Published with Blogger-droid v2.0.6
Selamat datang di Crent Regeneration.
Terimakasih atas kunjungan anda.
"Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah,"
"Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya."(Ef 2:19,8-10)
"Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah,"
"Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya."(Ef 2:19,8-10)
8/11/2012
YAKIN AKAN KEADILAN ALLAH
YAKIN AKAN KEADILAN ALLAH
Mazmur 71
Saya punya seorang kerabat yang sudah berusia lanjut. Ia sudah mulai lupa akan beberapa hal. Namun satu hal ia tidak lupa, bahwa Tuhan mengasihinya dan ia siap untuk dipanggil oleh-Nya.
Pemazmur sudah lanjut usia. Sejak muda ia sudah percaya Tuhan (5) dan hidup bersama dengan-Nya. Banyak orang menyebutnya sebagai tanda ajaib dari Tuhan. Mungkin, pengalaman hidupnya bersama Tuhan sungguh membuktikan penyertaan dan pemeliharaan-Nya. Ia berani mengatakan kelahirannya adalah karya Tuhan dalam dirinya. Sejalan dengan pemeliharaan dan penyertaan Tuhan atas hidupnya, pemazmur pun mengklaim telah melayani Tuhan sejak ia muda (17).
Namun di masa tuanya, sepertinya pemazmur mengalami masalah. Selain kekuatan fisik menurun dan juga berbagai aspek penuaan sedang dialaminya, ada orang-orang yang menggunakan kesempatan kelemahannya ini untuk merencanakan hal jahat terhadapnya. Mereka mengira ia telah ditinggalkan Tuhan (10-11). Oleh karena itulah, pemazmur berdoa doa minta tolong.
Pemazmur meyakini Tuhan tidak berubah dari dulu sampai sekarang. Dia adalah Allah yang adil, yang akan membela dirinya sebagai anak-Nya. Pemazmur menyebut keadilan Tuhan berulang kali (2, 15, 16, 19, 24) sebagai tanda kepercayaannya yang besar akan Allah. Oleh karena keadilan Allah pemazmur pun bisa menaikkan pujian dan syukur (6, 8, 14) kepada-Nya serta bertekad untuk terus menaikkan syukur tiada henti (22-23).
Buat Anda yang sudah lanjut usia, yakinlah pada kesetiaan Tuhan. Mata rabun, pendengaran berkurang, rematik atau osteoporosis, dan berbagai penyakit mungkin mendera hidup Anda. Anak-cucu yang tidak peduli membuat Anda kesepian. Tetaplah percaya bahwa Dia adil dan setia dan akan menopang hidup Anda sampai tiba waktu Anda dipanggil pulang ke surga.
Labels:
Rm Crent
KETIKA KEHILANGAN
KETIKA KEHILANGAN
"Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan!" (Ayub 1:21)
Ayub 1:13-2:10
Pernah berduka karena kehilangan sesuatu yang kita cintai? Makin dalam cinta, makin dalam juga dukanya. Cepat atau lambat, kita akan mengalami kehilangan, entah itu karir, harta-benda, stamina, anak, orangtua, pasangan hidup, atau sahabat baik kita. Apapun penyebabnya, kehilangan selalu terasa menakutkan, menyakitkan, dan menghancurkan.
Meskipun dalam banyak hal kita berbeda dengan Ayub (kita bukan orang paling kaya, tidak punya anak sebanyak dia, dan mungkin tidak hidup sesaleh dia), ada satu benang merah yang menyatukan kita dengan kisah Ayub, yaitu kita sama-sama pernah mengalami kehilangan. Sesuai izin Tuhan, dalam waktu singkat Ayub kehilangan anak-anaknya, kesehatannya, kekayaannya, dan rasa hormat sang istri. Respons Ayub? Ia sujud menyembah dan berkata: "Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan!" Secara manusia ia tentu berduka, sebab itu ia mengoyakkan jubah dan mencukur rambutnya (ayat 20). Namun, ia menyadari sepenuhnya bahwa apa yang dimilikinya sekarang adalah kepunyaan Tuhan dan datangnya dari Tuhan, Dialah yang berhak atas segalanya. Sebab itu, Ayub mampu memuji Tuhan di tengah kehilangannya.
Sadar atau tidak, kita kerap merasa pantas menerima hanya hal-hal baik dalam hidup. Ketika kehilangan kekayaan, kesehatan, dan orang-orang terkasih, kita menganggap Tuhan tidak adil sehingga kita merasa berhak untuk menggugat dan marah kepada- Nya. Ketika Tuhan mengizinkan kehilangan terjadi, biarlah kasih kita kepada-Nya tidak ikut hilang. Mari bertanya apa yang menjadi rencana Sang Pemilik. Dia Tuhan Yang Mahabijak dan tak pernah salah dalam bertindak.
Published with Blogger-droid v2.0.6
Labels:
crent
Subscribe to:
Posts (Atom)