Selamat datang di Crent Regeneration.

Terimakasih atas kunjungan anda.
"Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah,"
"Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya."(Ef 2:19,8-10)

12/23/2011

RAJA DAMAI.

RAJA DAMAI.
Yesaya 11:1-10

Tidak ada yang mustahil bagi Allah. Ia sanggup menyucikan manusia berdosa oleh darah Kristus. Ia sanggup memulihkan relasi yang sudah rusak. Mulai dari manusia berdosa terhadap Diri-Nya yang kudus, bahkan sampai setiap relasi yang ada di dalam dunia yang sudah rusak oleh dosa. Itulah yang tergambar dari pasal 11 yang begitu terkenal ini.

Segera setelah penggambaran penghancuran Asyur, si sombong yang lupa diri itu (10:33-34), Allah menyatakan bangkitnya kembali Yehuda/Israel yang sempat terpuruk (11:1). Seorang raja keturunan Daud akan kembali di takhta Israel, sebagaimana janji Allah kepada Daud yang tak pernah diingkari-Nya. Dulu Roh Allah pernah meninggalkan Saul untuk hadir dan memimpin Daud sebagai raja Israel. Kelak seorang raja keturunan Daud kembali mengalami pengurapan Roh Kudus (2) sehingga kepemimpinannya bukan hanya kembali kepada kegemilangan Daud bahkan jauh lebih cemerlang. Kepemimpinannya itu membawa keteraturan dan keadilan kepada semua orang (4-5). Dampak dari keteraturan dan keadilan adalah kedamaian yang digambarkan seperti kembali ke taman Eden tanpa dosa, dengan semua binatang tunduk kepada manusia (6-8). Kepemimpinannya pun tidak hanya sebatas bangsa Israel melainkan merambah ke semua bangsa (10).

Siapa tunas Daud? Secara sejarah Perjanjian Lama, Yosia disebut sebagai salah satu dari figur yang membawa pemulihan umat Yehuda pada zamannya. Namun, dalam skala yang lebih global dan universal Tuhan Yesus adalah Mesias keturunan Daud yang secara tuntas akan membawa pemulihan tersebut. Kedatangan-Nya yang pertama telah menyelesaikan masalah dosa dan maut, lewat kematian dan kebangkitan-Nya. Kapankah masa kedamaian itu? Kita dapat berkata di hati setiap orang percaya, telah ada keteraturan dan keadilan yang memancarkan damai sejahtera ke sekelilingnya. Sambil menantikan kedatangan-Nya kedua kali yang membawa kesempurnaan taman Eden tersebut, mari kita mewujudkannya lewat hidup kita, memancar ke sekeliling kita! ©®
Published with Blogger-droid v2.0.2

KESOMBONGAN ROHANI.

KESOMBONGAN ROHANI.
Yesaya 9:7-10:4

Dalam bukunya, "Tujuh dosa yang mendatangkan maut", Billy Graham menempatkan kesombongan pada urutan pertama. Kesombongan mendahului kehancuran. Itu yang terjadi dengan Samaria, Israel Utara. Perikop hari ini melukiskan kesombongan Israel dan sifat tidak mau bertobat yang gigih, serta murka dan hukuman Allah atas mereka; walau dalam kesulitan besar mereka tidak bersedia merendahkan diri dan berbalik kepada Allah.

Bahkan sesudah penyerbuan Tiglat-Pileser, raja Asyur atas Samaria, Efraim masih saja mengabaikan peringatan Allah. Dengan sombong mereka hendak membangun kembali negeri mereka yang hancur dan membuatnya lebih kuat serta lebih megah daripada sebelumnya (8, 9). Waktunya akan segera tiba, bekas sekutu-sekutu mereka, yaitu Siria dan Filistin, akan bergabung dengan pasukan Asyur untuk menyerbu dan membinasakan Samaria. Semua pemimpin akan dibinasakan bersama anak-anak mereka (13-14). Dosa mengandung benih hukuman dan kebinasaannya sendiri. Akan muncul ketakutan akan perang saudara antara Efraim dan Manasye, dua suku utama yang membentuk Kerajaan Utara (17-20).

Empat kali Tuhan memberi peringatan (11, 16, 21;10:4). Hal ini menunjukkan betapa dahsyatnya murka Tuhan. Namun, Tuhan masih memberi mereka kesempatan untuk bertobat. Sayang, mereka tidak juga bertobat. Perbuatan dosa semakin merajalela. Para pemimpin dengan biadab menindas rakyat dan menyalahgunakan kekuasaan (17-20). Moralitas para penegak hukum juga rusak total. Apabila kekejaman, kecurangan, keserakahan yang dimenangkan, apalagi yang dapat diharapkan dari para pelaku peradilan (1-4)?. Maka, tidak ada pilihan lain kecuali penghukuman, kesombongan mereka telah mendahului kehancuran mereka.

Menjelang akhir tahun ini, mari kita evaluasi hidup kita. Berapa banyak peringatan dan kesempatan yang berikan kepada kita untuk bertobat? Marilah dengan rendah hati kita akui kegagalan dan dosa-dosa kita, dan berbalik kepada Allah. ©®
Published with Blogger-droid v2.0.2

SUAM-SUAM KUKU.

SUAM-SUAM KUKU.
Wahyu 3:14-22

Surat yang ketujuh ditujukan kepada jemaat di Laodikia. Tuhan memulai surat-Nya dengan memperkenalkan diri-Nya 'Amin', artinya 'benar atau pasti atau setia', untuk menegaskan bahwa Dia dapat dipercayai. Dia adalah 'Saksi yang setia dan benar' (14). Firman-Nya benar, berotoritas dan dapat dipercayai.

Yesus menasihati untuk menyelamatkan jemaat Laodikia dari kondisi rohani 'suam-suam kuku', tidak dingin atau tidak panas (15-16). Suam-suam kuku terjadi apabila orang merasa puas dengan dirinya sendiri sehingga ia tidak menyadari kondisi rohani yang sesungguhnya. Jemaat di Laodikia merasa kaya dan telah memperkayakan diri serta tidak kekurangan apa-apa lagi, padahal sebenarnya secara rohani mereka malang, miskin, buta, dan telanjang (17). Mereka percaya kepada Yesus, tetapi tidak mengandalkan Dia. Mereka percaya kepada-Nya tetapi tidak menjadikan Dia Tuhan di dalam hidup mereka.

Yesus tidak menyukai orang yang suam-suam kuku, yaitu orang yang percaya kepada-Nya dengan tidak sepenuh hati (bdk. Mat. 22:37-39). Bagi Tuhan adalah lebih baik jika orang memilih 'Ya' dan mengasihi Dia dengan segenap hati atau memilih untuk menolak Dia dan berkata 'Tidak' sama sekali. Ungkapan 'Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku' (16) adalah gambaran yang sangat jelas bahwa Dia akan menolak orang yang setengah hati. Karenanya, Yesus menasihati jemaat Laodikia, dan setiap orang percaya agar mereka bertobat dan berpaling kepada Tuhan (19). Setiap orang percaya dapat mengalami secara cuma-cuma kekayaan rohani dan kepuasan sejati ketika dia menyadari kemiskinannya dan mempersilakan Yesus tinggal di dalam hati dan menguasai seluruh hidupnya sebagai Tuhan. Kepuasan sejati hanya dapat dialami di dalam persekutuan dengan Dia (20).

Apabila kita mempersilakan Yesus menduduki takhta di hati kita, Dia berjanji akan mendudukkan kita bersama-sama dengan Dia di takhta-Nya (21). Jikalau Yesus memerintah hidup kita, maka kita pun akan hidup dan memerintah bersama-sama dengan Dia. ©®
Published with Blogger-droid v2.0.2