Selamat datang di Crent Regeneration.

Terimakasih atas kunjungan anda.
"Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah,"
"Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya."(Ef 2:19,8-10)

9/13/2011

"BUKAN KARENA JUMLAH"

"BUKAN KARENA JUMLAH"
Lukas 21:1-4
Pengamatan yang cermat akan memberikan gambaran yang utuh terhadap sesuatu yang kita lihat. Bacaan kita hari ini menceritakan suatu peristiwa yang terjadi di Bait Allah.

Setelah sekian lama dan hampir setiap kali Yesus mengajar dan memberitakan Injil-Nya, di Bait Allah, kali ini Yesus mengamati orang-orang yang memasukkan persembahan di peti persembahan (1). Orang-orang kaya memasukkan persembahan mereka. Kemudian seorang janda miskin memasukkan juga persembahannya, yang hanya berjumlah dua peser. Jumlah yang sangat minim bila dibandingkan dengan persembahan orang-orang kaya. Inilah kemudian yang di komentari oleh Yesus. Jika dikaitkan dengan perikop sebelumnya, dicantumkan bahwa ahli-ahli Taurat menelan janda-janda, artinya mereka tega menekan kehidupan janda-janda yang miskin, tetapi janda miskin yang berada di Bait Allah itu mempersembahkan apa yang terbaik yang ia punyai, yaitu seluruh miliknya (4). Ia memberikan tanpa rasa khawatir akan kehabisan uang untuk membiayai hidupnya sepulang dari Bait Allah. Sungguh suatu kontras: janda miskin memberi dari kekurangannya, orang-orang kaya memberi dari kelebihannya. Janda miskin memberikan seluruh miliknya meski hanya berjumlah dua peser, orang-orang kaya itu memberikan sebagian kecil saja dari miliknya, walau jumlahnya lebih besar dari jumlah persembahan si janda.

Maka Yesus menyorot hati manusia lebih dalam ketika memberikan persembahan kepada Tuhan. Bagi orang yang berkelimpahan, tentu tidak sulit memberi dalam jumlah banyak, karena itu masih sebagian kecil dari milik mereka. Persoalan akan jadi berbeda, ketika orang hanya memiliki sedikit harta. Apakah masih bersedia memberi dalam jumlah banyak? Namun tidak tertarik pada jumlah persembahan yang kita beri. Dia lebih tertarik pada motivasi hati yang mendorong persembahan tersebut. Mari kita belajar untuk memberi persembahan tanpa hitung-hitungan, tetapi dengan tulus sebagai ucapan syukur atas berkat dan pemeliharaan Tuhan.(RM)
Published with Blogger-droid v1.7.4

"BUKAN KARENA JUMLAH"

"BUKAN KARENA JUMLAH"
Lukas 21:1-4
Pengamatan yang cermat akan memberikan gambaran yang utuh terhadap sesuatu yang kita lihat. Bacaan kita hari ini menceritakan suatu peristiwa yang terjadi di Bait Allah.

Setelah sekian lama dan hampir setiap kali Yesus mengajar dan memberitakan Injil-Nya, di Bait Allah, kali ini Yesus mengamati orang-orang yang memasukkan persembahan di peti persembahan (1). Orang-orang kaya memasukkan persembahan mereka. Kemudian seorang janda miskin memasukkan juga persembahannya, yang hanya berjumlah dua peser. Jumlah yang sangat minim bila dibandingkan dengan persembahan orang-orang kaya. Inilah kemudian yang di komentari oleh Yesus. Jika dikaitkan dengan perikop sebelumnya, dicantumkan bahwa ahli-ahli Taurat menelan janda-janda, artinya mereka tega menekan kehidupan janda-janda yang miskin, tetapi janda miskin yang berada di Bait Allah itu mempersembahkan apa yang terbaik yang ia punyai, yaitu seluruh miliknya (4). Ia memberikan tanpa rasa khawatir akan kehabisan uang untuk membiayai hidupnya sepulang dari Bait Allah. Sungguh suatu kontras: janda miskin memberi dari kekurangannya, orang-orang kaya memberi dari kelebihannya. Janda miskin memberikan seluruh miliknya meski hanya berjumlah dua peser, orang-orang kaya itu memberikan sebagian kecil saja dari miliknya, walau jumlahnya lebih besar dari jumlah persembahan si janda.

Maka Yesus menyorot hati manusia lebih dalam ketika memberikan persembahan kepada Tuhan. Bagi orang yang berkelimpahan, tentu tidak sulit memberi dalam jumlah banyak, karena itu masih sebagian kecil dari milik mereka. Persoalan akan jadi berbeda, ketika orang hanya memiliki sedikit harta. Apakah masih bersedia memberi dalam jumlah banyak? Namun tidak tertarik pada jumlah persembahan yang kita beri. Dia lebih tertarik pada motivasi hati yang mendorong persembahan tersebut. Mari kita belajar untuk memberi persembahan tanpa hitung-hitungan, tetapi dengan tulus sebagai ucapan syukur atas berkat dan pemeliharaan Tuhan.()
Published with Blogger-droid v1.7.4

"MENANTI HARI TUHAN"

"MENANTI HARI TUHAN"
Lukas 21:34-38
Tentu Anda sering mendengar peribahasa "Sedia payung sebelum hujan". Maksudnya, lakukan antisipasi sebelum suatu masalah terjadi. Tujuannya, agar ketika suatu masalah terjadi, orang dapat mengatasinya dengan baik.

Karena kedatangan Tuhan akan menimpa semua orang (35), Yesus menasihati murid-murid-Nya agar waspada dan berjaga-jaga sebelum hari Tuhan datang. Bagaimana caranya? Dengan menjauhkan diri dari berbagai kesenangan duniawi yang dapat melenakan mereka. Mereka harus menghindarkan diri dari kehidupan yang tidak kudus (34). Kalau mereka tidak waspada dan berjaga-jaga, hari Tuhan akan menjadi jerat bagi mereka (34). Oleh karena itu, Tuhan Yesus mendorong murid-murid-Nya untuk berjaga-jaga dan berdoa agar ketika hari Tuhan itu datang, mereka luput dari murka Allah dan beroleh kekuatan untuk berdiri di hadapan Tuhan (36).

Bila seseorang yang Anda hormati dan kagumi akan mendatangi rumah, tempat Anda tinggal, tentu Anda akan mempersiapkan diri sedemikian rupa untuk menyambut kedatangannya. Lalu bagaimana bila Tuhan yang akan datang? Akankah Anda menyambut dengan penuh suka cita atau malah gentar?

Hari Tuhan memang datang seperti pencuri (2 Ptr. 3:10). Artinya, kita tidak tahu kapan peristiwa itu akan terjadi. Hanya Allah yang tahu. Walau demikian, hari kedatangan Tuhan tidak terjadi secara tiba-tiba sehingga orang merasa terkejut karena tidak sempat mempersiapkan diri. Tuhan sudah memberitahukan hal ini jauh-jauh hari sebelumnya. Maka kita harus hidup seolah-olah hari Tuhan akan datang besok. Ingatlah, cepat atau lambat hari itu akan tiba, yakni pada waktu yang Dia tentukan.

Sebagai murid Tuhan, kita harus berjaga-jaga seraya berdoa (36) agar kuat bertahan menghadapi kesulitan yang harus kita alami sebagai pengikut Kristus. Sebab itu, mari lihat kembali hidup kita, sudahkah kudus di dalam segala sesuatunya? Tetaplah kuat bertahan dalam godaan dan cobaan karena pengharapan bahwa pada saat datang kelak, Tuhan akan membawa kita bersama Dia ke surga mulia.(RM)
Published with Blogger-droid v1.7.4