Selamat datang di Crent Regeneration.

Terimakasih atas kunjungan anda.
"Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah,"
"Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya."(Ef 2:19,8-10)

11/08/2014

( Panggilan paulus 24 ) Bukan Hanya Kepentingan Diri


(24) Bukan hanya kepentingan diri
Kisah Para Rasul 27:1-13

Ada stasiun televisi yang menyiarkan program prakiraan cuaca setiap hari. Tentu prakiraan cuaca itu berasal dari sumber yang bisa dipercaya, yang memantau cuaca berdasarkan ilmu dan teknologi tertentu. Maka tak mengherankan bila seorang seperti Paulus, tidak dipercaya untuk membuat prakiraan cuaca.
Yulius, perwira pasukan kaisar Roma, memperlakukan Paulus dengan ramah (3). Ini mungkin karena Paulus berbeda dari tahanan lain, ia adalah warga negara Roma yang ingin bertemu kaisar. Saat itu mereka dalam pelayaran menuju Italia (1). Berlayar dalam musim dingin memang tidak aman karena kemungkinan adanya badai sangat besar. Sebab itu, mereka harus melewatkan musim dingin dengan tinggal di sebuah kota dan pelayaran baru dilanjutkan setelah musim dingin berlalu.

Nakhoda dan jurumudi kapal yang lebih berpengalaman dalam berlayar memutuskan untuk meninggalkan Pelabuhan Indah dan melanjutkan pelayaran ke Feniks, kota pelabuhan berikutnya yang dapat mereka singgahi. Keputusan itu diambil karena Pelabuhan Indah bukan tempat yang ideal untuk ditinggali selama musim dingin (12).

Akan tetapi, Paulus memiliki pendapat berbeda, Ia menyarankan agar mereka tetap tinggal di Pelabuhan Indah karena melanjutkan perjalanan dalam cuaca seperti itu akan berisiko sangat besar, termasuk risiko nyawa mereka (9)! Apakah pendapat Paulus ini didengar? Dalam hal ini, tentu tidak mengherankan bila Yulius, sang perwira lebih mau mendengarkan saran nakhoda dan jurumudi kapal (11). Menurut para awal kapal, lebih baik berupaya keras untuk mencapai kota Feniks. Dan keputusan ini kelak akan mereka sesali dikemudian hari.

Seperti telah dinyatakan kepadanya, Paulus tahu bahwa ia akan selamat sampai di Roma. Meski demikian, ia peduli kepada orang lain dalam kapal itu, para tahanan yang mungkin dalam kondisi terbelenggu sehingga tak bisa menyelamatkan diri bila terjadi kecelakaan. Dalam hal ini kita melihat teladan Paulus, yang tidak hanya memikirkan diri sendiri dan berani berbicara bagi kepentingan orang lain.


Kisah Para Rasul 27:1-13
1 Setelah diputuskan, bahwa kami akan berlayar ke Italia, maka Paulus dan beberapa orang tahanan lain diserahkan kepada seorang perwira yang bernama Yulius dari pasukan Kaisar.
2 Kami naik ke sebuah kapal dari Adramitium yang akan berangkat ke pelabuhan-pelabuhan di sepanjang pantai Asia, lalu kami bertolak. Aristarkhus, seorang Makedonia dari Tesalonika, menyertai kami.
3 Pada keesokan harinya kami singgah di Sidon. Yulius memperlakukan Paulus dengan ramah dan memperbolehkannya mengunjungi sahabat-sahabatnya, supaya mereka melengkapkan keperluannya. 
4 Oleh karena angin sakal kami berlayar dari situ menyusur pantai Siprus. 
5 Dan setelah mengarungi laut di depan Kilikia dan Pamfilia, sampailah kami di Mira, di daerah Likia. 
6 Di situ perwira kami menemukan sebuah kapal dari Aleksandria yang hendak berlayar ke Italia. Ia memindahkan kami ke kapal itu.
7 Selama beberapa hari berlayar, kami hampir-hampir tidak maju dan dengan susah payah kami mendekati Knidus. Karena angin tetap tidak baik, kami menyusur pantai Kreta melewati tanjung Salmone.
8 Sesudah kami dengan susah payah melewati tanjung itu, sampailah kami di sebuah tempat bernama Pelabuhan Indah, dekat kota Lasea.
9 Sementara itu sudah banyak waktu yang hilang. Waktu puasa sudah lampau dan sudah berbahaya untuk melanjutkan pelayaran. Sebab itu Paulus memperingatkan mereka, katanya:
10 "Saudara-saudara, aku lihat, bahwa pelayaran kita akan mendatangkan kesukaran-kesukaran dan kerugian besar, bukan saja bagi muatan dan kapal, tetapi juga bagi nyawa kita."
11 Tetapi perwira itu lebih percaya kepada jurumudi dan nakhoda dari pada kepada perkataan Paulus. 
12 Karena pelabuhan itu tidak baik untuk tinggal di situ selama musim dingin, maka kebanyakan dari mereka lebih setuju untuk berlayar terus dan mencoba mencapai kota Feniks untuk tinggal di situ selama musim dingin. Kota Feniks adalah sebuah pelabuhan pulau Kreta, yang terbuka ke arah barat daya dan ke arah barat laut.
13 Pada waktu itu angin sepoi-sepoi bertiup dari selatan. Mereka menyangka, bahwa maksud mereka sudah tentu akan tercapai. Mereka membongkar sauh, lalu berlayar dekat sekali menyusur pantai Kreta.


( Panggilan Paulus 23 ) Menggunakan Setiap Kesempatan


(23) Menggunakan Setiap kesempatan
Kisah Para Rasul 26:24-32

Meski Injil adalah kebenaran Allah, tetapi tidak semua orang dapat memberi respons positif. Ini tampak pada diri kedua orang pemimpin Romawi ini, Festus dan Agripa.
Setelah mendengar pemaparan Paulus, Festus menganggap Paulus gila (24). Benarlah perkataan Paulus, "... pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa..." (1Korintus 1:18). Menjawab respons Festus, Paulus menyatakan bahwa dirinya tidak gila karena ia mengatakan kebenaran dengan pikiran yang sehat (25). Allah, yang Paulus beritakan, memang kadangkala bertindak melampaui akal, tetapi bukan bertentangan dengan akal sehat.

Lalu bagaimana dengan Agripa? Ia tersudut. Jika ia menyetujui perkataan Paulus, ia akan kehilangan muka di hadapan Festus dan orang-orang Romawi lainnya. Namun jika ia berkata bahwa ia tidak percaya kepada para nabi, pengaruhnya atas orang Yahudi akan berakhir. Dengan cerdik Agripa berkata, "Hampir-hampir saja kau yakinkan aku menjadi orang Kristen!" (28).

Hampir menjadi Kristen berarti hampir diselamatkan dari hukuman dosa, yaitu maut. Maka, kata "hampir" tidaklah cukup untuk menyatakan iman Kristen sebab "hampir" masih menyatakan penolakan.

Meski demikian, Paulus pantang menyerah. Ia tidak mundur sedikit pun demi Injil. Ia tahu betapa pentingnya keselamatan bagi Agripa dan bagi semua orang yang ada di situ, tidak peduli apakah mereka orang-orang yang berkuasa dan memiliki pengaruh besar. Oleh karena itu, ia berdoa agar mereka yang ada di situ bisa sama seperti dia (29).

Walau kesempatan itu adalah kesempatan untuk meyakinkan para penguasa serta para hadirin bahwa dirinya tidak bersalah, Paulus memakai kesempatan itu untuk sesuatu yang lebih besar, yaitu untuk memberitakan Kristus. Meneladani Paulus, kiranya kita pun belajar untuk menggunakan tiap kesempatan yang ada untuk berbicara tentang Kristus, agar orang mengetahui bahwa Kristus saja satu-satunya jalan menuju keselamatan kekal. Apa pun respons mereka, yang penting kita telah melaksanakan tugas kita.


24 Sementara Paulus mengemukakan semuanya itu untuk mempertanggungjawabkan pekerjaannya, berkatalah Festus dengan suara keras: "Engkau gila, Paulus! Ilmumu yang banyak itu membuat engkau gila."
25 Tetapi Paulus menjawab: "Aku tidak gila, Festus yang mulia! Aku mengatakan kebenaran dengan pikiran yang sehat!
26 Raja juga tahu tentang segala perkara ini, sebab itu aku berani berbicara terus terang kepadanya. Aku yakin, bahwa tidak ada sesuatu pun dari semuanya ini yang belum didengarnya, karena perkara ini tidak terjadi di tempat yang terpencil. 
27 Percayakah engkau, raja Agripa, kepada para nabi? Aku tahu, bahwa engkau percaya kepada mereka." 
28 Jawab Agripa: "Hampir-hampir saja kauyakinkan aku menjadi orang Kristen!" 
29 Kata Paulus: "Aku mau berdoa kepada Allah, supaya segera atau lama-kelamaan bukan hanya engkau saja, tetapi semua orang lain yang hadir di sini dan yang mendengarkan perkataanku menjadi sama seperti aku, kecuali belenggu-belenggu ini." 
30 Lalu bangkitlah raja dan wali negeri serta Bernike dan semua orang yang duduk bersama-sama mereka. 
31 Sementara mereka keluar, mereka berkata seorang kepada yang lain: "Orang itu tidak melakukan sesuatu yang setimpal dengan hukuman mati atau hukuman penjara."
32 Kata Agripa kepada Festus: "Orang itu sebenarnya sudah dapat dibebaskan sekiranya ia tidak naik banding kepada Kaisar."