Selamat datang di Crent Regeneration.

Terimakasih atas kunjungan anda.
"Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah,"
"Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya."(Ef 2:19,8-10)

9/28/2011

"MEMBERESKAN DOSA"

"MEMBERESKAN DOSA"
Yesaya 3:16-4:1
Judul: Membereskan dosa struktural
Ketika sebuah masyarakat jatuh ke dalam dosa yang besar dan struktural, setiap elemen masyarakat di dalamnya pasti memiliki kontribusi kepada kejatuhan itu: bisa secara aktif (mis. menyembah berhala, melakukan kejahatan, korupsi), secara pasif (mis. tidak melakukan kejahatan tapi mendorong orang di sekitar untuk berbuat jahat agar ia turut menikmati hasilnya), atau dengan ketidakpedulian (tidak menikmati hasilnya, tapi membiarkan orang lain berbuat kejahatan). Nas hari ini menyoroti peranan perempuan Sion terhadap kejatuhan bangsa itu.

Para perempuan ini digambarkan sebagai orang yang sombong dan bermegah dalam penampilan lahiriah, melalui pakaian dan perhiasan mereka juga dalam sikap mereka. Bukan tanpa maksud Yesaya menjabarkan segala bentuk perhiasan yang mereka kenakan dengan begitu detailnya (18-23). Betapa besarnya perhatian yang mereka berikan untuk penampilan mereka. Itu berarti ada sejumlah besar uang yang mereka anggarkan untuk perhiasan, belum lagi pemborosan waktu untuk merias diri. Dengan begitu banyaknya perhatian, waktu dan uang yang diberikan untuk mempercantik diri secara berlebihan, masih adakah sumber daya yang layak yang tersedia untuk Tuhan? Dunia kita pun memberikan perhatian yang tak kalah besarnya terhadap penampilan. Berapa besar pikiran, waktu dan uang yang kita curahkan demi penampilan kita? Bandingkan dengan yang kita persembahkan untuk pekerjaan Tuhan. Yang mana yang menjadi Allah kita?

Waktu Tuhan menghukum mereka, bukan saja kehormatan mereka Tuhan campakkan; Ia juga menumpas orang-orang yang mereka kasihi dan andalkan sehingga hanya ada 1 laki-laki untuk 7 perempuan. Mereka mengemis demi mendapatkan kembali kehormatan dan harga diri mereka. Jangan tunggu Tuhan mendisiplin kita. Tinjau kembali prioritas hidup kita. Berikan yang terbaik hanya kepada Tuhan. Kejatuhan masyarakat dimulai dari pribadi-pribadi yang keropos; pemulihannya dimulai dari pribadi-pribadi taat kepada Tuhan.

Published with Blogger-droid v1.7.4

9/27/2011

"BAHAGIA KARENA DIAMPUNI"

Mazmur 32

Tahun 70an ada film Indonesia yang mengisahkan seorang guru yang karena kemiskinannya menggelapkan inventaris kantor di sekolahnya. Ia terpaksa melakukan hal tersebut agar dapat membiayai istrinya yang akan melahirkan. Sang guru tersebut menanggung rasa bersalah yang begitu besar, sampai hujan-hujanan ia berupaya menemui pimpinannya untuk mengaku kesalahannya dan meminta pengampunan. Akhir cerita ini tragis. Pak guru ini meninggal karena sakit akibat kehujanan dan menanggung perasaan bersalah.

Menyimpan dosa dan tidak segera membereskannya akan membuat penderitaan batin yang berlarut-larut. Itu yang dialami pemazmur. Hanya ketika ia mengakuinya dan membereskannya di hadapan Tuhan barulah kelegaan dialami. Barulah ia kembali merasakan sukacita dan damai sejahtera.

Mengaku dosa kepada Tuhan adalah mengakui bahwa Tuhan yang berotoritas mengampuni dosa. Pengampunan itu tidak dapat dibeli, hanya diperoleh semata-mata oleh anugerah dan kasih setia Tuhan. Mazmur ini dimulai dengan pernyataan bahagia pemazmur karena telah mengalami pengampunan dari Tuhan (1-2) dan ditutup dengan ajakan kepada anak-anak Tuhan agar bersukacita dan bersorak sorai.

Oleh karena itu, pemazmur pun menasihati anak-anak Tuhan lainnya agar jangan keras kepala. Jangan berupaya menyelesaikan sendiri masalah dosa atau bahkan mencoba menutup-nutupinya. Tidak ada gunanya. Segera bereskan dosa, minta ampun kepada Tuhan dan bertekad untuk tidak mengulanginya lagi.

Mari semua orang yang sedang kehilangan damai sejahtera karena menyimpan dosa tertentu dari hadapan Tuhan! Bereskan dosamu segera dan jangan tunda. Biarkan kasih pengampunan Tuhan menyucikan kembali hatimu serta memurnikan nuranimu dari segala kepahitan dan rasa bersalah yang berkepanjangan.(@)
Published with Blogger-droid v1.7.4

"FIRMAN-NYA BERKUASA"

"FIRMAN-NYA BERKUASA"
Mazmur 33

Pengampunan mendatangkan sukacita dan damai sejahtera. Itulah inti Mazmur 32. Maka, pemazmur mengajak umat Tuhan bersorak sorai dan mengelu-elukan nama Tuhan (32:11). Mazmur 33 melanjutkan ajakan bersorak-sorai ini (1-3) dengan mengetengahkan alasan-alasan yang lebih mendasar. Mazmur pujian ini dikumandangkan untuk membesarkan nama Allah sebagai Sang Maha Pencipta. Tuhan menciptakan segala sesuatu dengan firman-Nya. Dengan firman-Nya pula Dia menyatakan kedaulatan-Nya atas segala ciptaan-Nya, baik bangsa Israel maupun bangsa-bangsa lain.

Firman Allah bukan sekadar kata-kata yang keluar dari mulut Allah. Firman Allah adalah daya kreativitas Allah yang menciptakan segala sesuatu tanpa bantuan atau media apa pun. Ketika Allah berfirman, maka segala sesuatu tercipta dan tertata rapi. Firman Allah bukan hanya berkuasa menciptakan segala sesuatu, akan tetapi berdaulat juga memelihara dan memerintah ciptaan-Nya, termasuk bangsa-bangsa yang mencoba melawan Dia (10). Bangsa Israel juga diingatkan bahwa status mereka sebagai umat pilihan bukan semata-mata privilese melainkan anugerah (12). Maka kepada raja-raja pemazmur mengingatkan mereka bahwa tidak boleh ada kesombongan, apalagi merasa sanggup menghadapi musuh dengan kekuatan sendiri tanpa mengandalkan Tuhan (16-17). Karena hanya orang yang takut kepada Tuhan yang akan menerima pertolongan-Nya pada waktunya (18-19).

Mari bersama pemazmur kita menyerukan ikrar kita bahwa hanya Tuhan yang akan menjadi andalan kita dalam segala perkara (20-22). Kita percaya kepada firman-Nya yang berkuasa memelihara hidup kita apa pun masalah yang sedang kita hadapi. Bersama pemazmur kita serukan, "Kasih setia-Mu, ya TUHAN, kiranya menyertai kami, seperti kami berharap kepada-Mu" (22).
Published with Blogger-droid v1.7.4

"HIKMAT YANG MEMBERI HIDUP"

"HIKMAT YANG MEMBERI HIDUP"
Amsal 8:22-36

Setelah Hikmat memperkenalkan dirinya (12-21), Hikmat menunjukkan apa yang telah dilakukan (22-31) dan kemudian kembali mengundang anak muda untuk mendengar dia (32-36). Siapakah Hikmat ini?

Perkataan Hikmat pada ayat 22 lebih tepat diterjemahkan sebagai "Tuhan telah mengeluarkan (atau "melahirkan, " bukan "menciptakan" seperti terjemahan LAI) aku sebagai permulaan pekerjaan-Nya" (22). Ini ditegaskan di ayat 24-25 yang secara jelas mengatakan bahwa "Sebelum air samudra raya, aku telah lahir . . . dan lebih dahulu dari pada bukit-bukit aku telah lahir." Jadi Hikmat telah ada sebelum dunia dijadikan.

Pada ayat 23, terjemahan yang lebih tepat adalah "Sudah pada zaman purbakala aku ditunjuk, pada mula pertama, sebelum bumi ada" (bukan "dibentuk" seperti terjemahan LAI). Ini menyatakan bahwa Hikmat telah ditunjuk oleh Tuhan untuk melakukan suatu tugas sebelum bumi ada. Karena itu pada waktu penciptaan ditegaskan bahwa Hikmat ada bersama-sama dengan Allah (27-29), dan pada ayat 30 dikatakan bahwa ia beserta Allah sebagai seorang "ahli pahat" (craftsman; dan bukan "anak kesayangan" seperti terjemahan LAI"). Jadi Hikmat menemani Allah pada waktu penciptaan, dan juga ambil bagian dalam penciptaan.

Hikmat juga menjadi kesenangan dan bermain-main (tertawa/bersukacita) di hadapan Allah (30b), dan ia bermain-main di atas muka bumi dan anak-anak manusia menjadi kesenangannya (31). Hikmat dilihat sebagai figur perantara antara manusia dan Allah, yang akan menjadi lebih jelas pada ayat 35-36. Tidak mengherankan, Hikmat kemudian berseru kepada anak-anak muda untuk datang dan mendengarkan dia (32-34), karena hanya mereka yang mendapat Hikmat yang akan mendapatkan hidup dan perkenan Tuhan (35). Siapa yang tidak mendapatkan Hikmat akan mendapat maut (36).

Jelas bahwa Hikmat adalah personifikasi dari Hikmat Yahweh dan Kristus mengidentifikasikan diri-Nya dengan Hikmat Yahweh tersebut (bnd. Lk. 11:31). Apakah kita telah mendapatkan Hikmat itu?

Published with Blogger-droid v1.7.4

9/24/2011

"BERDOA UNTUK PEMULIHAN"

Yesaya 1:21-31

Tudingan Yesaya bahwa Yerusalem telah menjadi pelacur (21) memang keras, namun benar! Umat Tuhan telah melacurkan dirinya kepada ilah bangsa lain (29), para pemimpinnya telah menindas rakyatnya (23). Segala sesuatu yang berharga dalam hidup umat Tuhan yang dilambangkan perak dan anggur telah menjadi tidak berarti bahkan najis.

Bagaimanakah sikap Tuhan terhadap pengkhianatan mereka? Di satu sisi Tuhan menyatakan penghakiman yang dahsyat dan penghukuman yang keras (24, 28). Akan tetapi di sisi lain, tindakan keras Tuhan adalah untuk memurnikan umat-Nya (26) dari para pemimpin yang korup, yang moralitasnya bobrok, yang menyalah gunakan jabatan untuk keuntungan pribadi agar tidak lebih lanjut mengkontaminasi umat Tuhan. Ibarat perak yang kotor dibakar agar murni kembali demikian hukuman Tuhan yang keras dimaksud untuk membersihkan mereka dari orang-orang jahat. Sebaliknya orang benar akan Tuhan luputkan dan selamatkan (27). Tidak ada yang dapat menyelamatkan diri dari murka Tuhan! Bahkan mereka yang mengandalkan dewa-dewi sesembahan mereka akan mendapat malu karena sandaran mereka tidak ada apa-apanya (29-31).

Beranikah Anda mewakili Tuhan menuding kota Anda sebagai kota maksiat di mana kebejatan moral dan korupsi melanda segala lapisan masyarakat? Tentu dengan lebih dahulu Anda berkaca pada firman-Nya bahwa Anda bukan bagian dari kemaksiatan dan kebejatan moral tersebut. Juga bukan tujuan Anda meminta Tuhan memusnahkan kota Anda melainkan memurnikannya sehingga orang benar terpelihara, kejahatan dihancurkan! Oleh sebab itu, waktu kita bersyafaat untuk bangsa dan negara kita jangan hanya minta berkat dan belas kasih untuk semua orang. Kita harus bersyafaat dengan menangis agar hukuman setimpal dijatuhkan kepada pemimpin yang merusak bangsa dan negara kita. Kita harus berdoa untuk pertobatannya, dan berdoa untuk pemulihan moralitas seluruh anak negeri. Tentu, kita harus siap menjadi utusan Allah bagi pemulihan bangsa dan negara kita!

Published with Blogger-droid v1.7.4

"PEMULIHAN PASTI TERJADI"

"PEMULIHAN PASTI TERJADI"

Yesaya 2:1-5

Melihat kondisi di negara kita, para pemimpinnya saling bertengkar memperebutkan jatah kekuasaan, proyek, dan popularitas, kita merasa pesimis. Bayangkan untuk aji mumpung seperti itu, integritas dikorbankan, kebenaran diputarbalikkan, rakyat diperas dan ditindas, dijadikan alat untuk mencapai tujuan jahat mereka yang punya kuasa. Benarkah kita harus pesimis bahwa tidak mungkin lagi bangsa dan negara kita diperbaiki? Disterilkan dari nafsu serakah dan budaya korupsi? Dibersihkan dari oknum-oknum yang kerjanya memangsa orang-orang lemah?

Di Yesaya 1:5-6 Tuhan sendiri ‘mengeluh’: Mau diapakan lagi bangsa yang bejat luar dalam ini? Kalau Tuhan sudah bertanya seperti itu, apalagi yang bisa kita perkatakan? Justru Tuhan masih memiliki rencana akbar-Nya. Rencana yang tidak pernah pudar asanya, walaupun situasi kondisinya seperti tak berpengharapan. Penghukuman sekarang, penghakiman saat ini memang tidak kelihatan berdampak dahsyat, langsung dan menyeluruh. Namun, Tuhan sudah menetapkan suatu waktu, ’pada hari-hari terakhir’ akan terjadi Sion, tempat Bait Allah didirikan, yang oleh karena dosa-dosanya dihancurkan, kembali menjadi tempat di mana kemuliaan dan keadilan Allah dinyatakan ke seluruh dunia! Pemulihan yang dinubuatkan ini akan terwujud bukan secara nasional melainkan internasional bahkan universal!

Kapan hal itu akan terjadi? Para penafsir berbeda pandangan. Yang melihat teks ini secara harfiah menantikan penggenapannya saat Tuhan Yesus datang kembali, di mana Kerajaan Israel akan berdiri kembali. Yang melihatnya sebagai simbol kerajaan Allah di mana Kristuslah Rajanya menyatakan bahwa secara rohani kerajaan Allah sudah dimulai saat inkarnasi. Damai yang dibawa-Nya tercermin dari komunitas gereja yang memancarkan terang firman kepada dunia dalam kegelapan. Dalam Kristus hanya ada damai sejati, tak ada permusuhan dan peperangan. Yang penting saat ini adalah mengantisipasi penggenapan nubuat ini dengan mengikuti ajakan Yesaya: mari kita berjalan di dalam terang Tuhan! (5).

Published with Blogger-droid v1.7.4

"UNDANGAN HIKMAT"

Amsal 8:1-21
Narator dalam ayat 1-3 memperkenalkan Hikmat yang berseru-seru di tempat yang tinggi, di tepi jalan, di persimpangan jalan, dan di pintu gerbang. Ini berarti suara Hikmat dapat didengar oleh orang-orang yang lalu lalang karena ia ada di tempat tinggi. Banyak orang yang akan mendengar dia karena dia ada dipersimpangan jalan dan di pintu gerbang kota yang merupakan pusat segala kegiatan. Dari apa yang dinyatakan, kita dapat melihat bahwa Hikmat yang dimaksud ternyata merupakan personifikasi.

Hikmat berseru kepada para anak muda yang tidak berpengalaman (4-5), karena mereka berada di persimpangan jalan. Hikmat memperkenalkan dirinya sebagai pribadi yang mengatakan kebenaran, keadilan, yang tidak belat belit, dan yang lurus. Dia menjauhi kefasikan dan apa yang serong. Seharusnya dirinya diterima lebih dari perak dan emas pilihan, bahkan permata (10-11).

Hikmat kemudian berkata bahwa ia tinggal dengan kecerdasan serta memiliki pengetahuan dan kebijaksanaan (12). Orang yang takut akan Tuhan (yaitu mereka yang berhikmat, bnd. 1:7) adalah orang yang membenci kejahatan dan tipu muslihat (13). Pada Hikmat terdapat nasihat dan pertimbangan, pengertian dan kekuatan. Hikmat juga mempunyai relasi dengan para raja dan penguasa (15-16). Ia tidak sulit dicari dan orang yang tekun pasti akan mendapatkannya karena ia mengasihi orang yang mengasihi dia (17). Supaya para anak muda tergerak untuk tekun mencarinya, Hikmat mengingatkan para pendengarnya bahwa ada upah yang luar biasa bagi mereka yang memiliki relasi dengannya, yaitu kekayaan dan kehormatan dan keadilan (18). Hasil dari menjadi bijaksana adalah buah yang lebih berharga dari emas, karena mereka yang mencari hikmat akan mendapat banyak kekayaan (21).

Marilah kita menyadari bahwa begitu pentingnya kita mempunyai relasi dengan Hikmat. Bahkan kita harus mementingkan hikmat lebih daripada emas dan perak. Hanya mereka yang memilih Hikmat yang akan berhasil dalam hidup ini.

Published with Blogger-droid v1.7.4

9/23/2011

"JANGAN SIA-SIAKAN ANUGERAH"

"JÃÑGÃÑLÃH SÍÃ-SÍÃKÃÑ ÃÑÚGÉRÃH"
Lukas 20:9-19
Walau seringkali mendapat teguran dari Yesus, ahli-ahli Taurat dan imam-imam kepala tetap bersikukuh pada kebenaran diri mereka masing-masing. Memang orang berdosa tidak mungkin bisa berubah dan bertobat dari dosa-dosanya kalau bukan karena anugerah Tuhan yang lebih dahulu dicurahkan kepada mereka.

Hari ini, melalui perumpamaan yang disampaikan Tuhan Yesus, kita melihat lagi betapa jahat perbuatan ahli-ahli Taurat dan imam-imam kepala. Yesus mengumpamakan mereka sebagai penggarap-penggarap yang menyewa kebun anggur dari pemilik kebun anggur yang melambangkan Allah sendiri. Ketika suatu kali, si pemilik mengutus hambanya untuk meminta hasil kebun anggurnya, para penggarap kebun malah memukul dan menyuruh dia pulang tanpa hasil. Demikianlah kejadian ini berulang sampai hamba yang ketiga diutus. (Bdk. Luk. 11 : 49). Terakhir, si pemilik kebun anggur mengutus anaknya sendiri untuk melakukan tugas yang sama, seperti yang telah dilakukan hamba-hamba ayahnya sebelumnya. Namun apa yang terjadi? Mereka melempar si anak keluar dan membunuh dia karena dialah ahli waris dari pemilik kebun anggur itu. Para penggarap ternyata tidak melaksanakan tugas dengan benar. Malah mereka melakukan kejahatan yang luar biasa besar. Maka Tuhan menegur dengan keras, bahwa barangsiapa yang masih bermain-main dengan Tuhan, akibatnya ia akan hancur dan remuk (ayat 18).

Ini adalah gambaran bangsa Israel yang berulang kali menolak Kerajaan Allah. Berkali-kali Allah mengutus nabi-nabi-Nya kepada mereka, hingga pada puncak-Nya, Dia mengirimkan Yesus, Anak-Nya untuk berbicara kepada mereka. Namun tetap saja, mereka menolak. Mereka justru kemudian menyalibkan Yesus sebagai puncak pemberontakan mereka. Sungguh ironis!

Sebagai orang percaya di zaman sekarang ini, kita tentu tidak meragukan Yesus sebagai Anak Allah, Juruselamat yang telah diberikan Bapa kepada kita. Maka jangan sia-siakan anugerah yang luar biasa itu. Marilah kita selalu membuka hati dan menerima kedatangan-Nya.(RM)

Published with Blogger-droid v1.7.4

"JADILAH PENGIKUT SEJATI"

Lukas 20:1-8
Betapa panjang perjalanan para pemimpin agama Yahudi mengikuti pelayanan Tuhan Yesus. Sejak awal pelayanan-Nya di Galilea, saat Ia mulai mengajar dan memberitakan Injil Kerajaan Allah (Luk. 5:17), sampai saat ini. Mereka tidak pernah absen. Mengapa mereka mengikuti Yesus?

Sejak awal sebenarnya mereka telah bertemu dengan kebenaran sejati. Kebenaran sejati itu telah membongkar banyak hal yang salah dalam hidup mereka, tetapi sayang mereka tidak menerimanya (lihat Luk. 7:30). Sebaliknya mereka mencoba meredam pengajaran Yesus dan ketertarikan orang banyak terhadap otoritas Yesus. Itulah yang terjadi sepanjang perjalanan panjang mereka mengikuti Yesus sampai saat ini. Itulah yang tidak pernah berhasil mereka lakukan. Justru semakin hari, orang banyak semakin tertarik dan mau mendengar Yesus (Luk. 19:47-48).

Perikop ini memperlihatkan motivasi mereka mengikuti Yesus, yaitu untuk menjatuhkan Dia. Jelas-jelas otoritas Yesus berasal dari Allah Bapa, tetapi mereka masih juga mempertanyakannya (2). Maka Yesus mengajukan pertanyaan balik yang sebenarnya membongkar kepalsuan dan kemunafikan mereka (3-4). Mereka pasti tahu bahwa baptisan Yohanes berasal dari sorga! Ternyata mereka tidak berani menjawab pertanyaan Yesus, bukan karena mereka tidak tahu, tetapi karena mereka tidak mau mengakui kebenaran yang sesungguhnya! Akibatnya, mereka pun tidak mendapatkan kebenaran! Mereka mau mengikuti Yesus, tetapi tidak mau mengambil keputusan menjadi pengikut Dia. Sungguh sebuah perjalanan yang sia-sia!

Namun bagaimana dengan kita sendiri? Apa motivasi kita mengikut Tuhan Yesus? Apa yang kita cari? Kebenaran atau semata-mata kebutuhan dan kepuasan kita? Jangan hanya menyebut diri sebagai orang Kristen. Melainkan jadilah pengikut Kristus yang sejati. Mengikut Tuhan Yesus berarti bersedia membuka diri untuk menerima jamahan-Nya, agar kita diubahkan menjadi baru: baru di dalam batin kita, baru di dalam pikiran kita, serta baru dalam cakapan dan perbuatan kita. Mengikut Yesus pastilah bukan perjalanan yang sia-sia!

Published with Blogger-droid v1.7.4

"MEMAKNAI PELAJARAN"

Kejadian 4:17-26
Ada ungkapan mengatakan bahwa pengalaman adalah guru yang terbaik. Orang yang belajar dari pengalaman akan menuai hal yang baik. Namun orang yang tidak mau belajar, bisa mengulangi kesalahan yang sama. Namun banyak orang yang justru belajar secara salah dari pengalaman yang telah terjadi sebelumnya. Mereka tidak mampu memahami makna dan inti yang sebenarnya dari peristiwa yang telah terjadi. Inilah yang dialami oleh Lamekh dalam bacaan kita hari ini.

Lamekh adalah cucu Kain, saudara Habel yang mati dibunuh Kain. Lamekh banyak tahu tentang kisah yang terjadi antara Kain dan Habel. Dia bahkan tahu bahwa Allah telah berfirman untuk melindungi Kain dalam pelariannya (15). Kisah Kain ini rupa-rupanya tertanam dalam pikiran Lamekh sehingga ketika terjadi peristiwa Lamekh membunuh seorang laki-laki karena berseteru dengan dia, Lamekh mengklaim bahwa Allah juga akan melakukan hal yang sama terhadap dia, bahkan lebih dari pada itu (23-24). Ini merupakan keyakinan sepihak dari Lamekh, karena sesungguhnya Allah tidak pernah datang kepadanya dan menyampaikan hal demikian. Lamekh mendasarkan hal ini pada pemahamannya yang salah tentang pengalaman Kain, kakeknya. Lamekh mengerti secara keliru mengenai kebaikan dan kedaulatan Allah yang diberikan kepada Kain. Dia menganggap bahwa hal yang sama dapat juga berlaku atas dirinya. Lamekh menghalalkan perbuatan yang bertentangan dengan kehendak Allah demi mencapai tujuannya sendiri (24). Kebaikan Allah dimaknai Lamekh secara sempit, demi pembenaran diri.

Kisah Lamekh menarik untuk direnungkan. Apa yang dia alami adalah contoh keyakinan yang salah dan kekeliruan dalam memahami sebuah pengalaman. Tuhan memberikan kepada kita begitu banyak kisah dalam Alkitab. Mari kita belajar dengan baik dan memahami kebenaran yang sesungguhnya ada di balik setiap peristiwa yang terjadi. Jangan sampai keliru dalam memetik pelajaran sebab apabila kita salah, kita dapat menerapkan hal yang salah pula dalam kehidupan kita. Tak mungkin menjadi pelaku kebenaran dalam kekeliruan.

Published with Blogger-droid v1.7.4

9/20/2011

"HARAPAN DI TENGAH KRISIS"

Kejadian 5:25-6:8
Nuh adalah seorang tokoh Alkitab yang sangat luar biasa. Namanya memiliki arti "peristirahatan’. Nuh adalah anak Lamekh. Dia adalah ayah Sem, Ham, dan Yafet. Dialah yang membangun bahtera, yang pada akhirnya menyelamatkan seluruh keluarganya dari kehancuran yang dilakukan oleh Tuhan Allah atas dunia melalui air bah.

Dalam nats hari ini, kita menemukan penyebutan nama Nuh untuk pertama kalinya. Ketika orang tuanya memberi nama Nuh, mereka memiliki harapan bahwa anaknya kelak akan menjadi pribadi yang mendapatkan berkat lebih dari generasinya, yaitu "akan memberikan penghiburan dalam pekerjaan kita yang penuh susah payah di tanah yang telah terkutuk oleh Tuhan’. Dari pernyataan ini, terkandung dua pesan atau harapan penting dari Lamekh. Pertama, Lamekh komplain terhadap kondisi yang sangat mengerikan atas seluruh umat manusia. Dengan masuknya dosa dan kutukan yang mengikutinya, kondisi umat manusia menjadi sangat mengerikan. Kehidupan kita berada di dalam perbudakan, sehingga seluruh waktu yang ada dipenuhi dengan kerja keras terus menerus. Karena Allah telah mengutuk bumi, maka setiap manusia harus merasakan sakit dan berjerih lelah untuk mengusahakan bumi. Kedua, adanya harapan baru atas kelahiran anaknya, yaitu "akan memberikan penghiburan dalam pekerjaan kita’. Harapan tersebut bukan hanya sekadar harapan atau impian yang dimiliki oleh orang tua terhadap anak-anaknya, tetapi sebuah kemampuan dalam menangkap dan mengharapkan sesuatu yang lebih lagi. Lamekh mempunyai harapan bahwa kelak anaknya akan menjadi jawaban bagi generasi dimasanya. Ditengah keras dan susahnya kondisi hidup, Lamekh menaruh harapan pada Nuh, anaknya.

Lalu kepada siapakah kita, yang hidup di zaman ini, harus menjangkarkan pengharapan kita? Kepada siapakah kita mengharapkan penghiburan dalam pekerjaan kita yang penuh susah payah ini? Hanya kepada Yesus. Dia berfirman "Marilah kepada-Ku semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu.

Published with Blogger-droid v1.7.4

9/17/2011

"KASIH KARUNIA"

Kejadian 7:1-24
Manusia adalah puncak karya penciptaan Allah. Allah menciptakan manusia dengan tangan-Nya dan menghembuskan nafas-Nya sendiri ke dalam mulutnya. Allah menciptakan manusia segambar dengan Dia.

Akan tetapi, manusia tidak hidup sesuai dengan rancangan Allah tersebut. Manusia memberontak terhadap Allah. Akibatnya Allah murka dan memutuskan untuk memusnahkan segala yang ada di muka bumi (4). Apa yang Allah lakukan? Ia menurunkan hujan empat puluh hari empat puluh malam. Bayangkan! Hujan selama itu tentu saja akan membuat air meluap dan menghadirkan bencana air bah. Bisa dibayangkan betapa mengerikan keadaan bumi seusai penghukuman itu. Tidak akan ada lagi kehidupan di dunia ini. Alam semesta akan berakhir sia-sia dan sejarah manusia akan selesai begitu saja. Namun bukan demikian rancangan Allah. Ia tidak ingin membatalkan karya yang telah Dia mulai begitu saja. Karena itu Allah memilih seseorang untuk melanjutkan kehidupan di dunia ini. Dialah Nuh.

Allah memilih Nuh karena dialah pribadi yang tepat untuk memberikan gambaran mengenai umat yang hidup sesuai rancangan Allah (1). Ketaatannya melakukan perintah Allah untuk membuat bahtera (Kej. 6:22), kepatuhannya memasukkan hewan-hewan ke dalam bahtera sesuai firman Allah (5, 8-9), serta kesediaannya menuruti perintah Allah untuk masuk ke dalam bahtera bersama keluarganya (1, 7) memperlihatkan imannya kepada Allah.

Ini merupakan pelajaran penting bagi kita. Ketaatan atau perbuatan baik manusia bukanlah alasan bagi Allah untuk menyelamatkan manusia, karena kesalehan manusia bagaikan kain kotor di hadapan Allah (bdk. Yes. 64:6). Manusia hanya dapat diselamatkan oleh kasih karunia Allah melalui iman. Maka ketaatan atau perbuatan baik seharusnyalah lahir sebagai respons dan ucapan syukur atas kasih karunia Allah yang begitu besar itu.

Published with Blogger-droid v1.7.4

"MENANTI KARYA ALLAH"

Kejadian 8:1-14
Kita tahu bahwa menunggu merupakan pekerjaan yang menjemukan. Apalagi zaman ini memicu orang untuk melakukan segala sesuatu secara instan.

Nuh dan keluarganya sudah terombang-ambing di dalam bahtera selama seratus lima puluh hari (3). Tanpa peralatan navigasi dan tanpa seorang pun yang memiliki keahlian berlayar di dalam bahtera itu. Sungguh Allah menyertai mereka.

Meski selamat dari air bah, tetapi mereka belum kembali ke kehidupan mereka semula. Lalu Tuhan menghentikan hujan serta menyurutkan air bah hingga bahtera itu kandas di pegunungan Ararat. Puncak-puncak gunung pun mulai terlihat (1-5). Meski demikian mereka masih harus menunggu sampai Tuhan membebaskan mereka. Namun Nuh tidak tinggal diam. Ia ingin mengetahui perkembangan situasi di luar bahtera. Untuk itu ia melepaskan seekor burung gagak (7), lalu burung merpati (8-9). Namun belum ada tanda-tanda bahwa air telah surut. Nuh masih harus menunggu (10-12) sampai ada tanda bahwa bumi telah kering. Dan terbukti kemudian bahwa burung merpati yang dilepaskan oleh Nuh tidak kembali lagi ke dalam bahtera (11-12). Walau demikian Nuh tidak serta merta keluar dari bahtera. Ia masih harus menantikan perintah Allah untuk meninggalkan bahtera itu.

Penantian Nuh di dalam bahtera dan kesabarannya menunggu Allah membebaskan dia beserta keluarganya, menjadi teladan penting bagi kita.

Tidak banyak orang yang bersedia menunggu Allah menyatakan karya-Nya dan tidak banyak orang yang mau berdiam saat Allah memproses mereka. Kebanyakan orang menginginkan doanya cepat terjawab, tanpa merasa perlu tahu bahwa Allah punya maksud membentuk pribadi dalam proses penantian jawaban doa. Ada juga aktivis gereja yang ingin cepat mahir membawakan renungan dengan mempelajari tekhniknya, tetapi tidak mau sediakan waktu untuk menelaah Alkitab secara saksama, melalui metode Baca Gali Alkitab, misalnya. Padahal Alkitablah pokok khotbahnya.

Anda sedang mengharapkan Allah menantikan karya-Nya di dalam hidup Anda? Nantikanlah dengan penuh ketekunan di dalam doa.

Published with Blogger-droid v1.7.4

"MENJADI UTUSAN KRISTUS"

"MENJADI UTUSAN KRISTUS"
Kejadian 10:1-32
Bacaan Alkitab hari ini merupakan daftar bangsa-bangsa yang menjadi keturunan Sem, Ham, dan Yafet. Ketiganya adalah anak-anak Nuh.

Dalam daftar tersebut, keturunan Yafet (2-5) dan Ham (6-20) dituliskan secara keseluruhan oleh penulis kitab Kejadian. Tidak demikian dengan keturunan Sem. Sem adalah anak tertua dari tiga bersaudara, tetapi penyebutan silsilahnya diletakkan paling terakhir (21-31). Namun sang penulis memperhatikan hubungan antara Sem dan Yafet, yaitu bahwa Sem adalah abang Yafet (21). Penyebutan nama Sem dan Yafet bersama-sama tanpa mengikutsertakan nama Ham signifikan dengan ucapan berkat atas Sem dan Yafet yang kita baca beberapa hari yang lalu (Kej. 9:26-27).

Penyebutan Sem sebagai 'bapa semua anak Eber' seolah merupakan pendahuluan atas daftar silsilah yang tertulis sesudahnya. Dan kita akan melihat keterkaitan antara kisah yang ada sebelum dan sesudah kedua daftar tersebut, yaitu kisah Nuh dan anak-anaknya, kisah menara Babel, dan kisah Abram dipanggil Allah.

Daftar keturunan Sem diulangi kembali setelah kisah menara Babel (Kej. 11:1-9). Namun ada pemisahan garis keturunan antara keturunan Peleg dan keturunan Yoktan, anak-anak Eber. Penulis daftar ini menyebutkan bahwa pada zaman Peleglah bumi terbagi (25). Lalu dalam garis keturunan Peleg, kita akan menemui nama Abram, yang kemudian disebut sebagai bapak orang beriman (Kej. 11:10-26).

Melalui nama-nama dan kisah-kisah yang terkait, kita melihat bagaimana Allah berintervensi dalam kehidupan dan sejarah manusia. Dan di dalam kesemuanya itu, Dia memilih orang-orang tertentu dan melibatkan mereka untuk menggenapkan rancangan-Nya.

Kita dan keturunan kita serta orang-orang yang berada dalam lingkaran iman kita sebenarnya adalah orang-orang yang dapat Tuhan pakai untuk menggenapkan rancangan-Nya bagi dunia. Lalu di mana dan bagaimana kita dapat ambil bagian? Terlibatlah dalam berbagai bentuk pelayanan dan doakanlah, niscaya Tuhan akan menuntun kita ke tempat yang Tuhan sediakan bagi kita.
Published with Blogger-droid v1.7.4

9/13/2011

"BUKAN KARENA JUMLAH"

"BUKAN KARENA JUMLAH"
Lukas 21:1-4
Pengamatan yang cermat akan memberikan gambaran yang utuh terhadap sesuatu yang kita lihat. Bacaan kita hari ini menceritakan suatu peristiwa yang terjadi di Bait Allah.

Setelah sekian lama dan hampir setiap kali Yesus mengajar dan memberitakan Injil-Nya, di Bait Allah, kali ini Yesus mengamati orang-orang yang memasukkan persembahan di peti persembahan (1). Orang-orang kaya memasukkan persembahan mereka. Kemudian seorang janda miskin memasukkan juga persembahannya, yang hanya berjumlah dua peser. Jumlah yang sangat minim bila dibandingkan dengan persembahan orang-orang kaya. Inilah kemudian yang di komentari oleh Yesus. Jika dikaitkan dengan perikop sebelumnya, dicantumkan bahwa ahli-ahli Taurat menelan janda-janda, artinya mereka tega menekan kehidupan janda-janda yang miskin, tetapi janda miskin yang berada di Bait Allah itu mempersembahkan apa yang terbaik yang ia punyai, yaitu seluruh miliknya (4). Ia memberikan tanpa rasa khawatir akan kehabisan uang untuk membiayai hidupnya sepulang dari Bait Allah. Sungguh suatu kontras: janda miskin memberi dari kekurangannya, orang-orang kaya memberi dari kelebihannya. Janda miskin memberikan seluruh miliknya meski hanya berjumlah dua peser, orang-orang kaya itu memberikan sebagian kecil saja dari miliknya, walau jumlahnya lebih besar dari jumlah persembahan si janda.

Maka Yesus menyorot hati manusia lebih dalam ketika memberikan persembahan kepada Tuhan. Bagi orang yang berkelimpahan, tentu tidak sulit memberi dalam jumlah banyak, karena itu masih sebagian kecil dari milik mereka. Persoalan akan jadi berbeda, ketika orang hanya memiliki sedikit harta. Apakah masih bersedia memberi dalam jumlah banyak? Namun tidak tertarik pada jumlah persembahan yang kita beri. Dia lebih tertarik pada motivasi hati yang mendorong persembahan tersebut. Mari kita belajar untuk memberi persembahan tanpa hitung-hitungan, tetapi dengan tulus sebagai ucapan syukur atas berkat dan pemeliharaan Tuhan.(RM)
Published with Blogger-droid v1.7.4

"BUKAN KARENA JUMLAH"

"BUKAN KARENA JUMLAH"
Lukas 21:1-4
Pengamatan yang cermat akan memberikan gambaran yang utuh terhadap sesuatu yang kita lihat. Bacaan kita hari ini menceritakan suatu peristiwa yang terjadi di Bait Allah.

Setelah sekian lama dan hampir setiap kali Yesus mengajar dan memberitakan Injil-Nya, di Bait Allah, kali ini Yesus mengamati orang-orang yang memasukkan persembahan di peti persembahan (1). Orang-orang kaya memasukkan persembahan mereka. Kemudian seorang janda miskin memasukkan juga persembahannya, yang hanya berjumlah dua peser. Jumlah yang sangat minim bila dibandingkan dengan persembahan orang-orang kaya. Inilah kemudian yang di komentari oleh Yesus. Jika dikaitkan dengan perikop sebelumnya, dicantumkan bahwa ahli-ahli Taurat menelan janda-janda, artinya mereka tega menekan kehidupan janda-janda yang miskin, tetapi janda miskin yang berada di Bait Allah itu mempersembahkan apa yang terbaik yang ia punyai, yaitu seluruh miliknya (4). Ia memberikan tanpa rasa khawatir akan kehabisan uang untuk membiayai hidupnya sepulang dari Bait Allah. Sungguh suatu kontras: janda miskin memberi dari kekurangannya, orang-orang kaya memberi dari kelebihannya. Janda miskin memberikan seluruh miliknya meski hanya berjumlah dua peser, orang-orang kaya itu memberikan sebagian kecil saja dari miliknya, walau jumlahnya lebih besar dari jumlah persembahan si janda.

Maka Yesus menyorot hati manusia lebih dalam ketika memberikan persembahan kepada Tuhan. Bagi orang yang berkelimpahan, tentu tidak sulit memberi dalam jumlah banyak, karena itu masih sebagian kecil dari milik mereka. Persoalan akan jadi berbeda, ketika orang hanya memiliki sedikit harta. Apakah masih bersedia memberi dalam jumlah banyak? Namun tidak tertarik pada jumlah persembahan yang kita beri. Dia lebih tertarik pada motivasi hati yang mendorong persembahan tersebut. Mari kita belajar untuk memberi persembahan tanpa hitung-hitungan, tetapi dengan tulus sebagai ucapan syukur atas berkat dan pemeliharaan Tuhan.()
Published with Blogger-droid v1.7.4

"MENANTI HARI TUHAN"

"MENANTI HARI TUHAN"
Lukas 21:34-38
Tentu Anda sering mendengar peribahasa "Sedia payung sebelum hujan". Maksudnya, lakukan antisipasi sebelum suatu masalah terjadi. Tujuannya, agar ketika suatu masalah terjadi, orang dapat mengatasinya dengan baik.

Karena kedatangan Tuhan akan menimpa semua orang (35), Yesus menasihati murid-murid-Nya agar waspada dan berjaga-jaga sebelum hari Tuhan datang. Bagaimana caranya? Dengan menjauhkan diri dari berbagai kesenangan duniawi yang dapat melenakan mereka. Mereka harus menghindarkan diri dari kehidupan yang tidak kudus (34). Kalau mereka tidak waspada dan berjaga-jaga, hari Tuhan akan menjadi jerat bagi mereka (34). Oleh karena itu, Tuhan Yesus mendorong murid-murid-Nya untuk berjaga-jaga dan berdoa agar ketika hari Tuhan itu datang, mereka luput dari murka Allah dan beroleh kekuatan untuk berdiri di hadapan Tuhan (36).

Bila seseorang yang Anda hormati dan kagumi akan mendatangi rumah, tempat Anda tinggal, tentu Anda akan mempersiapkan diri sedemikian rupa untuk menyambut kedatangannya. Lalu bagaimana bila Tuhan yang akan datang? Akankah Anda menyambut dengan penuh suka cita atau malah gentar?

Hari Tuhan memang datang seperti pencuri (2 Ptr. 3:10). Artinya, kita tidak tahu kapan peristiwa itu akan terjadi. Hanya Allah yang tahu. Walau demikian, hari kedatangan Tuhan tidak terjadi secara tiba-tiba sehingga orang merasa terkejut karena tidak sempat mempersiapkan diri. Tuhan sudah memberitahukan hal ini jauh-jauh hari sebelumnya. Maka kita harus hidup seolah-olah hari Tuhan akan datang besok. Ingatlah, cepat atau lambat hari itu akan tiba, yakni pada waktu yang Dia tentukan.

Sebagai murid Tuhan, kita harus berjaga-jaga seraya berdoa (36) agar kuat bertahan menghadapi kesulitan yang harus kita alami sebagai pengikut Kristus. Sebab itu, mari lihat kembali hidup kita, sudahkah kudus di dalam segala sesuatunya? Tetaplah kuat bertahan dalam godaan dan cobaan karena pengharapan bahwa pada saat datang kelak, Tuhan akan membawa kita bersama Dia ke surga mulia.(RM)
Published with Blogger-droid v1.7.4

9/11/2011

""KOMITMEN YANG GAGAL

Lukas 22:54-62
Judul: Komitmen yang gagal
Komitmen merupakan kata yang akrab di telinga kita. Bagi banyak orang maupun organisasi, komitmen adalah sesuatu yang penting bagi tercapainya suatu tujuan. Namun komitmen itu bisa saja gagal di tengah jalan. Maka sebagai akibat, proses kehidupan seseorang atau organisasi itu akan mengalami gangguan.

Petrus gagal dalam komitmennya untuk mengikut Tuhan dalam segala keadaan (Luk. 22:33). Diperhadapkan dengan tudingan orang, Petrus menciut dan menyangkal. Padahal ia sudah sejauh ini tegar mengikuti penangkapan Yesus sampai di halaman rumah imam besar.Lalu mengapa Petrus bisa gagal?

Sebenarnya kegagalan Petrus telah dinubuatkan Yesus dalam perjamuan Paskah terakhir (Luk. 22:34). Namun secara menarik, dalam konteks percakapan yang sama, Kristus juga menyatakan bahwa apa yang dialami Petrus merupakan salah satu bentuk penampian Iblis. Jadi di satu sisi Iblis mencoba menghancurkan Petrus, tetapi di sisi lain Tuhan Yesus sedang membentuk dalam diri Petrus suatu karakter kerendahhatian untuk bersandar pada Allah. Yesus selanjutnya juga berpesan kepada Petrus agar dikemudian hari ia menguatkan para saudaranya (Luk. 22:31-32). Dan kelak setelah peristiwa Pentakosta, kita akan melihat bahwa pesan Yesus ini digenapi. Petrus yang dipenuhi oleh Roh Kudus menunjukkan komitmen dan kesetiaan yang luar biasa dalam pelayanan pemberitaan Injil, sebagaimana yang dicatat dalam kitab Kisah Para Rasul.

Sebagai pribadi yang telah ditebus oleh Tuhan Yesus, mungkin kita juga sering gagal dalam memenuhi komitmen kita untuk setia kepada Dia. Hal ini mungkin terjadi karena kita cenderung menggunakan kekuatan kita sendiri dalam mempertahankan komitmen tersebut. Oleh karena itu, agar kita tidak terjebak dalam kegagalan terus menerus, marilah kita bersandar pada kekuatan Roh Kudus. Apabila suatu saat kita harus mengalami kegagalan, janganlah kita cepat berputus asa, tetapi perbaharuilah komitmen kita itu dengan tetap bersandar dan mengandalkan kekuatan Roh Kudus.
Published with Blogger-droid v1.7.4

"KARENA IMAN"

Yosua 2:1-7

Yosua adalah salah seorang dari dua belas mata-mata yang dulu dikirim oleh Musa untuk mengintai Kanaan. Kini berbalik, Yosualah yang mengirimkan dua mata-mata untuk mengintai kota Yerikho. Yosua ingin mendapatkan informasi mengenai Yerikho agar dapat menyusun strategi yang tepat untuk merebut kota itu.

Rahab mungkin mengenali kedua orang itu sebagai pendatang dan karena ada peringatan mengenai kemungkinan kehadiran mata-mata, ia menyimpulkan bahwa kedua orang itu adalah orang Israel. Maka ia mengundang mereka ke rumahnya untuk bersembunyi. Rahab, seorang perempuan sundal, memilih berbohong dan mengambil risiko guna menyelamatkan dua mata-mata Israel. Mengapa? Karena dia mengimani Allah Israel. Dia yakin, suatu saat Israel akan menaklukkan Yerikho karena Allah Israel berkuasa. Pada saat itu rajanya sekalipun tidak akan mampu melindungi dia. Maka Rahab berharap agar Allah Israel melepaskan dia dari bahaya itu. Rahab mungkin tidak tahu banyak tentang Allah Israel, tetapi ada satu hal yang dia yakini yaitu bahwa Allah Israel adalah Allah yang Maha Kuasa.

Selain memahami situasi sosial-politik secara global, Rahab ternyata memiliki kepekaan spiritual yang memampukan dia memilih beriman kepada Allah Israel. Dalam hal iman, Rahab menjadi teladan bagi kita. Di tengah situasi dunia yang gonjang ganjing, dia tahu bahwa ada yang bisa dia percayai sebagai tempat perlindungan sejati, yaitu Allah Israel, yang Maha Kuasa.

Kita saat ini hidup dalam dunia yang tidak menentu. Perang terjadi silih berganti di berbagai belahan dunia dan bencana alam menimpa negeri-negeri yang punya peranan penting, ini membuat dunia dilanda krisis ekonomi. Akibatnya banyak orang yang kalut memikirkan cara berinvestasi agar hartanya tidak habis digerus krisis. Sementara yang tidak berpunya hanya bisa pasrah pada nasib. Lalu bagaimana dengan kita, yang menyebut diri beriman? Tak perlu khawatir dengan berbagai kabar dan isu. Landasan iman kita hanyalah Allah. Yakini bahwa Dia yang berkuasa itu akan menjaga dan memelihara. (RM)
Published with Blogger-droid v1.7.4

9/06/2011

"KEKEKALAN"

Lukas 20:27-44
Banyak pertanyaan-pertanyaan sulit yang kita jumpai dalam kehidupan ini. Terutama pertanyaan-pertanyaan yang berkenaan dengan dunia yang akan datang, yaitu dunia setelah kematian manusia. Suatu misteri yang sulit diungkap, tetapi pemikiran tentang dunia itu ada dalam tiap agama di dunia ini.

Dalam rangkaian pelayanan yang hendak diselesaikan Yesus, segolongan orang Saduki mendatangi Dia dan melontarkan suatu pertanyaan. Golongan Saduki adalah golongan dari bangsa Yahudi yang tidak memercayai adanya kebangkitan.
Yesus menjawab mereka dengan memaparkan bahwa kehidupan dunia sekarang ini berbeda dengan kehidupan dunia yang akan datang, yaitu dunia setelah kebangkitan. Jika di dunia, anak manusia kawin dan dikawinkan, tidak demikian dengan dunia kekal. Sebagaimana pemikiran manusia dalam kehidupan dunia ini tidak boleh disamakan dengan pemikiran pada dunia setelah kebangkitan. Pemikiran manusia yang sudah jatuh dalam dosa sangat terbatas dalam dunia sekarang ini. Jadi bagaimana mungkin dunia yang terbatas memahami keberadaan dunia kekal? Maka perlu percaya dahulu akan adanya kebangkitan, baru dapat memikirkannya. Lalu Yesus melanjutkan bahwa Tuhan disebut Allah Abraham, Allah Ishak, dan Allah Yakub. Meskipun mereka sudah mati secara fisik, tetapi mereka tetap hidup di hadapan Allah. Maka sebutan itu tetap ada pada Allah. Mengacu pada kutipan Musa (Kel. 3), itulah Allah yang sama, yang menjumpai Musa waktu dipanggil.

Allah yang sama adalah Allah yang disembah oleh kita, orang percaya yang hidup dizaman ini. Memercayai Allah membuat kita tahu bahwa ada kehidupan kekal setelah kematian. Kehidupan kekal itu sama sekali berbeda dengan kehidupan duniawi yang kita hidupi sekarang ini. Maka jangan terjebak pada filosofi dunia tentang dunia kekal. Lebih baik percaya terlebih dahulu kepada Kristus yang kekal, maka kita akan memahami kekekalan dalam pengertian yang benar, karena Dialah Kekekalan itu sendiri dan dari Dialah kekekalan kita berasal.(RM)
Published with Blogger-droid v1.7.4

"SETIA SAMPAI AKHIR"

Lukas 21:5-19
Entah kenapa, banyak orang yang tertarik ingin mengetahui hal-hal yang bersifat misteri. Masih ingat kehebohan film 2012? Banyak orang yang jadi cari tahu tentang kebenaran perkiraan waktu akhir zaman.

Ketika Yesus mengatakan bahwa Bait Allah yang besar dan megah itu akan hancur kelak (6), para murid ternyata bersikap ingin tahu juga (7). Mereka mau memuaskan rasa ingin tahu mereka dengan menanyakan kapan waktunya. Namun memuaskan rasa ingin tahu mereka jelas bukan menjadi tujuan Yesus. Dia hanya tertarik untuk mengajarkan apa yang mereka perlu ketahui, yaitu tentang bagaimana menghadapi masa keruntuhan Yerusalem pada waktu mendatang.

Dalam masa bahaya itu murid-murid diingatkan untuk waspada terhadap guru-guru palsu yang ingin menyesatkan. Para murid tidak boleh mengikuti mereka. Dalam masa itu juga akan ada perang, wabah, dan bencana alam. Tekanan karena iman bukan hanya dilakukan oleh para musuh Injil. Orang tua, sanak saudara, dan kerabat pun bisa menjadi lawan karena iman mereka (16-17). Meski demikian, para murid harus tetap setia dan tidak perlu takut bila telah memilih Kristus di atas segalanya. Sebab masa kacau itu justru merupakan kesempatan bagi Injil untuk menyatakan harapan yang dimiliki oleh murid-murid di dalam Kristus. Maka mereka harus bergantung pada pimpinan Ilahi karena Dia tidak akan membiarkan mereka sendirian (14, 18). Bisa saja orang beriman mengalami derita dan sengsara karena imannya, tetapi ingatlah bahwa kematian karena iman bukanlah kematian yang sesungguhnya, karena kehidupan yang sejati dan abadi ditemukan dalam Kristus (19).

Penderitaan karena iman terus dialami orang beriman dari zaman ke zaman. Dilarang beribadah, gereja ditutup, gereja tidak boleh dibangun, tidak bisa naik jabatan atau sulit mendapat pekerjaan karena iman kita, adalah beberapa wujud penderitaan karena iman yang kita alami sekarang ini. Berat? Ya. Menyerah? Jangan! Meski berat, kiranya kita tidak goyah karena Dia menyertai dan kita pun memiliki pengharapan iman bahwa suatu saat kelak kita akan bertemu Dia di surga. (C)
Published with Blogger-droid v1.7.4

"SEGERA BERTOBAT"

Lukas 21:20-24
Berkaitan dengan pertanyaan para murid di ayat 7, Yesus memberitahukan bahwa kehancuran Yerusalem akan ditandai dengan kedatangan tentara yang mengepung Yerusalem (20). Musuh akan menduduki Yerusalem dan mengincar orang Israel. Akibatnya bencana datang dan maut pun mengancam (23-24). Oleh karena itu, Yesus menyarankan agar orang-orang yang tinggal di Yerusalem pergi mengungsi demi keselamatan mereka. Yerusalem akan menjadi tempat yang tidak aman untuk bermukim karena akan dihancurkan (21). Betapa mengerikan dan terhina nasib penduduk Yerusalem! Tersingkir dari kotanya sendiri karena pendudukan tentara musuh.

Mengapa Allah mengizinkan semua itu terjadi atas umat-Nya? Menurut Yesus, hal itu merupakan penghukuman Ilahi atas ketidaksetiaan mereka kepada Allah (22). Sebab itu bangsa musuh pun dipakai Allah sebagai alat penghukuman bagi Israel. Merekalah yang akan menduduki Yerusalem untuk sementara waktu sampai saatnya tiba, yaitu saat rencana Tuhan genap (25).

Jika kita ikuti perkembangan kekristenan kemudian, kita dapat menemukan bahwa peristiwa ini kemudian berdampak pada terbukanya kesempatan bagi bangsa-bangsa di luar Yahudi untuk mendengar dan menyambut Injil, berita sukacita yang menyelamatkan orang dari kegelapan dosa.

Kalau kita mengingat awal pemilihan Allah atas bangsa Israel sampai kemudian harus tercerai berai sebagai akibat penghukuman terhadap mereka, maka kita dapat pahami bahwa ketidaktaatan dan perlawanan terhadap Allah yang terjadi berulang-ulang membuat orang harus berhadapan dengan murka Allah suatu saat. Kasih dan kebaikan Allah memang akan memberi kesempatan kepada manusia untuk bertobat. Namun bila manusia terus menerus keras kepala dan mengeraskan hati serta menebalkan telinga terhadap peringatan Allah, maka bukan hal yang mengherankan bila suatu saat orang itu akan menghadapi murka Allah.

Lalu kapan Anda bertobat? Tunggu murka Allah? Sebaiknya jangan. Lakukan segera! (R)

Published with Blogger-droid v1.7.4