Selamat datang di Crent Regeneration.

Terimakasih atas kunjungan anda.
"Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah,"
"Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya."(Ef 2:19,8-10)

7/27/2012

PELAYANAN RUMAH

PELAYANAN RUMAH "Sekeluarnya dari rumah ibadat itu Yesus bersama Yakobus dan Yohanes pergi ke rumah Simon dan Andreas. (Markus 1:29) Markus 1:29-34 Ada beberapa peristiwa dalam kehidupan Yesus, termasuk beberapa pengajaran dan mukjizat penting, dilakukan saat Yesus berada di rumah-rumah atau dipicu oleh peristiwa-peristiwa dalam rumah. Ya, rumah, bukan sinagoge tempat orang Yahudi ramai berkumpul, atau gelanggang yang menjadi pusat perhatian publik. Bacaan hari ini merupakan sebuah contoh bahwa rumah merupakan tempat yang penting bagi berlangsungnya pelayanan. Setelah melayani di rumah ibadah pada hari Sabat, Yesus pergi ke "rumah Simon dan Andreas" (ayat 29). Sekadar bersilaturahmikah kunjungan itu? Ada kemungkinan untuk itu. Menariknya, dari kunjungan itu, setidaknya ada dua peristiwa yang dicatat. Pertama, Yesus menyembuhkan ibu mertua Petrus (ayat 31); kedua, Yesus menyembuhkan banyak orang yang menderita berbagai penyakit dan mengusir banyak setan (ayat 34). Pelayanannya, selain menyentuh keluarga Simon dan Andreas, juga menyentuh kehidupan banyak orang yang datang. Selain tempat-tempat terbuka atau tempat ibadah orang Yahudi, Yesus juga melayani di rumah-rumah; dari berbagai kalangan. Beberapa kisah lain adalah saat Dia singgah di rumah pemungut cukai, kunjungannya ke rumah Maria dan Marta, juga saat bertamu di rumah Zakheus. Banyak orang belum memiliki hubungan dengan gereja. Atau bahkan memendam kekecewaan tertentu kepada gereja, sehinga enggan melangkah ke sana. Mari memikirkan satu aspek pelayanan penting ini: pelayanan rumah. Dengan diiringi doa, kita bisa mulai memikirkan satu-dua orang yang akan kita kunjungi, supaya ada banyak orang juga yang dijangkau bagi Kristus lewat pelayanan semacam ini--keluarga kita, sahabat, kolega. Siapa pun. SILATURAHMI ITU SEBUAH TRADISI, TETAPI KUNJUNGAN MURID KRISTUS BERPOTENSI MENJADI SEBUAH MISI KRISTIANI.
Published with Blogger-droid v2.0.6

KDRT = KASIH DALAM RUMAH TANGGA

KDRT = KASIH DALAM RUMAH TANGGA. Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu ... Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu ... (1 Petrus 3:1,7) 1 Petrus 3:1-7 Kekerasan dalam Rumah Tangga (KdRT) adalah persoalan yang kompleks. Menurut pengamatan, kekerasan kerap digunakan sebagai alat untuk mengekspresikan kemarahan; mengumbar kekuasaan; menyeimbangkan posisi dalam pernikahan. Apa jadinya jika nilai-nilai ini dianut oleh anggota keluarga kita? Rasul Petrus, dalam suratnya yang pertama, mengangkat nilai-nilai yang penting dalam keluarga. Yang pertama dan diulang dalam 6 dari 7 ayat bacaan kita (dan selalu sama gemanya dalam bagian lain di Alkitab), adalah tentang ketundukan isteri kepada suami. Perhiasan terindah bagi seorang isteri adalah ketundukan kepada Allah, yang tercermin dari ketundukannya pada sang suami (ayat 3-5). Dandanan lahiriah mungkin bisa menundukkan suami sesaat, namun isteri yang hidup murni dan saleh dapat membawa suaminya menundukkan diri di bawah kebenaran firman Allah. Meski hanya satu ayat, pesan senada disampaikan pada para suami. Ketundukan pada Allah akan membawa suami menghargai isteri sebagai sesama pewaris kasih karunia- Nya, bukan memanfaatkan atau menyerang kelemahan-kelemahannya. Suami yang tidak merawat hubungan dengan isterinya dengan baik, akan mengalami kesulitan juga dalam menikmati hubungan yang indah dengan Allah (ayat 7). Jadi, jika meneladan dan mengikuti firman Allah, keluarga semestinya bukan sasana untuk mengumbar kekerasan, baik dalam bentuk perkataan yang memojokkan, maupun tindakan fisik yang menyakitkan. Mari kembali pada rancangan Tuhan. Sama-sama menempatkan ketundukan dan kasih pada Tuhan di atas segalanya. Kiranya kasih yang bersumber dari Allah tinggal dengan limpahnya di tengah keluarga kita.
Published with Blogger-droid v2.0.6