Selamat datang di Crent Regeneration.

Terimakasih atas kunjungan anda.
"Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah,"
"Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya."(Ef 2:19,8-10)

12/09/2011

DASAR UNTUK PERCAYA.

DASAR UNTUK PERCAYA.
2 Petrus 1:16-21

Kadang waktu kita mendengarkan khotbah kita segera merasakan bahwa si pengkhotbah tidak sungguh-sungguh meyakini yang ia khotbahkan. Isi khotbahnya mungkin sangat baik, sistematis dan "alkitabiah". Namun, tidak ada rohnya. Tidak keluar dari hati yang mengasihi Allah dan mengasihi jemaat. Khotbah tersebut mungkin mencerahkan intelektual jemaat, tetapi tidak membangun kerohanian mereka.

Petrus ketika menyampaikan nasihatnya, bukan keluar semata-mata dari kecerdasan berpikirnya. Bagi yang menguasai bahasa Yunani Koine, tahu bahwa bahasa Yunani surat 2 Petrus ini bukan yang terbaik. Yang menjadi pegangan Petrus adalah dia sebagai saksi mata Kristus dalam pemuliaan-Nya (17-18; Mat. 17:1-8). Pemuliaan Tuhan Yesus membuka pemahaman Petrus akan siapa Dia. Pertama, Dia adalah Anak Allah yang kepada-Nya, Allah Bapa berkenan. Berarti ajaran mengenai Tuhan Yesus akan datang kembali sebagai Raja adalah benar (16). Pengharapan orang Kristen tidak sia-sia. Kedua, di pemuliaan Tuhan Yesus, Petrus melihat dua tokoh besar Perjanjian Lama, Musa yang mewakili Hukum Taurat dan Elia yang mewakili nabi-nabi bercakap-cakap dengan Tuhan Yesus. Artinya, Perjanjian Lama memang menunjuk kepada Tuhan Yesus sebagai penggenap nubuat dan janji Mesianik (19). Bagi Petrus, Perjanjian Lama adalah firman Allah yang sejajar dengan Perjanjian Baru. Keduanya menunjuk kepada Tuhan Yesus sebagai Juruselamat manusia. Maka, untuk mengerti dengan benar ajaran kebenaran, umat Tuhan harus membaca Perjanjian Lama. Ingat, pada waktu Petrus menulis surat ini, Perjanjian Baru belum ada atau lengkap seperti sekarang ini.

Hari ini kita bersyukur memiliki Alkitab lengkap. Petunjuk penting mengenai Tuhan Yesus dapat kita temukan melalui membaca dan merenungkannya. Lebih daripada itu, kita harus mengalami Tuhan Yesus dalam hidup kita secara pribadi agar kita dapat menyaksikan-Nya kepada orang lain. Kita adalah saksi-saksi Kristus melalui perkataan, perbuatan, dan sikap kita! ©®
Published with Blogger-droid v2.0.1

BERGUMUL DENGAN KEFANAAN.

BERGUMUL DENGAN KEFANAAN.
Mazmur 39

Pernah frustasi terhadap diri sendiri? Mungkin karena karakter tertentu yang kita ingin buang, tetapi sepertinya sulit untuk kita singkirkan. Mungkin dosa tertentu yang menjerat kita. Kita sadar hidup kita tidak kudus, namun kita tak berdaya, bahkan doa-doa kita sepertinya tidak memberi dampak perubahan dalam kerohanian kita.

Pemazmur sadar akan hidupnya yang fana. Di satu sisi, ia hidup di tengah-tengah orang fasik. Ia sadar ia tidak sama dengan mereka dan tidak boleh menjadi sama dengan mereka. Akan tetapi ia sadar kedagingannya bergejolak. Maka ia memilih berdiam diri (2-3), tidak mau membalas ajakan orang fasik untuk ikut-ikutan berdosa. Atau juga terhadap ejekan dari orang fasik yang menertawakan upayanya untuk hidup kudus. Di pihak lain, ia berhadapan dengan Allah yang maha kudus yang tidak dapat membiarkan umat-Nya hidup dalam dosa. Ia sadar kalau Allah bertindak menguduskan umat-Nya berarti akan ada hajaran, disiplin yang keras! Sungguh ia merasa tidak sanggup untuk menghadapi-Nya (11-12).

Pergumulan pemazmur di sini senada dengan yang digumuli Paulus di Roma 7:13-24. Tubuh sudah menjadi milik Kristus, tetapi masih dipengaruhi oleh kedagingan. Suatu paradoks yang menyakitkan! Rasanya munafik. Di hadapan manusia bisa menyembunyikan diri dengan topeng-topeng. Di hadapan Allah, semua telanjang, terbuka apa adanya. Seruan puncak Paulus adalah "Aku manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?" (Rm. 7:24).

Iman pemazmur ditujukan kepada Tuhan. Ia belajar berserah kepada Tuhan. Pemazmur bagaikan pendatang atau penumpang yang hanya berharap keramahtamahan dan belas kasih dari tuan rumah, demikian pemazmur di hadapan Allah (13). Bersama Paulus kita bisa berseru, "Syukur kepada Allah, oleh Yesus Kristus, Tuhan kita." (Rm. 7:25). Dialah yang akan membebaskan kita dari tubuh maut ini.
©®
Published with Blogger-droid v2.0.1

"BERTUMBUH ATAU MUNDUR!"

BERTUMBUH ATAU MUNDUR!
2 Petrus 1:3-15

Orang Kristen yang tidak bertumbuh pasti akan mundur imannya. Ibarat berenang melawan arus di kolam arus. Saat berhenti berenang,

kecuali keluar dari kolam tersebut, pasti kita akan terbawa arus. Dunia ini berjalan melawan Allah. Anak Tuhan tidak bisa netral atau statis. Ia harus bergerak maju melayani Allah atau hanyut oleh arus dunia yang melandanya.

Itulah nasihat Petrus di penghujung khotbah mininya (3-11). Kalau orang Kristen tidak bertumbuh dalam kebajikan, ia menjadi seperti orang buta dan picik, tidak sadar sudah menerima anugerah (8-10). Kita sudah memiliki segala anugerah yang Allah berikan untuk hidup saleh dan pengenalan yang benar akan Allah (3). Hidup saleh itu adalah mengambil bagian dari kodrat Ilahi dan luput dari hawa nafsu dunia yang membinasakan (4). Maka, tanggung jawab kita adalah bertumbuh menjadi dewasa dalam iman. Hal itu dipaparkan oleh Petrus di ayat 5-7. Yang Petrus bicarakan di sini bukan tingkatan iman. Daftar serupa ini ada di Galatia 5:22-23, Roma 5:3-5, Yakobus 1:3-4, juga 1 Petrus 1:6-7. Semua itu adalah "buah Roh" atau kebajikan yang seharusnya nyata dalam kehidupan anak Tuhan. Setiap kali kita mengembangkan satu karakter Kristus dalam hidup kita, hal itu akan memperkuat kebajikan atau karakter lain yang sudah kita miliki. Itulah yang Petrus hendak sampaikan.

Petrus menyampaikan khotbah mininya di permulaan suratnya karena ia sadar waktunya tidak lama lagi (12-15). Surat Petrus yang kedua ini bisa dianggap sebagai surat wasiatnya kepada jemaat yang selama ini ia gembalakan. Ia mendorong mereka untuk bertumbuh terus menjadi serupa Kristus. Petrus juga memberi pengharapan bahwa kalau mereka bertekun dalam panggilan dan bertumbuh, mereka berhak masuk ke Kerajaan Kekal (11).

Apakah Anda sedang bertumbuh dalam iman? Atau jangan-jangan Anda sedang hanyut ikut arus dunia yang berdosa ini. Kiranya nasihat Petrus ini mendorong Anda maju terus dalam iman, semakin hari semakin serupa Kristus. Ingat satu karakter Kristus terbentuk dalam diri Anda, berarti karakter lain pun akan diperkuat.
©®
Published with Blogger-droid v2.0.1