Selamat datang di Crent Regeneration.

Terimakasih atas kunjungan anda.
"Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah,"
"Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya."(Ef 2:19,8-10)

7/30/2012

Published with Blogger-droid v2.0.6

Published with Blogger-droid v2.0.6

Published with Blogger-droid v2.0.6

Published with Blogger-droid v2.0.6

7/27/2012

PELAYANAN RUMAH

PELAYANAN RUMAH "Sekeluarnya dari rumah ibadat itu Yesus bersama Yakobus dan Yohanes pergi ke rumah Simon dan Andreas. (Markus 1:29) Markus 1:29-34 Ada beberapa peristiwa dalam kehidupan Yesus, termasuk beberapa pengajaran dan mukjizat penting, dilakukan saat Yesus berada di rumah-rumah atau dipicu oleh peristiwa-peristiwa dalam rumah. Ya, rumah, bukan sinagoge tempat orang Yahudi ramai berkumpul, atau gelanggang yang menjadi pusat perhatian publik. Bacaan hari ini merupakan sebuah contoh bahwa rumah merupakan tempat yang penting bagi berlangsungnya pelayanan. Setelah melayani di rumah ibadah pada hari Sabat, Yesus pergi ke "rumah Simon dan Andreas" (ayat 29). Sekadar bersilaturahmikah kunjungan itu? Ada kemungkinan untuk itu. Menariknya, dari kunjungan itu, setidaknya ada dua peristiwa yang dicatat. Pertama, Yesus menyembuhkan ibu mertua Petrus (ayat 31); kedua, Yesus menyembuhkan banyak orang yang menderita berbagai penyakit dan mengusir banyak setan (ayat 34). Pelayanannya, selain menyentuh keluarga Simon dan Andreas, juga menyentuh kehidupan banyak orang yang datang. Selain tempat-tempat terbuka atau tempat ibadah orang Yahudi, Yesus juga melayani di rumah-rumah; dari berbagai kalangan. Beberapa kisah lain adalah saat Dia singgah di rumah pemungut cukai, kunjungannya ke rumah Maria dan Marta, juga saat bertamu di rumah Zakheus. Banyak orang belum memiliki hubungan dengan gereja. Atau bahkan memendam kekecewaan tertentu kepada gereja, sehinga enggan melangkah ke sana. Mari memikirkan satu aspek pelayanan penting ini: pelayanan rumah. Dengan diiringi doa, kita bisa mulai memikirkan satu-dua orang yang akan kita kunjungi, supaya ada banyak orang juga yang dijangkau bagi Kristus lewat pelayanan semacam ini--keluarga kita, sahabat, kolega. Siapa pun. SILATURAHMI ITU SEBUAH TRADISI, TETAPI KUNJUNGAN MURID KRISTUS BERPOTENSI MENJADI SEBUAH MISI KRISTIANI.
Published with Blogger-droid v2.0.6

KDRT = KASIH DALAM RUMAH TANGGA

KDRT = KASIH DALAM RUMAH TANGGA. Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu ... Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu ... (1 Petrus 3:1,7) 1 Petrus 3:1-7 Kekerasan dalam Rumah Tangga (KdRT) adalah persoalan yang kompleks. Menurut pengamatan, kekerasan kerap digunakan sebagai alat untuk mengekspresikan kemarahan; mengumbar kekuasaan; menyeimbangkan posisi dalam pernikahan. Apa jadinya jika nilai-nilai ini dianut oleh anggota keluarga kita? Rasul Petrus, dalam suratnya yang pertama, mengangkat nilai-nilai yang penting dalam keluarga. Yang pertama dan diulang dalam 6 dari 7 ayat bacaan kita (dan selalu sama gemanya dalam bagian lain di Alkitab), adalah tentang ketundukan isteri kepada suami. Perhiasan terindah bagi seorang isteri adalah ketundukan kepada Allah, yang tercermin dari ketundukannya pada sang suami (ayat 3-5). Dandanan lahiriah mungkin bisa menundukkan suami sesaat, namun isteri yang hidup murni dan saleh dapat membawa suaminya menundukkan diri di bawah kebenaran firman Allah. Meski hanya satu ayat, pesan senada disampaikan pada para suami. Ketundukan pada Allah akan membawa suami menghargai isteri sebagai sesama pewaris kasih karunia- Nya, bukan memanfaatkan atau menyerang kelemahan-kelemahannya. Suami yang tidak merawat hubungan dengan isterinya dengan baik, akan mengalami kesulitan juga dalam menikmati hubungan yang indah dengan Allah (ayat 7). Jadi, jika meneladan dan mengikuti firman Allah, keluarga semestinya bukan sasana untuk mengumbar kekerasan, baik dalam bentuk perkataan yang memojokkan, maupun tindakan fisik yang menyakitkan. Mari kembali pada rancangan Tuhan. Sama-sama menempatkan ketundukan dan kasih pada Tuhan di atas segalanya. Kiranya kasih yang bersumber dari Allah tinggal dengan limpahnya di tengah keluarga kita.
Published with Blogger-droid v2.0.6

7/24/2012

SUMBER UTAMA HIKMAT DAN KEKAYAAN

SUMBER UTAMA HIKMAT DAN KEKAYAAN Kejadian 41:17-36 Kekayaan dan kekuasaan sering membuat orang lupa kepada Allah yang merupakan sumber kekayaan, kuasa, dan hikmat. Sebagai orang yang paling berkuasa dan paling kaya di Mesir, Firaun tidak membayangkan bahwa mimpi yang ia alami ternyata membuat dirinya ketakutan dan khawatir, apalagi setelah ia mendapati bahwa tidak seorang pun dapat mengartikan mimpi tersebut. Pengalaman Yusuf dalam menafsirkan mimpi juru minuman telah membawa dirinya bertemu orang paling berkuasa di Mesir. Melalui penjelasan Yusuf, Firaun bukan saja mendapat jalan keluar dari kekhawatirannya, tetapi juga mendapat kesempatan untuk mengenal Allah yang disembah oleh Yusuf. Melalui hikmat Tuhan kepada Yusuf, Firaun bukan saja mengetahui apa yang akan terjadi dengan kerajaannya, tetapi juga mengetahui apa yang harus dilakukan agar bahaya kelaparan tidak menghancurkan negerinya. Yusuf bukan saja telah menolong Firaun untuk melihat apa yang akan terjadi di masa mendatang, tetapi ia juga menolong Firaun untuk mengambil langkah-langkah yang tepat dan segera di masa sekarang. Sungguh ironis, bahwa orang yang paling berkuasa di Mesir harus meminta nasihat dari seorang tahanan. Namun jika ada Allah yang mengatur semua itu, maka segalanya mungkin. Dari peristiwa ini kita belajar bahwa melalui kuasa dan hikmat-Nya, Allah dapat menjalankan rencana-Nya secara sempurna. Sekalipun kondisi Yusuf sangat jauh di bawah keadaan yang normal, namun Tuhan dapat mengubah kehidupan Yusuf secara seketika. Dari seorang tahanan di Mesir, menjadi seorang paling berkuasa setelah Firaun tidaklah mungkin terjadi tanpa pertolongan Tuhan. Tidak jarang kehidupan kita pun seolah terperosok begitu dalam hingga kita sulit melihat jalan keluar dari keadaan tersebut. Tetapi lihatlah bagaimana Tuhan dapat mengubah hidup Yusuf secara luar biasa. Sebagaimana Yusuf bergantung pada hikmat Tuhan, kita pun harus bergantung pada-Nya. Sebagaimana kuasa Tuhan telah mengubah Yusuf, kuasa yang sama itu juga mampu meluputkan kita. Berkatalah Firaun kepada Yusuf: "Aku telah bermimpi, dan seorangpun tidak ada yang dapat mengartikannya, tetapi telah kudengar tentang engkau: hanya dengan mendengar mimpi saja engkau dapat mengartikannya." (Kej 41:15)
Published with Blogger-droid v2.0.6

7/20/2012

PEMIMPIN MELAHIRKAN PEMIMPIN

PEMIMPIN MELAHIRKAN PEMIMPIN Bacaan : 1 Raja-raja 19:19-21 Dalam bukunya 21 Hukum Kepemimpinan Sejati, John Maxwell menuliskan bahwa salah satu karakteristik penting dari seorang pemimpin yang kerap kali dilupakan adalah melahirkan pemimpin untuk masa depan. Banyak pemimpin begitu hebat sewaktu hidupnya. Sayangnya, ketika ia lengser atau meninggal, perjuangannya turut berhenti karena ia tidak memiliki penerus yang akan mengambil alih tongkat estafet kepemimpinan. Ayat bacaan hari ini berkisah tentang bagaimana Elia, sang nabi besar, menyiapkan Elisa yang akan menjadi penggantinya. Ada dua hal yang Elia lakukan dalam proses ini. Pertama, ia memberikan otoritas dan kepercayaan kepada Elisa (ayat 19). Ia melemparkan jubah kenabiannya yang merupakan simbol otoritas kepada Elisa. Kedua, ia melatih Elisa dari bawah--sebagai pelayannya (ayat 21). Padahal menurut beberapa penafsir Alkitab, Elisa adalah orang kaya sebagaimana ditunjukkan dengan banyaknya ternak yang ia miliki. Namun, Elisa merendahkan diri dan "magang" sebagai pelayan Elia. Tampaknya Elia ingin menumbuhkan sikap melayani dalam diri Elisa sebelum kelak ia diresmikan menjadi seorang nabi. Apakah Anda adalah orangtua dalam keluarga? Apakah Anda seorang pemimpin dalam gereja atau komunitas Anda? Sadarilah bahwa Anda mengemban tanggung jawab untuk menyiapkan pemimpin selanjutnya. Mintalah hikmat dari Tuhan supaya Anda dapat menemukan calon penerus yang terbaik. Lalu, siapkan mereka dengan memberikan otoritas dan kepercayaan. Didiklah mereka melayani lebih dahulu sebelum Anda mewariskan tugas kepemimpinan kepada mereka. JADILAH PEMIMPIN YANG SEJATI DENGAN MELAHIRKAN PEMIMPIN-PEMIMPIN BERMUTU UNTUK MASA DEPAN.
Published with Blogger-droid v2.0.6

ANAK ADALAH ANUGERAH

ANAK ADALAH ANUGERAH Mazmur 127 Saya merasa sangat beruntung memiliki ibu yang begitu mengasihi saya. Saya sering teringat kisahnya, bahwa ia mendoakan saya sejak saya dalam kandungan--sejak mengetahui dirinya hamil. Mendengarnya, saya merasa begitu berharga. Kehadiran saya dirancang baik dan diinginkan. Selain itu, saya mengenal kebenaran Alkitab dari didikan dan disiplin yang diterapkan ayah saya. Melalui doa dan didikan mereka, saya merasakan secara nyata kehadiran Tuhan dalam hidup. Sikap orangtua saya sama seperti kata Alkitab: anak adalah anugerah, milik berharga karunia Allah, bukan hasil karya ataupun prestasi orangtua. Seperti mata pencarian kita (ayat 2), sia-sialah kita berupaya untuk memperolehnya jika itu tak diberikan kepada kita. Namun, ibarat anak panah (ayat 4), anak perlu dilatih dan diasah sejak kecil agar mencapai sasaran hidupnya. Ada kalanya anak perlu mendapat teguran, bahkan juga hukuman (lihat Amsal 29:15). Jika itu dilakukan, ketika anak dewasa kelak, orangtuanya takkan malu di hadapan musuh (ayat 5). Siapakah musuh kita? Musuh kita bukan lagi dalam pengertian fisik, melainkan rohani, yakni Iblis dan bala tentaranya (lihat Efesus 6:12). Dengan sikap bagaimanakah kita memandang anak? Bagaikan beban yang merepotkan atau merupakan anugerah Tuhan yang kita syukuri? Menghargai anak bukan saja kewajiban orangtua, melainkan keharusan bagi setiap orang percaya. Dalam bentuk tindakan, kita menghargai anak ketika kita mendidik dan mengajarkan kebenaran kepada mereka membawa mereka mengenal dan mencintai Tuhan sejak dini. "Sesungguhnya, anak-anak lelaki adalah milik pusaka dari pada Tuhan .... Seperti anak-anak panah di tangan pahlawan, demikianlah anak-anak pada masa muda. (Mazmur 127:3-4) HARGAI ANAK SEBAGAIMANA TUHAN MENGHARGAI MEREKA. ARAHKAN ANAK PADA TUJUAN HIDUP UNTUK MEMULIAKAN TUHAN.
Published with Blogger-droid v2.0.6

MOHON PENYELAMATAN TUHAN

MOHON PENYELAMATAN TUHAN Mazmur 69:1-19 Seorang penafsir mencoba menvisualisasikan ayat 2-3 ini dalam situasi yang nyata, yaitu seorang yang dibuang ke sumur kering (bandingkan pengalaman Yeremia di Yer. 38:6). Ketika hujan turun dengan deras, air mulai memenuhi sumur tersebut. Tahanan itu berseru minta diangkat keluar dari sumur itu karena air sudah mencapai lehernya. Namun, sampai habis suara dan tenaga, pertolongan tak kunjung datang (4). Tentu gambaran pemazmur di sini merupakan kiasan semata. Pemazmur bergumul dengan tuduhan palsu. Ia dituduh telah merampas sesuatu, dan kemudian dipaksa untuk mengembalikan barang yang sebenarnya tak pernah ia rampas. Terhadap para musuhnya, pemazmur mengaku tidak bersalah. Namun, kepada Tuhan ia mengaku pernah bertindak bodoh (6). Maka ia memohon belas kasih Tuhan agar dampak kesalahannya tidak menimpa umat Tuhan. Di sisi lain, pemazmur merasa apa yang menimpa dirinya adalah karena ketekunannya melayani Tuhan (8-13). Oleh karena itu, ia berani berharap kepada Tuhan untuk melepaskannya dari tekanan musuh. Kembali pemazmur menggunakan ilustrasi yang serupa dengan yang di permulaan (15-16). Sampai di sini, mazmur ini menunjukkan tipikal sebuah mazmur keluhan. Pemazmur menyampaikan keluhannya dengan harapan Tuhan akan menjawab dan menyelamatkannya dari ancaman kebinasaan. Mazmur seperti ini mengajar kita tentang bagaimana menghadapi musuh yang memfitnah bahkan hendak membinasakan kita padahal kita sedang melayani Tuhan. Kita memiliki Tuhan yang peduli dan yang akan bertindak pada waktu-Nya untuk menolong kita. Walaupun kita sudah merasa di ambang pintu kehancuran, jangan sampai kita melepaskan iman kita. Percayalah pada waktu-Nya, Ia akan menolong. Ingat juga bahwa nama-Nya pun dipertaruhkan bila umat-Nya dipermalukan. Sebab itu: "Aku akan memuji-muji nama Allah dengan nyanyian, mengagungkan Dia dengan nyanyian syukur; (Mazm 69:31)
Published with Blogger-droid v2.0.6

7/17/2012

KETETAPAN ALLAH

KETETAPAN ALLAH Yesaya 46:9-13 Pernahkah Anda berjumpa dengan orang yang plin plan? Pada saat tertentu, ia berkata dengan penuh keyakinan bahwa ia hendak melakukan sesuatu. Kesempatan lainnya, ia mengurungkan niatnya sendiri. Pepatah "bagai air di daun talas" tepat untuk menggambarkan orang plin plan. Butir air di daun talas bisa bergerak kemana-mana karena tidak bisa menempel di permukaan daun yang licin itu. Demikianlah orang plin plan yang terus berubah-ubah dalam pendirian dan perkataannya. Allah kita bukanlah Pribadi yang plin plan. Firman Tuhan hari ini mengajarkan doktrin tentang ketetapan Allah (God's decree). Ketetapan Allah tidak berubah sepanjang waktu. Allah tidak pernah membetulkan atau membatalkan ketetapan-Nya. Ketetapan Allah pasti terlaksana sesuai dengan kedaulatan-Nya (ayat 10- 11). Ketetapan Allah juga termasuk hal-hal tidak menyenangkan yang ditujukan untuk mendisiplin umat-Nya (ayat 11). Akhirnya, keselamatan umat-Nya adalah bagian dari ketetapan-Nya (ayat 13). Kebenaran yang terakhir ini sangat menguatkan karena artinya keselamatan kita bersifat pasti. Tidak ada yang dapat menghilangkan anugerah keselamatan dari Allah bagi kita. Apakah saat ini Anda sedang dirundung keraguan atas rencana- Nya dalam hidup Anda? Apakah Anda sedang mengalami kehilangan keyakinan atas keselamatan Anda? Firman Tuhan hari ini kiranya meneguhkan Anda lagi. Allah yang mengasihi kita bukanlah Allah yang plin plan. Ketetapan Allah sesungguhnya mencerminkan karakter Allah sendiri. Ketetapan Allah sepasti karakter Allah! Dalam keteguhan itu, kita pun beroleh keberanian untuk terus menaati firman-Nya dalam situasi yang paling tidak pasti. ".....: Keputusan-Ku akan sampai, dan segala kehendak-Ku akan Kulaksanakan,(Yes 46:10)
Published with Blogger-droid v2.0.6

MENGASIHI DAN MENGHORMATI ORANGTUA

Komentar
Published with Blogger-droid v2.0.6

7/16/2012

TAK BISA BUNGKAM

TAK BISA DIBUNGKAM Kisah Para Rasul 4:1-22 Jika menonton film yang bagus, saya akan bersemangat memujinya di Facebook, di Twitter, atau menulis ulasan di blog. Saya akan menjadikannya bahan obrolan, menyarankan teman untuk menontonnya, dan suatu saat menontonnya lagi--mungkin sampai berulang-ulang. Hal serupa bisa berlaku untuk buku, lagu, gadget, makanan, tempat wisata, atau berbagai produk lain. Tanpa disuruh-suruh, kita cenderung menjadi "juru iklan" bagi produk yang kita sukai. Petrus dan Yohanes bukan hanya menemukan produk yang menyenangkan. Mereka berjumpa dengan Pribadi yang mengubahkan hidup mereka. Mereka mengikuti Yesus dalam pelayanan-Nya; dan Petrus menyangkal-Nya menjelang peristiwa penyaliban-Nya. Akan tetapi, Dia bangkit, menguatkan mereka, naik ke surga, dan mencurahkan Roh Kudus-Nya atas mereka, mengubah mereka dari orang-orang pengecut menjadi pemberita kabar baik yang gigih dan berani (ayat 13). Mereka juga diberi kuasa untuk mengadakan mukjizat seperti Sang Guru. Itu semua membuat mereka tak bisa dibungkam sekalipun dilarang dan diancam oleh sidang mahkamah agama di Yerusalem (ayat 20). Mereka terus memberitakan kabar baik yang telah mereka lihat dan mereka dengar apa pun risikonya. Bersaksi, dengan demikian, bukanlah suatu program pelayanan, melainkan buah dari perjumpaan dengan Tuhan. Berdoalah agar Tuhan membukakan mata dan telinga hati Anda sehingga Anda dapat mengalami kebaikan-Nya dalam firman-Nya dan dalam pengalaman keseharian. Tanpa disuruh-suruh, Anda akan terdorong untuk menceritakan kebaikan-Nya itu kepada orang lain. "Sebab tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan dengar. (Kisah Pr. Rasul 4:20)
Published with Blogger-droid v2.0.6

7/11/2012

TIDAK ADA YG TERSEMBUNYI DI HADAPAN-NYA

TIADAK ADA YG TERSEMBUNYI DI HADAPAN-NYA Ibrani 4:1-16 Saat membayangkan apa jadinya jika hak privasi tak pernah ada, tiba-tiba saya menjadi sangat malu. Pasti orang akan heran mengetahui film tidak pantas yang pernah saya tonton, percakapan rahasia saya untuk merusak nama baik orang lain, rencana-rencana busuk saya, atau pikiran-pikiran berdosa yang saya nikmati. Namun, kenapa saya tak pernah malu kepada Tuhan yang selalu tahu gerak-gerik, motivasi, pikiran, dan rancangan-rancangan yang paling tersembunyi sekalipun. Saya lebih takut nama baik saya tercemar dibandingkan takut pada kekudusan Tuhan. Salah satu penyebab kurangnya rasa takut atau malu ketika berbuat dosa adalah adanya jaminan keselamatan bagi kita yang beriman kepada Kristus. Memang, kita pasti masuk ke tempat perhentian-Nya yang kekal (ayat 1, 3). Namun, kita masih harus mempertanggungjawabkan hidup kita di hadapan-Nya. Itu sebabnya penulis kitab Ibrani meminta kita waspada (ayat 1) serta taat kepada-Nya (ayat 6, 11). Kita harus memegang erat firman Allah untuk menjaga hidup kita tetap bersih (ayat 12). Sebaliknya, ketika kita menyadari dosa, kita mesti berani menghampiri takhta-Nya (ayat 16). Sebab, Kristus Imam Besar kita (ayat 14, 15) yang mendamaikan kita dengan Allah. Jadi, ada dua sikap yang tampaknya bertentangan, tetapi harus ada secara bersamaan dalam diri orang percaya. Pertama, sikap takut berbuat dosa; kedua, sikap berani menghampiri Tuhan Yang Mahakudus. Kita harus menyadari bahwa tak ada yang dapat kita sembunyikan dari pandangan-Nya. Di lain pihak, setiap kali kita berdosa, kita mesti punya keberanian untuk segera datang kepada- Nya, mengakui dosa yang telah kita perbuat dan jangan berbuat dosa lagi. "Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab."(Ibrani 4:13) "Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya."(Ibrani 4:16)

Published with Blogger-droid v2.0.6

7/07/2012

BERJAGA-JAGALAH DAN BERDOA

BERJAGA-JAGALAH DAN BERDOA Markus 14:66-72 Situasi yang kritis masih harus dihadapi oleh Petrus. Ia kembali diperhadapkan dengan ujian iman. Disatu sisi, para murid (terutama Petrus) ingin menjadi pengikut Yesus yang baik. Ia menyatakan komitmennya untuk tetap setia pada Yesus sekalipun nyawa taruhannya. Ia berusaha mengikuti Yesus sampai Ia dibawa kepada Imam Besar untuk diadili (66, lihat ayat 54). Hanya saja ia bingung dan tidak tahu apa yang harus dilakukan. Dalam kebingungan, ia diperhadapkan pada kenyataan bahwa sebagai pengikut Yesus, nyawanya juga terancam. Petrus ingin setia, tetapi ketika berhadapan dengan kematian, naluri tentang keselamatan diri sendiri lebih menguasai dia. Petrus menyangkal bahwa ia adalah orang yang selalu bersama-sama Yesus (67-68). Ia menyelamatkan diri dengan menyangkal Yesus dan pergi ke serambi muka supaya aman (68). Akan tetapi, ia bertemu dengan hamba perempuan yang mengenali dia sebagai pengikut Yesus. Sekali lagi, Petrus berusaha menyelamatkan diri dengan menyangkal bahwa ia adalah pengikut Yesus. Situasi semakin kritis. Orang-orang yang ada disitu mulai mengenali Petrus. Petrus terdesak. Ketakutan menguasai dirinya. Demi menyelamatkan diri, ia malah mulai mengutuk dan bersumpah bahwa ia tidak kenal Yesus (71). Ayam pun berkokok. Petrus teringat perkataan Yesus. Ia gagal. Ia takut untuk menyerahkan atau meninggalkan segala sesuatu, khususnya hidupnya, untuk Yesus. Ia sadar dan merasakan penyesalan yang mendalam (72). Apakah yang Anda perbuat ketika menghadapi kematian demi Yesus dan Injil? Di saat-saat kritis, bersediakah kita menyerahkan hidup kita untuk Tuhan? Naluri kita sebagai manusia akan menuntun kita untuk menyelamatkan diri kita sendiri ketika iman kita diperhadapkaan dengan penderitaan, apalagi kematian. Lalu apa yang bisa kita lakukan? Mengandalkan kekuatan diri jelas sia-sia. Marilah kita mengingat perkataan Yesus kepada murid-muridNya sebelum pencobaan itu datang, "berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan." GBU ALL
Published with Blogger-droid v2.0.6

KONSEKUENSI DARI KETIDAKBERIMANAN

KONSEKUENSI DARI KETIDAKBERIMANAN Kejadian 27:30-40 Allah memang berdaulat, tetapi bukan berarti manusia tidak perlu bertanggung jawab atas dosanya. Ketika manusia dalam ketidaktaatannya menggenapi rencana Tuhan, ia tetap harus menanggung konsekuensi dari dosanya itu. Berkat Ishak bagi Yakub menggenapi apa yang telah Allah nubuatkan sehingga Esau tidak lagi mendapatkan berkat sulung tersebut. Walaupun Yakub mendapat berkat tersebut dengan cara menipu ayahnya, bukan berarti Esau tidak bersalah. Nama Yakub memang berarti "dia memegang tumit" dan secara figuratif berarti "dia menipu", Namun Alkitab dengan jelas menunjukkan bahwa kesalahan Esau sangat besar, ia dikatakan telah "memandang ringan hak kesulungannya." Ia dengan sadar menjual hak kesulungan itu kepada adiknya demi mendapatkan semangkok sup (Kej. 25:34). Dengan demikian sekarang Esau menerima konsekuensi dari perbuatannya, yaitu kehilangan berkat dari hak kesulungan tersebut. Dengan demikian Ishak terpaksa memberikan berkat yang tersisa bagi Esau. Ia akan menjadi hamba adiknya, walaupun kelak mungkin keturunannya akan melemparkan kuk tersebut dari tengkuknya (40). Mungkin ketika Esau menjual hak kesulungannya dia tidak berpikir panjang, atau memang tidak terlalu menghargai hak kesulungan tersebut. Esau memandang ringan perjanjian yang telah Allah berikan kepada Abraham, yang lalu diwariskan kepada Ishak, dan kemudian diwariskan kepada keturunan Ishak. Sekarang Esau harus menerima konsekuensi dari ketidakberimanannya. Ia mendapatkan berkat yang tersisa setelah berkat yang baik diberikan kepada Yakub. Ia memandang rendah hak kesulungannya dan sekarang tidak mendapatkan berkat dari hak kesulungan tersebut. Sebagai umat Allah yang sudah ditebus oleh Yesus Kristus, kita tidak terbebas sama sekali dari konsekuensi atas dosa kita. Kita akan menuai apa yang telah kita tabur. Marilah kita berupaya melakukan segala sesuatu dengan baik supaya kita dapat menuai buah yang baik, dan bukan yang buruk.TUJUAN MENGASIHI YG TIDAK DIKASIHI Kejadian 29:31-30:13 Allah adalah kasih. Itu sebabnya kita yang dicipta menurut gambar dan rupa Allah sangat membutuhkan kasih. Kita akan merasa sangat menderita ketika kita merasa tidak dikasihi lagi. Lea tahu bahwa Yakub mencintai Rahel dan bukan dirinya, tetapi Lea berharap bahwa setelah menikahi dia, suaminya akan mengasihinya. Kepedihan hati Lea yang tidak merasa dicintai terlihat dari nama anak-anaknya. Dengan kelahiran Ruben, Lea berharap suaminya akan mencintainya (29:32). Namun harapannya tidak terwujud hingga ia diberi anak kedua karena Tuhan mendengar bahwa ia tidak dicintai (33). Dengan kelahiran Lewi, Lea berharap bahwa suaminya akan menjadi lebih erat dengan dia (34). Ia bahkan melahirkan anak yang keempat dan bersyukur atas anak tersebut (35). Ini menandakan bahwa walaupun Lea kecewa karena tidak dicintai suami, ia tetap berusaha untuk mendapatkan kasih suaminya. Kita tahu harapan Lea sia-sia karena setelah Rahel meninggal pun Yakub hanya mengasihi Rahel dan kedua anaknya, Yusuf dan Benyamin. Namun Lea bukanlah wanita yang tidak berbahagia. Tuhan terus memberkati dirinya dengan anak laki-laki. Ketika budaknya melahirkan anak yang kedua, ia memberikan nama Asyer yang berarti "Aku ini berbahagia!" (30:13). Mengapa Lea berbahagia? Karena ia memiliki Tuhan yang mengasihi dia melalui pemberian anak yang banyak. Lea seorang diri melahirkan 6 anak laki-laki bagi Yakub (30:17-20). Ini berarti sama banyaknya dengan semua jumlah anak laki-laki dari ketiga istri Yakub yang lain, Rahel, Bilha, dan Zilpa, yang masing-masing melahirkan 2 anak laki-laki. Jika kita merasa kurang dikasihi oleh orang-orang di sekeliling kita, biarlah kita mendapatkan penghiburan dan kekuatan dari Tuhan yang secara khusus memperhatikan orang-orang yang kurang dikasihi. Orang yang kita harapkan mengasihi kita mungkin tidak akan pernah mengasihi kita, tetapi jangan putus asa karena kita memiliki Pribadi yang sangat mengasihi kita, yaitu Kristus yang telah mencipta dan menebus kita. HALELUYA.
Published with Blogger-droid v2.0.6

TUJUAN MEGHASIHI YG TIDAK DIKASIHI

TUJUAN MENGASIHI YG TIDAK DIKASIHI Kejadian 29:31-30:13 Allah adalah kasih. Itu sebabnya kita yang dicipta menurut gambar dan rupa Allah sangat membutuhkan kasih. Kita akan merasa sangat menderita ketika kita merasa tidak dikasihi lagi. Lea tahu bahwa Yakub mencintai Rahel dan bukan dirinya, tetapi Lea berharap bahwa setelah menikahi dia, suaminya akan mengasihinya. Kepedihan hati Lea yang tidak merasa dicintai terlihat dari nama anak-anaknya. Dengan kelahiran Ruben, Lea berharap suaminya akan mencintainya (29:32). Namun harapannya tidak terwujud hingga ia diberi anak kedua karena Tuhan mendengar bahwa ia tidak dicintai (33). Dengan kelahiran Lewi, Lea berharap bahwa suaminya akan menjadi lebih erat dengan dia (34). Ia bahkan melahirkan anak yang keempat dan bersyukur atas anak tersebut (35). Ini menandakan bahwa walaupun Lea kecewa karena tidak dicintai suami, ia tetap berusaha untuk mendapatkan kasih suaminya. Kita tahu harapan Lea sia-sia karena setelah Rahel meninggal pun Yakub hanya mengasihi Rahel dan kedua anaknya, Yusuf dan Benyamin. Namun Lea bukanlah wanita yang tidak berbahagia. Tuhan terus memberkati dirinya dengan anak laki-laki. Ketika budaknya melahirkan anak yang kedua, ia memberikan nama Asyer yang berarti "Aku ini berbahagia!" (30:13). Mengapa Lea berbahagia? Karena ia memiliki Tuhan yang mengasihi dia melalui pemberian anak yang banyak. Lea seorang diri melahirkan 6 anak laki-laki bagi Yakub (30:17-20). Ini berarti sama banyaknya dengan semua jumlah anak laki-laki dari ketiga istri Yakub yang lain, Rahel, Bilha, dan Zilpa, yang masing-masing melahirkan 2 anak laki-laki. Jika kita merasa kurang dikasihi oleh orang-orang di sekeliling kita, biarlah kita mendapatkan penghiburan dan kekuatan dari Tuhan yang secara khusus memperhatikan orang-orang yang kurang dikasihi. Orang yang kita harapkan mengasihi kita mungkin tidak akan pernah mengasihi kita, tetapi jangan putus asa karena kita memiliki Pribadi yang sangat mengasihi kita, yaitu Kristus yang telah mencipta dan menebus kita. HALELUYA.
Published with Blogger-droid v2.0.6

7/04/2012

MENDENGAR DAN MELAKUKANNYA

MENDENGAR DAN MELAKUKANNYA Matius 7:24-27 Sebagai seorang pengajar atau pemberita Firman, kita sering merasa puas dan senang ketika menemukan orang-orang yang antusias di dalam belajar Firman Tuhan. Ketika khotbah berakhir atau kelompok kecil yang kita pimpin ditutup dengan doa, rasanya selesailah tugas yang berkenaan dengan Firman. Para jemaat atau anggota kelompokpun tak jarang merasa telah menyelesaikan bagian terpenting hari itu, yaitu menjadi pendengar atau pembelajar Firman yang sangat baik. Namun, pemaknaan perumpamaan Yesus mengejutkan. Ternyata mendengarkan Firman, meski mungkin sangat antusias bukanlah perkara yang paling menentukan. Berkegiatan di seputar Firman tidak otomatis membuat hidup seseorang menjadi teguh. Orang sebaik ini masih pantas disebut bodoh karena pasti hidupnya akan porak poranda menghadapi badai kehidupan. Apa pasalnya? Fondasi yang laksana batu nan kokoh itu dibangun tidak hanya dengan mendengarkan, tetapi juga melakukan firman Tuhan. Perbedaan fondasi ini akhirnya terlihat ketika kedua rumah dalam perumpanaan itu diperhadapkan dengan tantangan berat. Yang satu roboh dan yang lainnya tetap kokoh. Jelaslah, menjadi pendengar dan pelaku Firman adalah dua hal yang sangat berbeda dan akan menimbulkan perbedaan besar. Kita perlu waspada sebab kita mungkin merasa cukup bangga dan aman dengan bangunan hidup kita. Kita merasa punya fondasi kokoh karena mungkin kita masih bisa bersentuhan dengan firman secara rutin. Namun, apa yang kita pelajari perlu kita jadikan perilaku sesehari. Setiap kebenaran seharusnya kita ubah menjadi kelakuan yang tampak. Berapa banyak yang sudah kita lakukan? Jadi, setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. (Matius 7:24)
Published with Blogger-droid v2.0.6

FOKUS PADA KELUARGA?

FOKUS PADA KELUARGA? Kejadian 3:1-7 Kalau kita mengumpulkan buku-buku tentang keluarga, akan ditemukan cukup banyak topik mengenai pentingnya mendengarkan pasangan kita. Ada banyak pertengkaran atau bahkan kegagalan di dalam keluarga karena masing-masing gagal menjadi pendengar bagi pasangannya. Lalu muncullah banyak tips menjadi pendengar yang baik agar keluarga menjadi harmonis. Namun dari bacaan kita, kejatuhan keluarga Adam dimulai justru saat Adam mendengarkan usulan Hawa, istrinya. Dalam sekejap mereka menjadi "sehati-sepikir" untuk sebuah keputusan besar. Entah Adam sungguh-sungguh sepakat dengan ide istrinya atau ia sekadar tak punya keberanian mengatakan tidak kepada usulan Hawa, keputusan mereka berakibat fatal. Mereka sepakat dan kompak untuk tidak taat kepada Allah. Adam tak mampu menjadi pencegah dosa bagi pasangannya. Ia gagal untuk mewujudkan kerinduan Allah agar dengan hadirnya pasangan, kehidupan mereka menjadi lebih baik (Kejadian 2:18). Betapa sering kita terpesona dengan istilah "keluarga yang harmonis". Namun seringkali itu diartikan bahwa sebagai sebuah keluarga kita harus selalu sehati-sepikir dalam hal apa pun. Ini akan menjadi jerat yang berbahaya kalau justru kekompakan keluarga menjadi lebih penting daripada ketaatan kepada Allah. Sangat baik kalau kita bisa mendengarkan pendapat pasangan. Namun jauh lebih penting untuk mendengarkan suara Tuhan Sang Kepala keluarga yang sesungguhnya. Bahkan terkadang adu argumentasi justru diperlukan agar kepentingan Allah yang menang. "Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya." (Kejadian 3:6)
Published with Blogger-droid v2.0.6

ORANG TUA DAN KERETAKAN DALAM KELUARGA

ORANG TUA DAN KERETAKAN DALAM KELUARGA Kejadian 27:41-28:9 Orang tua yang tidak bijaksana dapat menimbulkan banyak masalah dalam keluarga. Ishak dan Ribka secara membabi buta membela anak kesayangan masing-masing. Tindakan yang mereka lakukan berakibat buruk dalam relasi antara Esau dan Yakub dan memecah belah keluarga tersebut. Perpecahan timbul akibat orang tua pilih kasih terhadap anak-anak mereka. Tak heran bila ada rasa dendam di kemudian hari. Namun yang diperbuat Ribka ialah kembali memisahkan kedua anaknya jauh-jauh agar tidak saling bertemu. Dengan alasan supaya Yakub mendapatkan seorang istri dari sanak keluarganya, maka Ribka mengirim Yakub ke rumah Laban disertai berkat Ishak, ayahnya. Karena Ribka merasa gusar dengan istri-istri Esau yaitu perempuan Het (26:35, 27:37, 28:8). Sayang sekali Ribka, sebagai ibu, menjadi inisiator perpecahan di antara anak-anaknya dengan dasar kasih mereka yang egois dan persoalan mereka sendiri tanpa menyelesaikan persoalan yang sebenarnya terjadi. Di kemudian hari perpecahan ini berlanjut di antara keturunan Esau dan Yakub, yaitu Israel dan Kanaan. Sungguh tragis. Inilah akibat dari dosa orang tua yang tidak taat kepada Allah. Ishak bersikeras memberkati Esau walau sudah tahu bahwa hal itu tidak sesuai kehendak Allah, sementara Ribka memakai penipuan untuk memaksakan penggenapan nubuat Tuhan atas Yakub tentang berkat anak sulung. Kepergian Yakub menunjukkan betapa keluarga yang semula tinggal bersama kemudian terpencar karena pertikaian saudara. Ribka sendiri menanggung akibat yang berat dari penipuannya karena setelah Yakub pergi, ia tidak pernah lagi berjumpa dengan Yakub. Ribka meninggal sebelum Yakub kembali pada keluarganya. Peranan orang tua sangat penting dalam perjalanan rumah tangga dan keharmonisan keluarga. Karena itu sebagai orang tua, marilah kita belajar untuk selalu taat pada kehendak Tuhan atas keluarga kita. Kita juga harus senantiasa memohon hikmat dari Tuhan supaya kita mampu membimbing anggota keluarga kita untuk senantiasa taat pada-Nya. "Esau menaruh dendam kepada Yakub karena berkat yang telah diberikan oleh ayahnya kepadanya, lalu ia berkata kepada dirinya sendiri: "Hari-hari berkabung karena kematian ayahku itu tidak akan lama lagi; pada waktu itulah Yakub, adikku, akan kubunuh." (Kej 27:41)

Published with Blogger-droid v2.0.6