(5) Sukacita dalam pelayanan
Kisah Para
Rasul 17:10-15
Hal apa yang menjadi kesukaan tersendiri ketika kita memberitakan Injil, walaupunsusah dan penuh tantangan, bahkan penderitaan? Kesukaannya adalah karena melihat jiwa-jiwa dimenangkan bagi Kristus! Segala lelah dan duka berganti dengan sukacita. Apalagi kalau melihat jiwa-jiwa yang baru percaya itu begitu tulus dalam merenungkan firman sehingga bertumbuh semakin serupa Kristus!
Itulah yang
dialami Paulus dan Silas di Berea saat mereka memberitakan Injil kepada orang
Yahudi di situ. Berbeda dengan di Tesalonika, orang-orang Yahudi di kota Berea
lebih terbuka kepada Injil. Mereka dengan sungguh-sungguh memeriksa kebenaran
pengajaran Paulus dalam terang Perjanjian Lama.
(10) Tetapi pada malam itu juga segera
saudara-saudara di situ menyuruh Paulus dan Silas berangkat ke Berea. Setibanya
di situ pergilah mereka ke rumah ibadat orang Yahudi.
(11) Orang-orang Yahudi di kota itu lebih baik hatinya dari pada orang-orang Yahudi di Tesalonika, karena mereka menerima firman itu dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian.
(11) Orang-orang Yahudi di kota itu lebih baik hatinya dari pada orang-orang Yahudi di Tesalonika, karena mereka menerima firman itu dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian.
Sehingga
akhirnya mereka, bahkan juga banyak perempuan Yunani terkemuka dimenangkan
kepada Kristus.
(12) Banyak di antara mereka yang menjadi percaya;
juga tidak sedikit di antara perempuan-perempuan terkemuka dan laki-laki
Yunani.
Sayang, hal
itu tidak berlangsung lama karena provokasi dari orang Yahudi yang datang dari
Tesalonika. Demi keselamatan Paulus, orang percaya di Berea menyuruh Paulus
berangkat ke Atena, sedangkan Silas dan Timotius tetap tinggal di Berea untuk
melayani jemaat baru tersebut.
(13) Tetapi ketika orang-orang Yahudi dari
Tesalonika tahu, bahwa juga di Berea telah diberitakan firman Allah oleh
Paulus, datang jugalah mereka ke sana menghasut dan menggelisahkan hati orang
banyak.
(14) Tetapi saudara-saudara menyuruh Paulus segera berangkat menuju ke pantai laut, tetapi Silas dan Timotius masih tinggal di Berea.
(15) Orang-orang yang mengiringi Paulus menemaninya sampai di Atena, lalu kembali dengan pesan kepada Silas dan Timotius, supaya mereka selekas mungkin datang kepadanya.
(14) Tetapi saudara-saudara menyuruh Paulus segera berangkat menuju ke pantai laut, tetapi Silas dan Timotius masih tinggal di Berea.
(15) Orang-orang yang mengiringi Paulus menemaninya sampai di Atena, lalu kembali dengan pesan kepada Silas dan Timotius, supaya mereka selekas mungkin datang kepadanya.
Dari bacaan
kita ini, kita belajar bahwa pelayanan pemberitaan Injil tidak pernah sia-sia.
Walaupun selalu ada hal-hal yang membuat pelayanan itu menjadi berat dan
berisiko, namun Tuhan menyertai bahkan tangan-Nya yang berdaulat turut bekerja
di dalamnya, dan pasti ada jiwa-jiwa yang dimenangkan kepada-Nya. Itulah
kesukacitaan yang akan dirasakan oleh semua anak Tuhan yang tetap setia
menyaksikan karya anugerah-Nya kepada sesama manusia yang membutuhkan. Semua
halangan dan kesulitan tidak dapat memadamkan gairah kita dalam memberitakan
kabar baik tersebut.
Kita melihat
bahwa ada orang-orang yang hatinya sudah disiapkan Tuhan untuk menyambut dan
menerima firman lalu menjadi percaya. Hal ini sekalgus mengingatkan kita bahwa
yang membuat pelayanan kita berhasil adalah Tuhan dan bukan kita, karena setiap
kita hanyalah alat yang dipakai untuk mengabarkan Injil-Nya.