Selamat datang di Crent Regeneration.

Terimakasih atas kunjungan anda.
"Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah,"
"Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya."(Ef 2:19,8-10)

9/06/2011

"KEKEKALAN"

Lukas 20:27-44
Banyak pertanyaan-pertanyaan sulit yang kita jumpai dalam kehidupan ini. Terutama pertanyaan-pertanyaan yang berkenaan dengan dunia yang akan datang, yaitu dunia setelah kematian manusia. Suatu misteri yang sulit diungkap, tetapi pemikiran tentang dunia itu ada dalam tiap agama di dunia ini.

Dalam rangkaian pelayanan yang hendak diselesaikan Yesus, segolongan orang Saduki mendatangi Dia dan melontarkan suatu pertanyaan. Golongan Saduki adalah golongan dari bangsa Yahudi yang tidak memercayai adanya kebangkitan.
Yesus menjawab mereka dengan memaparkan bahwa kehidupan dunia sekarang ini berbeda dengan kehidupan dunia yang akan datang, yaitu dunia setelah kebangkitan. Jika di dunia, anak manusia kawin dan dikawinkan, tidak demikian dengan dunia kekal. Sebagaimana pemikiran manusia dalam kehidupan dunia ini tidak boleh disamakan dengan pemikiran pada dunia setelah kebangkitan. Pemikiran manusia yang sudah jatuh dalam dosa sangat terbatas dalam dunia sekarang ini. Jadi bagaimana mungkin dunia yang terbatas memahami keberadaan dunia kekal? Maka perlu percaya dahulu akan adanya kebangkitan, baru dapat memikirkannya. Lalu Yesus melanjutkan bahwa Tuhan disebut Allah Abraham, Allah Ishak, dan Allah Yakub. Meskipun mereka sudah mati secara fisik, tetapi mereka tetap hidup di hadapan Allah. Maka sebutan itu tetap ada pada Allah. Mengacu pada kutipan Musa (Kel. 3), itulah Allah yang sama, yang menjumpai Musa waktu dipanggil.

Allah yang sama adalah Allah yang disembah oleh kita, orang percaya yang hidup dizaman ini. Memercayai Allah membuat kita tahu bahwa ada kehidupan kekal setelah kematian. Kehidupan kekal itu sama sekali berbeda dengan kehidupan duniawi yang kita hidupi sekarang ini. Maka jangan terjebak pada filosofi dunia tentang dunia kekal. Lebih baik percaya terlebih dahulu kepada Kristus yang kekal, maka kita akan memahami kekekalan dalam pengertian yang benar, karena Dialah Kekekalan itu sendiri dan dari Dialah kekekalan kita berasal.(RM)
Published with Blogger-droid v1.7.4

"SETIA SAMPAI AKHIR"

Lukas 21:5-19
Entah kenapa, banyak orang yang tertarik ingin mengetahui hal-hal yang bersifat misteri. Masih ingat kehebohan film 2012? Banyak orang yang jadi cari tahu tentang kebenaran perkiraan waktu akhir zaman.

Ketika Yesus mengatakan bahwa Bait Allah yang besar dan megah itu akan hancur kelak (6), para murid ternyata bersikap ingin tahu juga (7). Mereka mau memuaskan rasa ingin tahu mereka dengan menanyakan kapan waktunya. Namun memuaskan rasa ingin tahu mereka jelas bukan menjadi tujuan Yesus. Dia hanya tertarik untuk mengajarkan apa yang mereka perlu ketahui, yaitu tentang bagaimana menghadapi masa keruntuhan Yerusalem pada waktu mendatang.

Dalam masa bahaya itu murid-murid diingatkan untuk waspada terhadap guru-guru palsu yang ingin menyesatkan. Para murid tidak boleh mengikuti mereka. Dalam masa itu juga akan ada perang, wabah, dan bencana alam. Tekanan karena iman bukan hanya dilakukan oleh para musuh Injil. Orang tua, sanak saudara, dan kerabat pun bisa menjadi lawan karena iman mereka (16-17). Meski demikian, para murid harus tetap setia dan tidak perlu takut bila telah memilih Kristus di atas segalanya. Sebab masa kacau itu justru merupakan kesempatan bagi Injil untuk menyatakan harapan yang dimiliki oleh murid-murid di dalam Kristus. Maka mereka harus bergantung pada pimpinan Ilahi karena Dia tidak akan membiarkan mereka sendirian (14, 18). Bisa saja orang beriman mengalami derita dan sengsara karena imannya, tetapi ingatlah bahwa kematian karena iman bukanlah kematian yang sesungguhnya, karena kehidupan yang sejati dan abadi ditemukan dalam Kristus (19).

Penderitaan karena iman terus dialami orang beriman dari zaman ke zaman. Dilarang beribadah, gereja ditutup, gereja tidak boleh dibangun, tidak bisa naik jabatan atau sulit mendapat pekerjaan karena iman kita, adalah beberapa wujud penderitaan karena iman yang kita alami sekarang ini. Berat? Ya. Menyerah? Jangan! Meski berat, kiranya kita tidak goyah karena Dia menyertai dan kita pun memiliki pengharapan iman bahwa suatu saat kelak kita akan bertemu Dia di surga. (C)
Published with Blogger-droid v1.7.4

"SEGERA BERTOBAT"

Lukas 21:20-24
Berkaitan dengan pertanyaan para murid di ayat 7, Yesus memberitahukan bahwa kehancuran Yerusalem akan ditandai dengan kedatangan tentara yang mengepung Yerusalem (20). Musuh akan menduduki Yerusalem dan mengincar orang Israel. Akibatnya bencana datang dan maut pun mengancam (23-24). Oleh karena itu, Yesus menyarankan agar orang-orang yang tinggal di Yerusalem pergi mengungsi demi keselamatan mereka. Yerusalem akan menjadi tempat yang tidak aman untuk bermukim karena akan dihancurkan (21). Betapa mengerikan dan terhina nasib penduduk Yerusalem! Tersingkir dari kotanya sendiri karena pendudukan tentara musuh.

Mengapa Allah mengizinkan semua itu terjadi atas umat-Nya? Menurut Yesus, hal itu merupakan penghukuman Ilahi atas ketidaksetiaan mereka kepada Allah (22). Sebab itu bangsa musuh pun dipakai Allah sebagai alat penghukuman bagi Israel. Merekalah yang akan menduduki Yerusalem untuk sementara waktu sampai saatnya tiba, yaitu saat rencana Tuhan genap (25).

Jika kita ikuti perkembangan kekristenan kemudian, kita dapat menemukan bahwa peristiwa ini kemudian berdampak pada terbukanya kesempatan bagi bangsa-bangsa di luar Yahudi untuk mendengar dan menyambut Injil, berita sukacita yang menyelamatkan orang dari kegelapan dosa.

Kalau kita mengingat awal pemilihan Allah atas bangsa Israel sampai kemudian harus tercerai berai sebagai akibat penghukuman terhadap mereka, maka kita dapat pahami bahwa ketidaktaatan dan perlawanan terhadap Allah yang terjadi berulang-ulang membuat orang harus berhadapan dengan murka Allah suatu saat. Kasih dan kebaikan Allah memang akan memberi kesempatan kepada manusia untuk bertobat. Namun bila manusia terus menerus keras kepala dan mengeraskan hati serta menebalkan telinga terhadap peringatan Allah, maka bukan hal yang mengherankan bila suatu saat orang itu akan menghadapi murka Allah.

Lalu kapan Anda bertobat? Tunggu murka Allah? Sebaiknya jangan. Lakukan segera! (R)

Published with Blogger-droid v1.7.4