Selamat datang di Crent Regeneration.

Terimakasih atas kunjungan anda.
"Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah,"
"Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya."(Ef 2:19,8-10)

1/29/2012

BAGAI BIJI SESAWI.

BAGAI BIJI SESAWI.
Markus 4:30-34

Sesawi termasuk tumbuhan herbal yang tumbuh di daerah Palestina, khususnya di pantai Danau Galilea. Biji sesawi tergolong paling kecil di antara berbagai biji yang dikenal di Galilea. Namun setelah ditanam, biji itu ternyata dapat tumbuh besar sehingga menjadi tempat bernaung bagi burung-burung (31-32).

Biji sesawi ini dipakai Yesus untuk memberikan gambaran mengenai kerajaan Allah. Sesuatu yang kelihatannya kecil, tetapi sesungguhnya memiliki potensi yang besar untuk bertumbuh. Karena itu orang tidak boleh menyepelekan sebuah permulaan yang terlihat kecil. Dalam kaitannya dengan kerajaan Allah, ini merupakan peringatan agar orang tidak memandang rendah signifikansi pemberitaan tentang kerajaan Allah, meskipun semula terlihat tidak meyakinkan atau kurang mengesankan.

Pemberitaan kerajaan Allah itu telah dimulai oleh Yesus di suatu wilayah yang kecil, yaitu Galilea. Dan orang-orang yang dipersiapkan oleh Yesus untuk meneruskan pemberitaan itu pun bisa disebut sebagai orang-orang kecil. Namun mereka adalah orang-orang yang bersedia mengikut Yesus. Yesus mengajar mereka secara khusus (34) karena Ia akan memakai mereka untuk memberitakan kerajaan Allah, seperti yang Dia lakukan saat itu. Lalu suatu saat dan oleh kuasa Allah semua itu akan memperlihatkan hasil atau dampaknya. Akan terlihat kemudian bahwa mulai dari Galilea, injil kerajaan Allah itu kemudian disebarkan hingga menjangkau seluruh ujung bumi. Orang-orang kecil itu kemudian menjadi rasul-rasul yang membangun dan memimpin gereja setelah Yesus, Guru mereka, naik ke surga. Mulanya pengikut Kristus itu dimulai dari jumlah dua belas orang, tetapi karya Roh Kudus melipatgandakan bilangan umat Tuhan. Maka jika untuk sementara waktu kuasa itu sepertinya tersembunyi atau tidak bekerja sebagaimana mestinya, tentulah bukan karena kuasa itu melemah. Ingatlah bahwa Allah tetap bekerja dan tidak pernah tertidur. Sebab itu orang harus bersabar untuk menantikan kegenapan dinyatakannya kerajaan Allah secara sempurna. ©®
Published with Blogger-droid v2.0.4

WAKTUNYA BELUM TIBA?

WAKTUNYA BELUM TIBA?
Hagai 1: 1-11.

Nats : "Beginilah firman Tuhan semesta alam: Bangsa ini berkata: sekarang belum tiba waktunya untuk membangun kembali rumah Tuhan!" (Hagai 1:2)

Waktu anak-anak saya masih ABG (Anak Baru Gede), saya sempat jengkel dengan beberapa sikap mereka. Demi mencari identitas dan jati diri, meski usia belum cukup, mereka kerap nekat nonton film 17 tahun ke atas atau naik motor sendiri. Mereka merasa sudah cukup dewasa. Namun, saat diminta melakukan tanggung jawab tertentu, mereka kerap berdalih, "Kami belum dewasa. Belum waktunya untuk itu!" Dewasa bagi mereka identik dengan memprioritaskan hal-hal yang menjadi hasrat dan keinginan diri mereka sendiri.

Bangsa Israel pernah membuat dalih serupa. Setelah kembali dari tanah pembuangan, mereka diberi tanggung jawab mendirikan rumah Tuhan. Namun, mereka tak melakukannya. Mereka merasa belum waktunya membangun kembali kehidupan sebagai umat Tuhan jika kehidupan mereka sendiri belum mapan. Mereka memilih tinggal dulu di rumah masing-masing (ayat 4). Prioritas yang terbalik ini menghasilkan kehidupan yang tak semestinya (ayat 6). Tuhan mau mereka memperhatikan keadaan ini dan kembali kepada prioritas yang benar, agar kemuliaan Tuhan dinyatakan melalui mereka (ayat 8).

Sebagai umat Tuhan, apakah prioritas hidup kita juga kerap terbalik? Apakah hari-hari kita hanya dipicu dan dipacu untuk mengejar kemapanan dan identitas dambaan sendiri? Dan, seperti pundi-pundi yang berlubang, kita tak juga merasa puas atau penuh? Tuhan mau kita pun memperhatikan keadaan ini. Dia mau kita memiliki prioritas untuk membangun "rumah persekutuan dengan Tuhan", dan menemukan identitas kita di dalam hal-hal yang berkenan dan menyatakan kemuliaan-Nya.
TEMUKAN IDENTITAS SEJATI DI DALAM TUHAN

DENGAN MENGUTAMAKAN HAL-HAL YANG TUHAN PERKENAN. RM
Published with Blogger-droid v2.0.4

MEMANCARKAN TERANG.

MEMANCARKAN TERANG.
Markus 4:21-25

Firman berkuasa mengubah hati manusia bila orang bersedia membuka diri agar firman beroperasi di dalam hidupnya. Bila manusia memiliki hati seperti tanah yang subur maka firman akan bertumbuh dan berbuah dalam kehidupan orang tersebut. Akan tetapi, orang tidak boleh bersikap egois setelah mendengar firman dan mengalami karya firman di dalam hidupnya. Ia memiliki tanggung jawab untuk menyebarkan atau memberitakan firman itu kepada orang lain.

Orang tidak akan menyembunyikan hal-hal yang berharga untuk selamanya. Misalnya orang memiliki perhiasan/permata tentu bukan dengan tujuan untuk disimpan, melainkan untuk dipakai sekaligus dilihat orang. Bisa saja orang itu akan menyimpannya untuk sementara waktu, tetapi akan ada masanya orang itu memamerkannya kepada orang lain. Jika orang menyembunyikan permatanya terus maka akan ada risiko terlupa atau malah akan hilang. Orang hanya menyimpannya dengan maksud melindunginya. Jika permata hanya disimpan saja maka permata itu kehilangan kegunaan yang semestinya.

Terang firman Tuhan juga tidak boleh disembunyikan (21). Tuhan memberikan kita terang bukan untuk disembunyikan. Jika kita memiliki terang firman Allah maka kita bertanggung jawab untuk menyebarkan kebenaran firman dalam tiap kesempatan yang Allah bukakan bagi kita. Terang firman Tuhan berguna untuk menolong orang agar tidak tersesat di jalan hidupnya.

Oleh karena itu kita harus memperhatikan dengan cermat setiap pengajaran firman yang kita dengar karena Allah akan memberi respons sesuai respons yang kita berikan terhadap firman-Nya. Jika kita punya kebiasaan yang baik terhadap firman (misal: baca Alkitab setiap hari) dan kita hidup di di dalamnya, maka akan ada hal-hal baik yang dibangun di atasnya. Jika orang memberi respons secara tepat, maka Allah akan memberikan kerinduan untuk lebih banyak mendengar firman, pemahaman yang lebih baik tentang firman yang didengar, dan berkat-berkat dari apa yang didengar. ©®
Published with Blogger-droid v2.0.4