(18) Tetap berani bersaksi
Kisah Para
Rasul 22:30- Kisah Para Rasul 23:1-11
Bagi sebagian orang, bersaksi kepada orang dekat tidak menjadi masalah. Namun, bagaimana menghadapi musuh yang siap "menerkam", apakah masih tetap berani bersaksi? Sebagian orang mungkin akan memilih menghindar atau tutup mulut, tetapi Paulus tidak begitu.
Di
hadapan Mahkamah Agama yang dikumpulkan oleh kepala pasukan Romawi, Paulus
menyatakan bahwa ia hidup sebagai warga negara dengan hati nurani yang murni(1).
Hidupnya benar dan berintegritas, terbuka dan terbaca jelas oleh semua orang.
Ini terjadi karena kemuliaan Allah bersinar di dalam hatinya. Oleh karena itu,
tuduhan bahwa Paulus melarang hukum Taurat dan Bait Suci adalah tidak benar.
Mendengar hal itu, Imam Besar Ananias tidak percaya dan ia bertindak
sewenang-wenang dengan memerintahkan orang untuk menampar Paulus. Maka, Paulus
menegur kemunafikan Ananias karena telah melanggar hukum Taurat, sebab Taurat
melarang pengadilan menghukum seseorang sebelum kesalahannya diketahui.
Paulus
juga menyebutkan statusnya sebagai seorang Farisi dan berdarah Farisi. Lalu, ia
dengan cerdik memaparkan doktrin kebangkitan yang menjadi sumber pertentangan
di antara Mahkamah Agama. Orang Saduki memang tidak percaya kebangkitan orang
mati dan malaikat. Sebab itu, orang Farisi membela Paulus (19). Keributan pun
tidak dapat dihindari sehingga kepala pasukan turun tangan mengamankan Paulus
agar nyawanya tidak terancam.
Paulus
tentu lelah menghadapi semua itu, tetapi Tuhan hadir menguatkan Paulus dan
menyatakan bahwa ia akan selamat dan pergi bersaksi ke Roma. Kita perlu belajar
semangat dan keberanian Paulus dalam bersaksi. Karena itu kita perlu menjaga
hati nurani dengan hidup benar di hadapan Tuhan. Ini modal besar bagi kesaksian
kita, karena perbuatan sering berbicara lebih kuat dibandingkan perkataan. Kita
juga perlu berdoa dan dan mengandalkan Roh Kudus agar mendapatkan kuasa dan
keberanian untuk bersaksi sehingga orang lain dapat mengenal Kristus. Bila
harus menderita karena bersaksi, ingatlah Tuhan beserta kita.
30 Namun kepala pasukan itu
ingin mengetahui dengan teliti apa yang dituduhkan orang-orang Yahudi kepada
Paulus. Karena itu pada keesokan harinya ia menyuruh mengambil Paulus dari
penjara dan memerintahkan, supaya imam-imam kepala dan seluruh Mahkamah Agama
berkumpul. Lalu ia membawa Paulus dari markas dan menghadapkannya kepada
mereka.
Kisah Para Rasul 23:1-11
1 Sambil menatap anggota-anggota Mahkamah Agama, Paulus berkata: "Hai saudara-saudaraku, sampai kepada hari ini aku tetap hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah."
2 Tetapi Imam Besar Ananias menyuruh orang-orang yang berdiri dekat Paulus menampar mulut Paulus.
3 Membalas itu Paulus berkata kepadanya: "Allah akan menampar engkau, hai tembok yang dikapur putih-putih! Engkau duduk di sini untuk menghakimi aku menurut hukum Taurat, namun engkau melanggar hukum Taurat oleh perintahmu untuk menampar aku."
4 Dan orang-orang yang hadir di situ berkata: "Engkau mengejek Imam Besar Allah?"
5 Jawab Paulus: "Hai saudara-saudara, aku tidak tahu, bahwa ia adalah Imam Besar. Memang ada tertulis: Janganlah engkau berkata jahat tentang seorang pemimpin bangsamu!"
6 Dan karena ia tahu, bahwa sebagian dari mereka itu termasuk golongan orang Saduki dan sebagian termasuk golongan orang Farisi, ia berseru dalam Mahkamah Agama itu, katanya: "Hai saudara-saudaraku, aku adalah orang Farisi, keturunan orang Farisi; aku dihadapkan ke Mahkamah ini, karena aku mengharap akan kebangkitan orang mati."
7 Ketika ia berkata demikian, timbullah perpecahan antara orang-orang Farisi dan orang-orang Saduki dan terbagi-bagilah orang banyak itu.
8 Sebab orang-orang Saduki mengatakan, bahwa tidak ada kebangkitan dan tidak ada malaikat atau roh, tetapi orang-orang Farisi mengakui kedua-duanya.
9 Maka terjadilah keributan besar. Beberapa ahli Taurat dari golongan Farisi tampil ke depan dan membantah dengan keras, katanya: "Kami sama sekali tidak menemukan sesuatu yang salah pada orang ini! Barangkali ada roh atau malaikat yang telah berbicara kepadanya."
10 Maka terjadilah perpecahan besar, sehingga kepala pasukan takut, kalau-kalau mereka akan mengoyak-ngoyak Paulus. Karena itu ia memerintahkan pasukan untuk turun ke bawah dan mengambil Paulus dari tengah-tengah mereka dan membawanya ke markas.
11 Pada malam berikutnya Tuhan datang berdiri di sisinya dan berkata kepadanya: "Kuatkanlah hatimu, sebab sebagaimana engkau dengan berani telah bersaksi tentang Aku di Yerusalem, demikian jugalah hendaknya engkau pergi bersaksi di Roma."
1 Sambil menatap anggota-anggota Mahkamah Agama, Paulus berkata: "Hai saudara-saudaraku, sampai kepada hari ini aku tetap hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah."
2 Tetapi Imam Besar Ananias menyuruh orang-orang yang berdiri dekat Paulus menampar mulut Paulus.
3 Membalas itu Paulus berkata kepadanya: "Allah akan menampar engkau, hai tembok yang dikapur putih-putih! Engkau duduk di sini untuk menghakimi aku menurut hukum Taurat, namun engkau melanggar hukum Taurat oleh perintahmu untuk menampar aku."
4 Dan orang-orang yang hadir di situ berkata: "Engkau mengejek Imam Besar Allah?"
5 Jawab Paulus: "Hai saudara-saudara, aku tidak tahu, bahwa ia adalah Imam Besar. Memang ada tertulis: Janganlah engkau berkata jahat tentang seorang pemimpin bangsamu!"
6 Dan karena ia tahu, bahwa sebagian dari mereka itu termasuk golongan orang Saduki dan sebagian termasuk golongan orang Farisi, ia berseru dalam Mahkamah Agama itu, katanya: "Hai saudara-saudaraku, aku adalah orang Farisi, keturunan orang Farisi; aku dihadapkan ke Mahkamah ini, karena aku mengharap akan kebangkitan orang mati."
7 Ketika ia berkata demikian, timbullah perpecahan antara orang-orang Farisi dan orang-orang Saduki dan terbagi-bagilah orang banyak itu.
8 Sebab orang-orang Saduki mengatakan, bahwa tidak ada kebangkitan dan tidak ada malaikat atau roh, tetapi orang-orang Farisi mengakui kedua-duanya.
9 Maka terjadilah keributan besar. Beberapa ahli Taurat dari golongan Farisi tampil ke depan dan membantah dengan keras, katanya: "Kami sama sekali tidak menemukan sesuatu yang salah pada orang ini! Barangkali ada roh atau malaikat yang telah berbicara kepadanya."
10 Maka terjadilah perpecahan besar, sehingga kepala pasukan takut, kalau-kalau mereka akan mengoyak-ngoyak Paulus. Karena itu ia memerintahkan pasukan untuk turun ke bawah dan mengambil Paulus dari tengah-tengah mereka dan membawanya ke markas.
11 Pada malam berikutnya Tuhan datang berdiri di sisinya dan berkata kepadanya: "Kuatkanlah hatimu, sebab sebagaimana engkau dengan berani telah bersaksi tentang Aku di Yerusalem, demikian jugalah hendaknya engkau pergi bersaksi di Roma."