Selamat datang di Crent Regeneration.

Terimakasih atas kunjungan anda.
"Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah,"
"Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya."(Ef 2:19,8-10)

3/25/2012

SEPERTI BARNABAS.

SEPERTI BARNABAS

"Atau hanya aku dan Barnabas sajakah yang tidak mempunyai hak untuk dibebaskan dari pekerjaan tangan? (1 Korintus 9:6)

1 Korintus 9:1-12

Nama Barnabas pertama kali disebut sebagai salah satu anggota jemaat mula-mula di Yerusalem dalam Kisah Para Rasul 4:36-37. Barnabas berarti "anak penghiburan", dan memang ia hidup sesuai namanya. Ia menjual ladang miliknya dan mempersembahkan uangnya untuk dipakai membantu jemaat yang kekurangan. Saat Paulus baru bertobat dan banyak yang curiga pada bekas penganiaya jemaat itu, Barnabaslah yang mendampingi dan membelanya.

Dalam bacaan hari ini kita menjumpai namanya lagi. Bersama Paulus, rekannya, Barnabas tetap bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari selama melayani di Korintus (ayat 6). Sebenarnya wajar saja jika jemaat membiayai hidup Barnabas dan Paulus, karena mereka telah melakukan banyak hal untuk melayani jemaat, tetapi mereka tidak mempergunakan hak itu. Mengapa? Karena tujuan utama mereka adalah membawa orang bertobat dan datang pada Tuhan (ayat 12b), bukan mencari uang. Barnabas memandang uang, tenaga, dan keterampilan kerjanya bukan sebagai hak, tetapi sarana untuk ia pakai melayani.

Kadangkala fokus pelayanan kita juga bisa berangsur kabur. Di tengah dunia yang memberi definisinya sendiri tentang keadilan, bisa jadi kita mulai berhitung apakah pelayanan kita telah cukup dihargai. Perhatian kita lebih tertuju pada hak-hak yang menurut kita harus kita terima, daripada memikirkan bagaimana menggunakan hak melayani yang Tuhan berikan. Seperti Barnabas, mari arahkan fokus kita pada tujuan yang seharusnya, membawa orang makin mengenal dan mengasihi Tuhan. Dan, mari pakai tiap sumber daya yang Tuhan sediakan untuk saling melengkapi dalam tubuh Kristus, guna mencapai tujuan tersebut.

MEMBERITAKAN TUHAN ADALAH TUJUAN KITA MELAYANI;

TIAP SUMBER DAYA ADALAH SARANA KITA BERSAMA MENCAPAI TUJUAN INI.
Published with Blogger-droid v2.0.4

TEGURAN? BUKTI CINTA

TEGURAN? BUKTI CINTA.
Markus 14:12-21

Mengapa Yesus membiarkan Yudas Iskariot mengkhianati Dia? Benarkah Yudas Iskariot ditakdirkan untuk mengkhianati Yesus agar Yesus dapat menyelamatkan manusia? Sampai saat ini masih banyak orang yang menganggap tindakan pengkhianatan Yudas Iskariot sebagai cara Allah untuk menyelamatkan manusia. Sebab jika Yudas tidak mengkhianati Yesus, maka Yesus tidak akan mati di kayu salib dan itu berarti manusia tidak diselamatkan. Namun benarkah demikian?

Pandangan itu jelas keliru. Tuhan tidak menakdirkan seorang pun mengkhianati Dia. Secara terbuka, Yesus mengingatkan bahwa di antara para murid akan ada seseorang yang mengkhianati Dia. Yudas mengerti siapa yang dimaksud oleh Yesus (18). Apalagi kemudian Yesus menubuatkan secara spesifik tentang orang yang akan menyerahkan Dia, yaitu orang yang mencelupkan roti ke dalam pinggan yang sama dengan Yesus (19). Yesus menyatakan bahwa tanpa pengkhianatan Yudas pun, Ia tetap akan mati sebagaimana yang telah dinubuatkan tentang Yesus. Namun jika Yudas mengkhianati Yesus maka ia akan celaka. Kerasnya hukuman yang akan diterima oleh Yudas digambarkan dengan ungkapan "adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan (21). Sayangnya kesempatan-kesempatan yang diberikan Yesus disia-siakan oleh Yudas. Bukti cinta kasih yang Yesus tunjukkan pada Yudas melalui makan paskah bersama, mencelupkan roti dalam satu pinggan, sampai peringatan yang sangat keras sekalipun tidak membuat Yudas bertobat. Kekerasan hatinya membuat ia buta dan tidak peka terhadap suara Tuhan, yang mengasihi dia.

Tuhan tidak akan pernah membiarkan Yudas -atau siapapun pengikut-Nya- untuk mengkhianati Dia. Ia tidak ingin manusia hancur karena memilih jalan yang keliru. Namun di sisi lain, kita diberi kehendak bebas untuk menentukan jalan yang akan kita tempuh. Ia hanya memberitahukan konsekuensi dari setiap pilihan. Adakalanya ia menegur dengan keras supaya kita tidak salah jalan. Karena itu, jika Tuhan menegur, jangan keraskan hati. Itu bukti cinta-Nya yang luar biasa kepada kita.©®
Published with Blogger-droid v2.0.4