsa (10).
Siapa tunas Daud? Secara sejarah Perjanjian Lama, Yosia disebut sebagai salah satu dari figur yang membawa pemulihan umat Yehuda pada zamannya. Namun, dalam skala yang lebih global dan universal Tuhan Yesus adalah Mesias keturunan Daud yang secara tuntas akan membawa pemulihan tersebut. Kedatangan-Nya yang pertama telah menyelesaikan masalah dosa dan maut, lewat kematian dan kebangkitan-Nya. Kapankah masa kedamaian itu? Kita dapat berkata di hati setiap orang percaya, telah ada keteraturan dan keadilan yang memancarkan damai sejahtera ke sekelilingnya. Sambil menantikan kedatangan-Nya kedua kali yang membawa kesempurnaan taman Eden tersebut, mari kita mewujudkannya lewat hidup kita, memancar ke sekeliling kita! ©®
Published with Blogger-droid v2.0.2