Selamat datang di Crent Regeneration.

Terimakasih atas kunjungan anda.
"Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah,"
"Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya."(Ef 2:19,8-10)

10/12/2011

"DIUTUS KEPADA BANGSA YANG BEBAL"

"DIUTUS KEPADA BANGSA YANG BEBAL"
Yesaya 6:1-13

Kita telah mengikuti perjalanan Yesaya memaparkan kebobrokan bangsa Israel, pengharapan yang menanti mereka jika mereka bertobat dan juga ancaman-ancaman hukuman yang akan datang. Dalam nas ini Yesaya dipanggil "TUHAN semesta alam." Nas ini sangat terkenal, terutama ayat 8. Marilah kita perhatikan dialog antara Tuhan dan Yesaya setelah Yesaya mengatakan, "Ini aku, utuslah aku!"

Ayat 8 ternyata sama sekali bukan akhir dari adegan pemanggilan Yesaya di hadapan Tuhan. Setelah Yesaya menyerahkan dirinya, Tuhan mengatakan dengan gamblang kepada Yesaya bahwa dia akan "gagal" dalam menjalankan tugasnya. Bangsanya tidak akan mendengarkan kata-katanya. Walaupun mereka mendengar, mereka tidak akan mengerti (9); walaupun mereka melihat, mereka tidak akan tanggap (10). Mereka akan tetap bersikukuh dengan pandangan mereka, pemahaman mereka, cara hidup mereka. Lebih parah daripada Firaun di Mesir, nampaknya tidak ada yang bisa mengubah pemahaman dan sikap hidup mereka yang sudah begitu rusak.

Yesaya masih menduga bahwa sikap ini hanyalah permulaan dari tugasnya dan suatu saat bangsa itu akan berbalik (11), tetapi Tuhan mengatakan bahwa itu akan terus terjadi sampai bangsa itu benar-benar habis (13), tak lebih dari tunggul-tunggul belaka. Setelah pembersihan total itu terjadi, baru ia bisa mengharapkan awal yang baru. Timbul pertanyaan: Akankah Yesaya hidup cukup lama untuk menyaksikan tumbuhnya tunas baru dari tunggul itu? Apa tolok ukur keberhasilan Yesaya dalam menjalankan tugas ini? Akankah dia hanya menyuarakan lolongan sepi di tengah gurun?

Dari perikop ini nampak jelas bahwa Tuhan tidak menggunakan jumlah pertobatan sebagai tolok ukur. Yang Tuhan cari adalah hamba yang setia, yang mau pergi "untuk Dia" (ay. 8). Apa pun yang dihadapi. Apa pun yang terjadi. Apa pun hasilnya. B. Chapell mengatakan, "Kita dipanggil untuk hidup bagi Tuhan bukan cuma ketika kita harus mengorbankan segalanya, tapi juga ketika [karya kita] tidak nampak menghasilkan apa pun." (R)

Published with Blogger-droid v1.7.4

"KASIH YANG MENERIMA"

"KASIH YANG MENERIMA"
Hosea 2:15-22

Saya pernah membaca kisah pasutri yang penuh pertengkaran, namun berakhir dengan saling memaafkan dan saling mencumbu setelahnya. Mereka mengaku kepada konselor perbedaan karakterlah yang menyebabkan sering terjadi perselisihan. Namun, karena komitmen masing-masing untuk menjaga pernikahan kuat, mereka belajar menerima perbedaan itu seraya mengubah diri sendiri bagi pasangannya. Alhasil, pertengkaran menipis, kalaupun terjadi, lebih cepat diselesaikan.

Jika membaca ayat 13 terlepas dari konteksnya kita akan mengira ini adalah kisah asmara romantis sejoli, Hosea dan Gomer. Pemahaman ini keliru. Yang terjadi adalah penyangkalan diri Hosea demi keutuhan pernikahannya dengan Gomer. Walau Gomer telah berkhianat, Hosea tetap menerimanya apa adanya. Bahkan Hosea mau kembali berbagi hidup demi kelimpahan pernikahan tersebut (14). Hosea mengambil inisiatif membangun relasi suami istri yang telah dirusak oleh perzinaan bahkan melampaui dari sekadar mempertahankan apa yang sudah ada di atas kertas (surat nikah), melainkan kembali menyatukan dirinya dengan Gomer menjadi satu daging (bnd. Kej. 2:24).

Kita belajar bahwa Tuhan rindu agar hubungan yang fungsional itu, di mana Hosea dan Gomer memang masih pasutri yang sah secara hukum, menjadi personal, Hosea dan Gomer saling mengasihi (15). Tuhan demi kasih-Nya kepada Israel bersedia mengulang seluruh proses pernikahan yang ideal dengan membayar mahar yang sangat mahal (18-19) agar seluruh hidup kembali kepada tatanan yang sepatutnya, yaitu hubungan manusia dengan Tuhan dipulihkan.

Kita dulu adalah Gomer, atau sekarang masih seperti dia? Tuhan dengan api cinta-Nya yang membara-bara terus mengejar kita, rindu agar kita menjadi kekasih-Nya. Apakah kita tetap memilih melacurkan diri? Sampai kapan kita mau terus lari? Ada hubungan yang begitu intim dan mesra yang Tuhan telah siapkan bagi kita. Mari kita dengarkan Dia dan terima cinta-Nya dalam hidup kita. Tak ada yang lain yang mencintai kita seperti Dia. (@)
Published with Blogger-droid v1.7.4

"KASIH YANG TAK PUTUS"

Hosea 2:1-14

Pasal 2 bisa dibaca dengan sudut pandang Tuhan kepada Israel dan Hosea kepada Gomer. Ayat 1, "adukanlah ibumu", dan ayat 3, "tentang anak-anaknya" nampak puisi ini dituliskan seorang suami yang membicarakan istrinya kepada anak dari istrinya, tapi anak itu bukan anaknya sendiri (1:6, 8).

Kesan yang muncul di pasal 2 adalah seorang suami yang kasmaran kepada istrinya sehingga walaupun istrinya telah berkhianat, ia tetap mengasihinya. Kegeraman memang ada. Kemarahan pun nampak dengan kuat. Namun, hal itu tidak menenggelamkan cinta yang dimiliki sang suami kepada belahan hatinya. Itulah cinta Tuhan yang tak bersyarat.

Melalui pasang-surut hubungan Hosea dan Gomer, kita melihat bahwa selama ada pelanggan yang bisa dipuaskan, Gomer memilih melacurkan dirinya (4). Hanya saat kehabisan rezeki ia tanpa malu dan tanpa tahu diri kembali mencari suaminya (6) tanpa menyadari bahwa segala hal baik yang ia alami dan kekayaan yang gunakan dalam hidupnya, bahkan saat melacurkan dirinya, datangnya dari suaminya, bukan dari para pelanggannya.

Cinta Tuhan yang dahsyat dan mencengangkan itu nampak di ayat 13-22. Namun, sebelum cinta itu bisa kembali dialami Israel, ia perlu menyadari kebutuhannya yang terdalam. Ayat 8-12 menggambarkan upaya Tuhan membawa balik kesadaran Israel membutuhkan diri-Nya, yaitu dengan menghentikan semua berkat-Nya sehingga Israel merana. Tuhan pernah berlaku demikian kepada Israel di zaman para hakim (Hak. 10:6-16). Mereka disuruh mencari pertolongan pada para allah yang selama ini mereka sembah! Hanya saat mereka sadar betapa sia-sianya hidup mereka selama ini mengandalkan allah lain, dan bahwa di dalam Allahlah kasih dan sumber kepuasan hidup sejati ditemukan, mereka siap bertobat dan Allah siap menerima mereka kembali.

Kitalah Gomer, yang berkhianat pada Hosea. Allah akan melakukan cara apa pun untuk membawa kita balik kepada-Nya.Kalau perlu kita dibuat babak belur agar kapok! Kalau itu belum terjadi pada kita marilah kita segera bertobat! (RM)
Published with Blogger-droid v1.7.4