Judul: Komitmen yang gagal
Komitmen merupakan kata yang akrab di telinga kita. Bagi banyak orang maupun organisasi, komitmen adalah sesuatu yang penting bagi tercapainya suatu tujuan. Namun komitmen itu bisa saja gagal di tengah jalan. Maka sebagai akibat, proses kehidupan seseorang atau organisasi itu akan mengalami gangguan.
Petrus gagal dalam komitmennya untuk mengikut Tuhan dalam segala keadaan (Luk. 22:33). Diperhadapkan dengan tudingan orang, Petrus menciut dan menyangkal. Padahal ia sudah sejauh ini tegar mengikuti penangkapan Yesus sampai di halaman rumah imam besar.Lalu mengapa Petrus bisa gagal?
Sebenarnya kegagalan Petrus telah dinubuatkan Yesus dalam perjamuan Paskah terakhir (Luk. 22:34). Namun secara menarik, dalam konteks percakapan yang sama, Kristus juga menyatakan bahwa apa yang dialami Petrus merupakan salah satu bentuk penampian Iblis. Jadi di satu sisi Iblis mencoba menghancurkan Petrus, tetapi di sisi lain Tuhan Yesus sedang membentuk dalam diri Petrus suatu karakter kerendahhatian untuk bersandar pada Allah. Yesus selanjutnya juga berpesan kepada Petrus agar dikemudian hari ia menguatkan para saudaranya (Luk. 22:31-32). Dan kelak setelah peristiwa Pentakosta, kita akan melihat bahwa pesan Yesus ini digenapi. Petrus yang dipenuhi oleh Roh Kudus menunjukkan komitmen dan kesetiaan yang luar biasa dalam pelayanan pemberitaan Injil, sebagaimana yang dicatat dalam kitab Kisah Para Rasul.
Sebagai pribadi yang telah ditebus oleh Tuhan Yesus, mungkin kita juga sering gagal dalam memenuhi komitmen kita untuk setia kepada Dia. Hal ini mungkin terjadi karena kita cenderung menggunakan kekuatan kita sendiri dalam mempertahankan komitmen tersebut. Oleh karena itu, agar kita tidak terjebak dalam kegagalan terus menerus, marilah kita bersandar pada kekuatan Roh Kudus. Apabila suatu saat kita harus mengalami kegagalan, janganlah kita cepat berputus asa, tetapi perbaharuilah komitmen kita itu dengan tetap bersandar dan mengandalkan kekuatan Roh Kudus.
Published with Blogger-droid v1.7.4