Selamat datang di Crent Regeneration.

Terimakasih atas kunjungan anda.
"Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah,"
"Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya."(Ef 2:19,8-10)

1/28/2012

HAMBA KRISTUS.

HAMBA KRISTUS.
1 Korintus 4:1-21

Nats : Demikianlah hendaknya orang memandang kami:sebagai hamba-hamba Kristus, yang kepadanya dipercayakan rahasia Allah (1Korintus 4:1)

Bagaimana rasanya kalau ada orang yang memanggil atau memperlakukan Anda dengan sebutan "hamba"? Dalam Alkitab, "hamba" berasal dari kata doulos yang berarti "budak belian", yang tidak memiliki hak apa pun dalam hidupnya kecuali ia ditebus orang atau dibebaskan oleh majikan yang murah hati. Kristus menyebut pengikut-Nya sebagai murid dan sahabat-Nya, bukan hamba (lihat Yohanes 13:35; 15:15). Namun, Dia sendiri meneladankan hidup sebagai seorang hamba, dan mengajarkan bagaimana seharusnya para murid bersikap sebagai seorang hamba (lihat Yohanes 13:1-20; Lukas 17:7-10)

Rasul Paulus sering menyebut sendiri dirinya dan teman-temannya sebagai hamba-hamba Kristus (lihat Roma 1:1; Titus 1:1; Filipi 1:1), sama seperti yang kita baca hari ini. Bukan dengan nada sedih atau terpaksa, melainkan dengan nada bangga, karena Tuhan memercayakan kepada mereka tugas yang penting (ayat 1). Dalam perselisihan jemaat Korintus (lihat pasal 3), Paulus tidak memegahkan diri sebagai pemimpin yang hebat. Bukan penilaian orang yang penting baginya, tetapi penilaian Tuhan (ayat 3-4). Mengapa? Karena ia adalah hamba-Nya.

Bagaimana kita memandang diri kita di hadapan Tuhan? Kesadaran bahwa kita adalah budak dosa yang telah ditebus oleh Kristus seharusnya membanjiri hati kita dengan rasa syukur dan kasih kepada Dia yang telah membebaskan kita. Mendorong kita menjalani setiap hari bukan untuk menyenangkan orang lain melainkan untuk menyenangkan Sang Pemilik hidup kita. Seperti Paulus, kita bangga dikenal sebagai hamba-hamba Kristus.

MELAYANI TUHAN ADALAH SUKACITA DAN KEHORMATAN

SIAPAKAH AKU HINGGA BOLEH MENJADI HAMBA-MU? ©®
Published with Blogger-droid v2.0.4

MENYAMBUT FIRMAN TUHAN.

MENYAMBUT FIRMAN TUHAN.
Markus 4:1-20

Ilmu pertanian dapat menjelaskan bahwa selain mutu benih tanaman yang ditabur maka kesuburan tanah juga menentukan tumbuh tidaknya benih. Jika kedua faktor ini saling mendukung maka benih akan tumbuh baik dan menghasilkan buah yang baik pula. Sebaliknya, meskipun benih baik yang ditanam, tetapi jika tanahnya tidak subur maka benih tidak akan tumbuh optimal.

Demikian halnya dengan kehidupan rohani, firman Tuhan digambarkan sebagai benih yang ditaburkan dalam hati setiap orang (14). Namun keadaan hati seseorang ketika mendengar firman Tuhan juga berpengaruh terhadap kehidupan rohani selanjutnya. Keadaan hati yang tidak baik digambarkan seperti tanah di pinggir jalan, tanah berbatu, dan tanah bersemak duri (4-7). Ketiga macam tanah ini tidak memungkinkan benih bertumbuh dengan baik.

Itulah gambaran orang yang telah mendengarkan firman Tuhan, tetapi hidup kerohaniannya tidak mengalami pertumbuhan (15-19). Ada orang yang sudah lama menjadi jemaat suatu gereja, tetapi hidupnya masih kekanak-kanakan karena ia hanya mau mendengar firman Tuhan saja, tetapi tidak mau dibentuk sesuai firman tersebut. Maka setiap firman yang didengar berlalu begitu saja tanpa mendatangkan perubahan apa-apa.

Sedangkan keadaan hati yang baik digambarkan sebagai tanah yang subur sehingga memungkinkan benih dapat tumbuh dan menghasilkan buah lebat sesuai harapan penabur. Inilah gambaran orang yang mendengarkan firman Tuhan kemudian mengalami pertumbuhan sehingga ia bertumbuh ke arah kedewasaan rohani (8, 20). Ini bisa terjadi karena ia tidak hanya mendengarkan firman saja, tetapi juga bersedia menempatkan firman sebagai ketentuan tertinggi yang mengontrol hidupnya.

Bersediakah kita menyambut firman-Nya? Setiap orang mempunyai kesempatan sama untuk mendengarkan firman Tuhan, tetapi hanya orang yang memiliki sikap hati mau menyambut firman dengan benar yang akan mengalami kehidupan rohani yang bertumbuh dan berbuah. ©®
Published with Blogger-droid v2.0.4

TENANG DI TENGAH BADAI.

TENANG DI TENGAH BADAI.
Markus 4:35-41

Danau Galilea merupakan muara dari sungai Yordan yang mengalir dari arah utara. Dalam keadaan biasa danau Galilea tampak tenang, tetapi sewaktu-waktu bisa terjadi badai. Danau Galilea memang terletak di lembah yang dikelilingi bukit-bukit, sehingga memungkinkan angin bertiup secara tiba-tiba dari atas bukit.

Setelah melayani orang banyak hingga sore hari, Yesus mungkin kelelahan dan ingin beristirahat hingga mengajak murid-murid menyeberang danau dan menjauh dari orang banyak (35-36). Benar saja, Yesus pun tertidur (38). Namun saat Yesus tertidur, terjadi badai yang sangat dahsyat, yang membuat murid-murid menjadi takut (37-38). Beberapa dari antara murid-murid adalah mantan nelayan berpengalaman, karena itu mereka tahu betul betapa mengerikannya bahaya yang menghadang mereka akibat badai dahsyat itu. Dalam kesibukan upaya untuk mengatasi masalah yang sedang melanda, mereka membangunkan Yesus (38). Mereka bukan meminta pertolongan Yesus, melainkan memprotes Dia atas ketidakpedulian-Nya terhadap masalah yang sedang terjadi. Seharusnya Ia bangun dan bersama mereka mengatasi masalah tersebut, mungkin dengan ikut membantu mereka membuang air yang memenuhi perahu. Toh Yesus berada dalam bahaya yang sama, seperti yang mereka hadapi. Kita pun sering berada dalam situasi yang sama. Kita ingin Yesus menolong kita, dengan bentuk pertolongan seperti yang ada dalam pikiran kita.

Yesus kemudian menegur mereka karena mengira bahwa Dia tidak memedulikan mereka (40). Itu menunjukkan bahwa mereka belum mengenali siapa Yesus yang sesungguhnya. Ketika kita mengira bahwa Yesus tidak peduli pada kita, itu menunjukkan bahwa kita tidak percaya pada Dia.

Padahal Yesus adalah Tuhan yang Maha Kuasa. Jika Dia ada dalam hidup kita, maka tidak ada masalah yang dapat menenggelamkan kita.Memang perlu iman yang cukup besar untuk tahu bahwa Yesus peduli, meskipun kelihatannya tidak begitu. Namun inilah iman yang Tuhan ingin bangun dalam hidup kita.
©®
Published with Blogger-droid v2.0.4