Selamat datang di Crent Regeneration.

Terimakasih atas kunjungan anda.
"Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah,"
"Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya."(Ef 2:19,8-10)

8/25/2011

"INJIL YANG TIDAK TERBELENGGU"

Kisah Para Rasul 5:17-25

Gereja yang sehat dan bertumbuh bukan merupakan jaminan bahwa tak akan ada masalah dan tantangan, baik dari dalam maupun dari luar. Karena ketika Allah berkarya secara luar biasa di dalam dan melalui gereja-Nya, Iblis tidak tinggal diam. Ia akan bekerja keras untuk merusak dan menghancurkan.

Ini terlihat dalam kisah Ananias dan Safira. Namun upaya itu tidak berhasil. Sekarang Iblis melakukannya dari luar, melalui para pemimpin agama Yahudi yang mencegah kemajuan Injil. Fakta menunjukkan bahwa Allah sedang bekerja dan melawat umat-Nya secara luar biasa. Namun mereka, khususnya mazhab Saduki, kembali menangkap para rasul, yang mereka anggap tidak menghiraukan larangan keras mereka sebelumnya (Kis. 4:18, 21), dan mengajarkan doktrin kebangkitan yang tidak sesuai dengan paham yang mereka anut. Namun masalah utama mereka adalah iri hati atas keberhasilan para rasul dan pengaruh Injil sehingga jumlah pengikut mereka semakin merosot. Sebab itu mereka berusaha menghentikan kemajuan Injil. Namun tindakan mereka justru membuat Injil dan gereja semakin berkembang.

Mereka telah gagal total dalam dua hal. Pertama, karena Allah turut bekerja bagi kemajuan berita Injil. Sebab itu peralatan atau sarana penjara (penjara dan kuncinya), serta manusia (para pengawal yang lengkap) tidak mampu menahan dan mencegah ketika Allah melalui malaikat-Nya melepaskan para rasul (23). Kedua, karena para rasul tetap memberitakan Injil dan mengajar orang banyak dengan penuh keberanian, ketaatan, dan kesetiaan kepada Allah (20, 25). Para rasul memilih lebih taat kepada Allah daripada kepada manusia. Itulah kegagalan para pemimpin agama. Namun mereka bergeming dan menutup hati terhadap kebenaran.

Tantangan dan tekanan memang akan menghadang setiap upaya pemberitaan Injil, tetapi semua itu tidak akan mampu menghalangi kemajuan Injil. Sebab itu, marilah kita dengan penuh keberanian, ketaatan, dan kesetiaan tetap bersaksi karena Allah turut bekerja di dalamnya. JBU.

Published with Blogger-droid v1.7.4

"SEHATI DAN PEDULI"

"SEHATI DAN PEDULI"
Yosua 1:10-18

Allah telah berbicara kepada Yosua, tiba saatnya Yosua berbicara kepada bangsanya. Bangsa Israel memang harus segera bergerak karena Allah pun sudah siap bergerak bersama mereka.

Maka Yosua memerintahkan Israel untuk mempersiapkan diri karena akan menyeberang dan menduduki tanah yang diberikan TUHAN di sebelah Barat sungai Yordan. Selain itu Yosua juga mengkonsolidasi suku Ruben, Gad, dan separuh Manasye, yang sudah mendapatkan tanah di sebelah timur sungai Yordan. Mereka memang sudah hidup nyaman di sana, sebab itu Yosua mengingatkan mereka akan pesan Musa agar mereka tidak hanya berpangku tangan. Mereka harus turut juga memperjuangkan tanah bagi saudara-saudaranya. Sungguh menggembirakan, Yosua mendapat dukungan penuh dari dua setengah suku Israel yang sudah bermukim di sebelah timur sungai Yordan itu. Mereka bersedia berjuang bersama-sama saudara-saudara mereka.

Respons positif yang ditunjukkan oleh dua setengah suku itu memperlihatkan kesehatian dan kesatuan Israel sebagai sebuah bangsa. Dengan demikian, ikatan persaudaraan Israel dapat terbangun kokoh. Ini penting bagi penggenapan panggilan Allah dan janji-Nya kepada mereka. Respons positif itu juga memperlihatkan kesediaan mereka untuk menerima Yosua sebagai pemimpin.

Sungguh indah kesehatian dan kepedulian yang tercipta. Karena melihat tujuan bersama, mereka melupakan kenyamanan lalu menyingsingkan lengan baju agar tercipta kesejahteraan bersama. Semua itu dilakukan berdasarkan takut akan Tuhan dan ketaatan kepada pemimpin.

Seperti itu jugakah kesehatian dan kepedulian kita terhadap tubuh Kristus? Adakah kenyamanan diri melenakan kita sehingga lupa bahwa kita pun punya tanggung jawab membangun kesejahteraan bersama? Belajar dari dua setengah suku Israel, kiranya kita mulai membuka mata untuk melihat dimana kita bisa ambil bagian sehingga gereja sebagai tubuh Kristus tetap terpelihara kesatuan dan kemajuannya bagi tergenapinya rancangan Tuhan di atas muka bumi ini. (RM)

Published with Blogger-droid v1.7.4

"SIAP DAN KUAT"

Kisah Para Rasul 6:8-15

Bukti nyata bahwa seseorang sudah percaya kepada Tuhan Yesus Kristus serta sudah mendapatkan keselamatan dan karunia Roh Kudus ialah hidupnya penuh Roh Kudus dan berbuah bagi Tuhan. Ia akan berusaha menjadi berkat bagi siapa pun.

Stefanus termasuk orang yang demikian karena pelayanannya melampaui tugas diakonianya di gereja. Ia juga terlibat dalam penginjilan yang disertai mukjizat agar orang lain percaya kepada Tuhan Yesus. Penginjilan Stefanus menghadapi tantangan dari satu kelompok Yahudi, yang menyebut dirinya Libertini. Mereka bersama orang Yahudi lain berdebat dengan Stefanus, tetapi tidak dapat menandingi hikmatnya dan kuasa Roh yang menyertainya (10). Namun mereka bukannya mengakui kebenaran yang ada, malah memikirkan cara untuk membunuhnya.

Untuk memuluskan rencana, mereka menghasut orang-orang untuk memfitnah Stefanus bahwa dia telah menghujat Musa dan Allah. Padahal memfitnah tanpa bukti lebih kejam daripada membunuh. Mereka juga melakukan kekerasan terhadap Stefanus yang tidak seideologi dengan mereka. Selain itu mereka menghadapkan Stefanus ke pengadilan agama yang berat sebelah, ditambah saksi-saksi palsu yang menyatakan bahwa Stefanus telah menghina agama dan kitab suci orang Yahudi. Orang Yahudi menuduh Stefanus telah menghina Bait Suci dan hukum Taurat. Tuduhan mereka jelas tidak benar karena justru mereka sendiri yang mencemarkan Bait Suci dan melanggar hukum Taurat oleh perbuatan dosa dan kejahatan mereka. Yesus juga telah menggenapi hukum Taurat dan membawa orang percaya masuk pada zaman baru yang akan menyembah Allah dalam roh dan kebenaran.

Tuduhan palsu dan penistaan yang dialami Stefanus juga dialami oleh beberapa jemaat/gereja di Indonesia. Sangat menyakitkan dan menyedihkan. Namun kita harus berdoa agar orang Kristen/gereja siap dan kuat menghadapi tekanan tersebut. Doakan juga agar gereja/orang Kristen sendiri tidak menjadi penghambat pemberitaan Injil. IMANUEL.

Published with Blogger-droid v1.7.4

8/22/2011

"MOBILISASI JEMAAT"

Kisah Para Rasul 6:1-7imm

Gereja merupakan suatu organisme yang hidup dengan orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus sehingga dapat menyembah, bersekutu, bertumbuh, melayani, dan menginjili. Namun gereja yang hidup, dinamis, dan berkembang juga membutuhkan organisasi yang tertib supaya dapat berjalan baik. Bila tidak, kehancuran bisa terjadi.

Inilah yang dihadapi jemaat mula-mula dalam tahun-tahun permulaan gereja. Pada saat jemaat masih kecil dan urusan belum banyak, para rasul masih dapat menangani banyak hal. Namun ketika gereja bertumbuh menjadi besar, perkara gereja pun bertambah. Apalagi bila jemaat berasal dari multi etnis dengan latar belakang bahasa dan budaya yang berbeda, seperti jemaat mula-mula. Tidak heran, ada kebutuhan jemaat yang terabaikan seperti para janda Yahudi yang berasal dari luar wilayah. Mungkin karena ada diskriminasi di lapangan atau ketidaksengajaan para rasul karena harus fokus memberitakan Injil, sehingga lalai dalam memperhatikan kebutuhan mereka. Menghadapi situasi demikian, mereka segera menyelesaikan dengan bijaksana sehingga tidak memberi tempat bagi Iblis untuk menghancurkan kesatuan gereja. Atas permintaan mereka, jemaat memilih tujuh orang berkualitas (3) yaitu punya karakter baik, penuh iman, (kuasa dan karunia) Roh, dan hikmat, untuk membantu mereka melaksanakan tugas pelayanan diakonia gereja. Inilah syarat utama bagi para pelayan Tuhan. Demikianlah, para pemimpin tidak bisa sendiri dalam melakukan segala hal, melainkan perlu memobilisasi anggota jemaat untuk terlibat dalam segala bidang pelayanan sesuai karunia masing-masing. Semua harus bekerja sama sambil tetap fokus pada pelayanan masing-masing agar Injil terus tersebar dan banyak orang percaya kepada Yesus.

Bagaimana dengan sikap kita dalam melayani? Apakah hanya mau mengerjakan segala sesuatu sendirian karena sulit memberikan kepercayaan kepada orang lain? Ingatlah, kemampuan dan waktu kita terbatas. Maka libatkan orang lain agar kita bersama dapat melakukan pekerjaan yang besar bagi Tuhan di dunia ini.(R)
Published with Blogger-droid v1.7.4

8/19/2011

"BAGAI BENIH"

BAGAI BENIH.
Kisah Para Rasul 8:1b-3

Ada kontras dalam sikap orang yang ada di dalam perikop ini. Kelompok pertama adalah mereka yang melakukan penganiayaan hebat terhadap jemaat di Yerusalem (1b). Penganiayaan ini dimulai setelah kematian Stefanus. Saulus, yang semula terlihat hanya menjadi saksi mata peristiwa berdarah tersebut (1a), kemudian menjadi sangat agresif. Ia berupaya keras menangkap dan memenjarakan orang-orang Yerusalem, yang teridentifikasi sebagai pengikut Kristus (3). Sebelumnya perlawanan terhadap Injil diarahkan kepada para rasul, tetapi pada waktu itu orang-orang yang baru percaya menjadi sasaran mereka.

Kelompok kedua adalah yang disebut orang-orang saleh. Mereka meratapi kematian Stefanus dan menguburkan mayatnya (2). Tindakan mereka berisiko tinggi karena dengan demikian mereka akan dikenali sebagai pengikut Kristus. Nyawa mereka terancam. Namun mereka seolah tidak peduli. Kematian Stefanus tidak membuat mereka mundur dari apa yang seharusnya mereka lakukan. Terlihat juga kemudian, dikuburnya Stefanus bagai dikuburnya sebuah benih. Seolah mati, tetapi sesungguhnya sebuah proses pertumbuhan sedang terjadi hingga menghasilkan buah berkali-kali lipat banyaknya.

Kematian Stefanus karena dirajam menjadikan dia sebagai martir pertama. Di masa-masa berikutnya, banyak orang yang juga mati martir. Misalnya di negara-negara dengan dominasi agama atau politik tertentu, orang harus mempertaruhkan nyawa demi pekabaran Injil. Mungkin ada orang yang menyebut mereka bodoh, tetapi Injil tidak akan mati oleh karena kematian mereka. Buah dari kesaksian mereka niscaya terlihat kemudian karena Injil yang diberitakan akan hidup dalam diri orang-orang yang jadi percaya Kristus.

Sebab itu kita harus berdoa bagi mereka, yang mewartakan Injil di tempat-tempat berisiko tinggi seperti di medan perang, di area konflik berdarah, atau di suku-suku terbelakang. Jangan biarkan mereka berjuang sendirian, kita harus mendukung mereka yang berada di garis depan agar benih-benih Injil terus disebarkan dan banyak orang percaya Kristus. IMANUEL.
Published with Blogger-droid v1.7.4

8/18/2011

"BANGKIT DARI PERASAAN DITINGGALKAN"

Mazmur 22:24-32
Pujian kepada Allah selalu mengangkat hati manusia ke tempat yang lebih tinggi. Pujian yang tulus memberikan ruang kepada si pemuji untuk melihat keperkasaan Allah di takhta-Nya yang maha tinggi. Pada saat yang sama, si pemuji pun akan melihat bahwa persoalan dirinya yang begitu membelenggu dan mengerdilkannya ternyata jauh lebih kecil daripada kebesaran dan kedahsyatan Allah.

Bagian kedua Mazmur 22 ini adalah pernyataan iman si pemazmur bahwa Allah yang ia sembah adalah Allah yang peduli kepada orang yang tertindas (25-27) dan yang akan menundukkan mereka yang sombong dan memberontak kepada-Nya (30). Oleh karena itu, pemazmur bangkit dari kegalauan perasaan diabaikan Tuhan dan mulai mengajak umat Tuhan untuk memuji Dia (24).

Perhatikan apa tekad pemazmur (26). Pertama, pemazmur hendak memuji-muji di tengah jemaat. Ia hendak menyaksikan kebesaran Tuhan dalam ibadah raya. Kedua, pemazmur hendak membayar nazar di hadapan orang yang takut akan Tuhan. Membayar nazar adalah menepati janji yang ia ucapkan di hadapan Tuhan. Entah apa nazar si pemazmur saat menghadapi situasi sulit ini. Ayat 24-32 ini tidak berarti diucapkan setelah masalah selesai. Sekali lagi pemazmur tidak mau tunduk pada perasaan galaunya, tetapi memercayakan diri pada keadilan dan kekuasaan Tuhan dan menganggap seolah-olah Tuhan sudah turun tangan.

Tindakan bersyukur, memuji Tuhan, dan mengajak umat menyembah Tuhan adalah sebuah tindakan iman. Iman berarti bukan mendapat jawaban baru percaya Tuhan, tetapi saat menanti pun sudah memercayakan diri pada Dia dan sudah melihat dengan kaca mata iman, penyelesaian yang akan Tuhan lakukan. Seperti yang diungkapkan pemazmur dalam penutup mazmurnya (32), "Mereka akan memberitakan keadilan-Nya kepada bangsa yang akan lahir nanti, sebab Ia telah melakukannya." HALELUYA...
Published with Blogger-droid v1.7.4

"KUASA ALLAH DAN PENGGENAPAN-NYA"

Yosua 3:14-17
Para pesulap masa kini mampu menyajikan tontonan yang luar biasa, misalnya berjalan di atas air. Tontonan itu sudah dikemas dengan teknik tipuan yang hebat. Sekalipun penonton mengaguminya, sebenarnya berjalan di atas air itu hanya beberapa detik saja.

Terbelahnya sungai Yordan bukanlah perkara tipuan mata atau kecanggihan teknologi pada masa itu. Ayat 15 menerangkan bahwa waktu itu musim menuai dan air sungai Yordan sedang melimpah sampai ke tepian. Atas penentuan kuasa Tuhan, sungai yang besar dan deras itu terbelah dua selama beberapa lama, sampai seluruh Israel menyeberang dengan selamat. Dituliskan bahwa Israel menyeberang "di tanah yang kering" (17). Luar biasa bukan?

Kisah keluarnya bangsa Israel dari Mesir dengan melintasi Laut Teberau yang terbelah dua, terjadi dalam rangka pembebasan umat Israel dari perbudakan Mesir. Namun kali ini bangsa Israel melintasi sungai Yordan adalah dalam rangka penaklukan Kanaan. Dua situasi dari zaman yang berbeda, tetapi dengan satu kepemimpinan yang sama, yaitu Tuhan yang berdaulat mutlak atas alam semesta. Tuhanlah yang menyeberangkan umat-Nya. Sama seperti pada peristiwa pertama, Israel telah lepas secara tuntas dari perbudakan Mesir, begitu pula pada peristiwa kedua Israel lepas sama sekali dari perjalanan padang pasir. Israel telah siap memasuki Tanah Perjanjian. Tuhan yang memampukan mereka menyeberangi sungai Yordan akan memimpin mereka menaklukkan tanah Kanaan.

Mukjizat terbelahnya sungai Yordan adalah pernyataan penyertaan Tuhan atas umat-Nya yang ajaib. Bagi bangsa Israel, ini sekali lagi merupakan tanda penguat keyakinan bahwa Allah benar-benar serius dalam menggenapi janji-Nya kepada nenek moyang mereka, Abraham. Allah mereka memang Allah yang maha kuasa. Tidak ada yang dapat menghalangi rencana-Nya digenapi atas umat-Nya. Percayalah bahwa Allah yang sama di dalam Kristus juga menyertai kita, dan dengan kemahakuasaan-Nya sedang menggenapi sampai tuntas janji keselamatan-Nya sampai kita pulang ke surga.
Published with Blogger-droid v1.7.4

8/13/2011

"SAMPAI KE UJUNG BUMI."

Kisah Para Rasul 8:26-40

Secara aktif, Allah menggenapi kehendak-Nya bagi dunia ini. Yudea dan Samaria sudah menikmati kasih karunia yang begitu besar itu. Maka tiba saat bagi ujung bumi untuk juga mendapatkan kesempatan.

Seorang pejabat negara Etiopia, salah satu wilayah yang terbilang ujung bumi pada masa itu, sedang dalam perjalanan ke Yerusalem. Kalau kita melihat jabatannya, tak dapat disangkal bahwa dia adalah orang penting di negerinya. Meski demikian, dia datang bukan dalam rangka melakukan perjalanan dinas, melainkan karena ingin beribadah di Yerusalem. Ternyata kesuksesannya dalam karier tidak membuat dia abai akan kebutuhan rohaninya. Sebab itu dia mencari Tuhan.

Tuhan mengambil kesempatan istimewa itu dan mengarahkan Filipus ke Gaza untuk menemui si pejabat Etiopia. Sekali lagi Roh Kudus memimpin Filipus untuk menginjili seseorang, dan orang itu bukan berasal dari ras Yahudi. Maka mau tidak mau, Filipus harus menghancurkan sekat ras dan mendampingi sang pejabat untuk menjelaskan tentang "Hamba yang menderita", seperti yang tertulis dalam nubuat Yesaya. Melalui penjelasan Filipus, sida-sida Etiopia itu memperoleh apa yang dia cari selama ini dengan ketekunannya beragama Yahudi yaitu tersingkapnya rahasia Injil bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah yang menderita sengsara demi menanggung dosa dunia. Maka sebagai respons, sang pejabat Etiopia memberi diri dibaptis. Lukas mencatat bahwa pembesar Etiopia itu meneruskan perjalanannya dengan sukacita, suatu ungkapan ekspresi dari orang yang bertobat.

Pertobatan pejabat Etiopia itu menunjukkan bahwa Injil bersifat inklusif. Tidak ada halangan baik yang bersifat fisik, ras, atau kondisi geografis yang dapat membuat manusia tidak terjangkau Injil. Karena Allah memang berkehendak agar orang dari berbagai ras datang dan beriman kepada Tuhan Yesus Kristus.

Kiranya kehendak Allah itu menjadi kerinduan kita juga. Doakanlah orang-orang yang peradabannya tidak tersentuh modernitas, agar kasih karunia Tuhan menjangkau mereka juga hingga dapat mendengar Injil.
Published with Blogger-droid v1.7.4

"DENGAN MOTIVASI YG KUDUS."

Kisah Para Rasul 5:1-11

Jemaat mula-mula yang begitu dinamis dan bertumbuh karena karya Allah yang begitu nyata melalui Roh Kudus-Nya, harus ternodai oleh perbuatan Ananias dan Safira.

Mereka berdua tergerak untuk mengikuti apa yang Barnabas lakukan (Kis. 4:36-37), dengan menjual dan mempersembahkan harta benda mereka. Namun mereka melakukannya bukan dengan tulus, melainkan karena ingin mendapat pujian manusia. Mereka jatuh ke dalam jerat Iblis karena menahan sebagian dari janji iman untuk memberikan seluruh hasil penjualan tanahnya. Mereka mengambil bagian yang seharusnya dipersembahkan kepada Tuhan.

Mereka memakai topeng kemunafikan dengan hanya memperlihatkan bagian luar yang indah untuk menutupi dosa di dalam hati mereka. Kata Ananias berarti Allah itu pemurah, tetapi nyatanya ia tidak menghormati Allah yang suci. Safira berarti cantik, tetapi hatinya tidak cantik. Mereka telah bersekongkol untuk mendustai Roh Kudus dan mencuri kemuliaan Allah. Perbuatan mereka akan merusak keharmonisan jemaat yang baru terbentuk. Itu sebabnya Allah menghukum mereka. Tindakan Allah yang begitu keras ini perlu dilakukan pada permulaan gereja Tuhan, sebagaimana Dia lakukan pada permulaan pendirian kemah Suci dengan menghukum Nadab dan Abihu karena mempersembahkan "apa yang asing" kepada Tuhan (Im. 10). Allah mau menunjukkan kekudusan serta keseriusan-Nya terhadap dosa. Dampaknya luar biasa. Rasa takut akan Tuhan melanda seluruh jemaat dan semua orang yang mendengar kabar itu (11).

Allah memang tidak bisa dipermainkan. Ia tahu isi hati manusia, yang terdalam sekali pun. Tak ada yang tersembunyi di hadapan-Nya. Karena itu jangan pernah main-main. Bila kita ingin melakukan sesuatu untuk Tuhan dan karena Tuhan, lakukanlah dengan benar. Jangan karena paksaan atau didorong motivasi yang tidak kudus. Ingatlah bahwa Tuhan tidak pernah memaksa kita. Lakukanlah segala kebaikan karena ungkapan syukur dan pujian kita kepada Dia yang telah begitu baik kepada kita. (c)
Published with Blogger-droid v1.7.4

"PERTOBATAN SEJATI"

Nats : ... hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan (Matius 3:8)

Bacaan : Ulangan 1:41-46

Apa bedanya bertobat dan menyesal? Secara sederhana dapat dikatakan bahwa penyesalan adalah pengakuan yang menyatakan bahwa kita telah salah langkah. Sementara itu, pertobatan adalah pengakuan ditambah sikap rela memperbaiki kesalahan, dengan cara kembali tunduk pada perintah-perintah Allah. Pertobatan tanpa kesediaan untuk memperbaiki diri bukanlah pertobatan, melainkan baru penyesalan.

Untuk lebih memahami perbedaan keduanya, mari kita menyimak kisah yang ditulis dalam Ulangan 1 ini. Allah memerintahkan bangsa Israel untuk pergi dan menduduki pegunungan Amori (1:7), tetapi mereka menolaknya. Walaupun bangsa Israel memiliki alasan (1:28), jelas bahwa hal ini merupakan pemberontakan terhadap Allah, Sang Pemberi perintah. Dan, pemberontakan tersebut akhirnya mendatangkan penghukuman bagi mereka. Akan tetapi, ternyata berita penghukuman dari Allah tersebut tidak membawa mereka pada pertobatan, tetapi hanya sampai pada titik penyesalan. Mereka mengaku salah dan dengan emosional menyatakan hendak memperbaiki kesalahan dengan menyatakan diri siap untuk berperang. Akan tetapi, kali ini Allah melarang mereka untuk maju berperang. Ironisnya, sekali lagi mereka tidak mau mendengar dan taat pada perintah Allah.

Pertobatan tanpa disertai kesediaan untuk taat kepada Allah adalah pertobatan yang semu. Jadi, pertobatan bukanlah sekadar mengaku perbuatan-perbuatan salah lalu dengan emosional berupaya memperbaiki kesalahan tersebut. Pertobatan yang sejati hanya terjadi apabila kita bersedia merendahkan dan menundukkan diri kita kembali di hadapan Allah.

BERHATI-HATILAH DENGAN PERTOBATAN YANG EMOSIONAL

KARENA JANGAN-JANGAN PERTOBATAN ITU PALSU.(@)
Published with Blogger-droid v1.7.4

8/10/2011

"DITINGGALKAN ALLAH?"

DITINGGALKAN ALLAH? TAK PERNAH !
Mazmur 22:1-23.
Penderitaan macam apa yang pernah Anda alami? Sakit berat? Bangkrut? Ditinggal orang yang Anda kasihi? Masuk penjara? Semua itu pasti berat. Namun bukan tak tertanggungkan.

Mazmur 22 melukiskan penderitaan yang jauh melampaui semua hal di atas: penderitaan karena merasa ditinggalkan, ditolak manusia (7-9), dan bahkan 'dikucilkan' Allah (2, 12, 20). Pergumulan ini pernah dirasakan oleh Tuhan Yesus saat Ia tergantung di kayu salib (lihat Mat. 27:46; Mrk. 15:34).

Akan tetapi, Mazmur 22 tidak berhenti hanya pada penderitaan yang tak tertanggungkan itu (2-22). Kita bertemu dengan sikap pemazmur yang lebih positif (24-32). Kunci untuk mengerti perubahan ini ada di ayat 23, "Aku akan memahsyurkan nama-Mu kepada saudara-saudaraku dan memuji-muji Engkau di tengah-tengah jemaah."

Mengapa di tengah penderitaan yang "tak tertahankan" itu, pemazmur masih bisa bertekad memuji Tuhan? Karena pengalaman bersama komunitas beriman bahwa Tuhan peduli pada mereka (4-6). Jadi walaupun saat itu pemazmur dijepit habis-habisan oleh musuh, yang bukan tidak mungkin adalah orang-orang di sekitarnya (7-9, 13-14, 17-19) dan sepertinya Allah juga tidak peduli (15-16), iman bersama umat Tuhan tidak pernah luntur sepenuhnya. Apalagi kenangan pemeliharaan Tuhan (10-11) begitu lekat dalam ingatan pemazmur, membuat kesusahan tak mudah menghapus memori indah itu.

Ada dua hal yang tidak bisa dihapuskan dari memori iman anak-anak Tuhan sejati. Pertama, pengalaman diampuni Tuhan dan diselamatkan, baik dalam artian rohani maupun sehari-hari. Kedua, firman-Nya yang kita renungkan setiap hari. Firman Tuhan hidup dan berkuasa membongkar kepahitan hidup dan membangun dasar iman yang kokoh. Buktikan sendiri dengan membaca firman Tuhan tiap-tiap hari! IMANUEL.
Published with Blogger-droid v1.7.4

"PENYELAMATAN ALLAH"

PENYELAMATAN ALLAH.
Kisah Para Rasul 7:23-34

Iman kita berakar kuat pada sejarah iman umat Allah. Ini terlihat dari kisah Musa yang dipaparkan oleh Stefanus dalam pembelaannya di hadapan Sanhedrin. Pembelaan itu sekaligus merupakan penolakan terhadap hasutan orang banyak bahwa ia telah menghujat Musa dan Allah (Kis. 6:11). Bukan hanya itu, Stefanus juga dituduh telah menghina bait Allah dan hukum Taurat (Kis. 6:13).

Dengan menyebutkan keterangan mengenai usia Musa (23), Stefanus menandai momen ketika Musa bermaksud mengunjungi bangsanya. Kemewahan lingkungan istana tidak membuat Musa terlena, ia tetap menyadari siapa dirinya dan dari mana ia berasal. Tak heran bila ia kemudian peduli terhadap dua kasus perkelahian yang melibatkan orang sebangsanya. Namun intervensi Musa berdampak buruk sampai ia harus melarikan diri ke Midian (29). Kisah berlanjut sampai pada pemanggilan Musa untuk membebaskan bangsanya dari jerat kekuasaan Firaun di tanah Mesir (30-34). Panggilan itu terjadi saat Musa berada di padang gurun. Saat itu Tuhan menyatakan diri-Nya melalui nyala api yang keluar dari semak duri (30). Tuhan menyuruh Musa menanggalkan kasutnya karena tempat ia berdiri saat itu adalah kudus. Perintah Allah itu memperlihatkan bahwa tempat dimana Allah hadir adalah kudus. Kisah Musa ini diceritakan kembali oleh Stefanus untuk menyatakan bahwa Tuhan hadir di mana saja, bukan hanya di Bait Allah.

Panggilan Tuhan terhadap Musa bertujuan agar Musa menyelamatkan bangsanya. Ini memperlihatkan bahwa Tuhan setia memelihara umat-Nya yang menaruh percaya kepada-Nya. Telinga-Nya terbuka mendengar keluh kesah mereka. Allah menyelamatkan umat-Nya dari penindasan dunia ini tepat pada waktunya. Dan untuk karya yang hebat itu, Allah melibatkan orang pilihan-Nya sehingga karya dan kasih-Nya nyata bagi umat-Nya.

Kita sungguh bersyukur dan patut memuji Allah karena perhatian dan pemeliharaan-Nya atas kita. Dan puncak pemeliharaan Allah adalah pada pengutusan Putra Tunggal-Nya, yang menyelamatkan umat dari upah dosa yaitu maut. (RM)
Published with Blogger-droid v1.7.4

8/04/2011

"DENGAN MOTIVASI YANG KUDUS"

Kisah Para Rasul 5:1-11

Jemaat mula-mula yang begitu dinamis dan bertumbuh karena karya Allah yang begitu nyata melalui Roh Kudus-Nya, harus ternodai oleh perbuatan Ananias dan Safira.

Mereka berdua tergerak untuk mengikuti apa yang Barnabas lakukan (Kis. 4:36-37), dengan menjual dan mempersembahkan harta benda mereka. Namun mereka melakukannya bukan dengan tulus, melainkan karena ingin mendapat pujian manusia. Mereka jatuh ke dalam jerat Iblis karena menahan sebagian dari janji iman untuk memberikan seluruh hasil penjualan tanahnya. Mereka mengambil bagian yang seharusnya dipersembahkan kepada Tuhan.

Mereka memakai topeng kemunafikan dengan hanya memperlihatkan bagian luar yang indah untuk menutupi dosa di dalam hati mereka. Kata Ananias berarti Allah itu pemurah, tetapi nyatanya ia tidak menghormati Allah yang suci. Safira berarti cantik, tetapi hatinya tidak cantik. Mereka telah bersekongkol untuk mendustai Roh Kudus dan mencuri kemuliaan Allah. Perbuatan mereka akan merusak keharmonisan jemaat yang baru terbentuk. Itu sebabnya Allah menghukum mereka. Tindakan Allah yang begitu keras ini perlu dilakukan pada permulaan gereja Tuhan, sebagaimana Dia lakukan pada permulaan pendirian kemah Suci dengan menghukum Nadab dan Abihu karena mempersembahkan "apa yang asing" kepada Tuhan (Im. 10). Allah mau menunjukkan kekudusan serta keseriusan-Nya terhadap dosa. Dampaknya luar biasa. Rasa takut akan Tuhan melanda seluruh jemaat dan semua orang yang mendengar kabar itu (11).

Allah memang tidak bisa dipermainkan. Ia tahu isi hati manusia, yang terdalam sekali pun. Tak ada yang tersembunyi di hadapan-Nya. Karena itu jangan pernah main-main. Bila kita ingin melakukan sesuatu untuk Tuhan dan karena Tuhan, lakukanlah dengan benar. Jangan karena paksaan atau didorong motivasi yang tidak kudus. Ingatlah bahwa Tuhan tidak pernah memaksa kita. Lakukanlah segala kebaikan karena ungkapan syukur dan pujian kita kepada Dia yang telah begitu baik kepada kita. (RM)

Published with Blogger-droid v1.7.4

8/02/2011

"AJARKAN KEBENARAN TUHAN"

Yosua 4:15-24

Sejarah gereja menjadi cerminan bagi kita masa kini bahwa bila gereja kuat dalam ajaran kebenaran maka kekristenan berkembang pesat. Namun kekristenan tanpa ajaran yang kuat, dalam kurun waktu tertentu bisa merosot. Oleh karena itu gereja harus terus mengajarkan ajaran yang sehat dan benar yang bersumber dari Alkitab.

Pada masa kini ajaran tentang kebesaran Tuhan, rasanya "dikerdilkan" oleh kedigdayaan teknologi. Seolah-olah kehebatan teknologi menggantikan kuasa mutlak Tuhan di segala bidang. Namun demikian kebesaran Tuhan tidak akan pernah berubah oleh kemajuan zaman ini. Maka tugas gerejalah untuk menegakkan kebenaran dengan mengajarkan kebenaran itu kepada jemaat. Seperti Yosua menegakkan tugu batu di Gilgal sehingga menjadi tanda kebesaran Tuhan bagi generasi kemudian (20-23), demikianlah gereja yang mengajarkan kebenaran Alkitab akan menghasilkan jemaat yang percaya akan kebesaran Tuhan dan hidup dalam ketaatan. Efeknya bukan hanya pada gereja, tetapi juga kesaksian gereja kepada dunia ini (24).

Keluarga Kristen juga harus mengajarkan kebesaran Tuhan kepada anak-anaknya, dengan mengajarkan Alkitab secara benar. Pengenalan akan Tuhan yang benar sangat vital bagi keluarga Kristen pada masa kini. Agar anak-anak terbentengi dari ajaran-ajaran duniawi yang merelatifkan kebenaran mutlak Allah dan yang ajarannya sangat mengagungkan potensi manusia tanpa batas, dan yang celakanya menerobos masuk ke rumah-rumah lewat teknologi informatika canggih. Kita perlu waspada, jangan sampai anggota keluarga kita menjadikan internet, telepon genggam, dan berbagai gadget sebagai ilah mereka. Itulah berhala modern yang harus dilawan dengan kuasa dan hikmat Ilahi!(@)

Published with Blogger-droid v1.7.4

"ANUGERAH UNTUK ORANG BERDOSA"

Yosua 2:8-24

Anugerah Tuhan memang ajaib. Di mata manusia mana mungkin pekerja seks komersial (PSK) seperti Rahab memperoleh keselamatan. Diukur dari standar agama mana pun Rahab sangat tidak layak. Namun Tuhan menyelamatkan dia. Dan ini terjadi bukan karena kebaikan Rahab, melainkan semata-mata karena kasih dan anugerah-Nya. Anugerah itu direspons Rahab dengan imannya (lihat Ibr. 11:31). Oleh iman, Rahab diselamatkan.

Bagaimana Rahab menyatakan imannya? Pertama, ia menyatakan bahwa ia tahu Tuhanlah yang menyerahkan negeri Kanaan kepada bangsa Israel (9). Dari mana pengetahuan itu kalau bukan dari Tuhan? Kedua, ia tahu bahwa Tuhan telah memimpin Israel menaklukkan Mesir, menyeberangi laut Teberau, dan mengalahkan raja-raja Amori (10). Berita itu telah didengar oleh bangsa-bangsa yang tinggal di Kanaan dan mereka menjadi ngeri. Ketiga, ia mengaku bahwa Tuhan Allah Israel adalah "Allah di langit di atas dan di bumi di bawah" (11). Ini adalah pernyataan teologis yang dalam. Bagaimana Rahab bisa memiliki pemahaman iman seperti itu? Pasti bukan dari bangku sekolah teologi atau kelas-kelas pengajaran doktrinal. Hanya satu yang pasti, Allah telah menyatakan diri-Nya, lewat alam yang adalah karya ciptaan-Nya (Mzm. 19) atau lewat sejarah Israel yang terbaca oleh bangsa-bangsa Kanaan.

Iman Rahab juga terlihat dengan jelas dari permintaannya kepada dua mata-mata Israel agar mereka menyelamatkan Rahab dan keluarganya ketika Tuhan menyerahkan Yerikho ke dalam tangan Israel kelak ( 12-13). Ini adalah pernyataan iman yang dinamis, yang percaya bahwa Tuhan akan bertindak sesuai kedaulatan dan kuasa-Nya.

Anugerah Tuhan tidak pandang bulu. Oleh karena itu kita tidak boleh menghakimi orang yang menerima anugerah Tuhan. Kita malah harus bersyukur dan mendorong orang tersebut merespons anugerah itu dengan sikap yang sepadan, yaitu dengan menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat pribadinya (lihat sikap kedua mata-mata kepada Rahab; ayat 14-20). Terpujilah Tuhan.(@)
Published with Blogger-droid v1.7.4

"PENCITRAAN YANG SALAH"

Lukas 20:45-47
Pencitraan diri selalu diminati setiap insan. Dimana pun dan kapan pun, seseorang selalu ingin tampil baik di muka orang lainnya. Media massa tak pernah lepas mewartakan topik ini, entah dalam diri seorang figur publik atau orang awam sekalipun. Kadangkala pencitraan diri tidak lagi memperhatikan karakter asli diri yang bersangkutan. Yang nyata bisa saja bertolak belakang dari pencitraan yang dimunculkan.

Para ahli Taurat adalah orang-orang yang pandai dalam hukum Taurat. Mereka piawai dalam menafsirkan hukum Taurat sekaligus mengajarkannya kepada bangsa Yahudi. Betapa penting kedudukan dan jabatan mereka di tengah bangsa itu. Namun apa yang sebenarnya terjadi pada hidup mereka? Mereka tak lain adalah para penentang Yesus dan firman-Nya. Meskipun mereka mengikuti Dia, tetapi hati mereka sebaliknya. Demikian juga, mereka tahu dan mengakui bahwa ajaran Yesus benar, tetapi mereka sulit menerimanya.

Kali ini Yesus secara terang-terangan kepada murid-muridNya untuk waspada terhadap ahli-ahli Taurat. Setelah sekian lama mereka mengikuti "pelayanan’ Yesus, toh mereka tidak berubah. Mereka tetap mempertahankan pencitraan diri mereka sebagai pejabat agama. Dengan detail Yesus mengungkapkan apa yang mereka lakukan: suka berjalan memakai jubah panjang, suka menerima penghormatan di pasar, suka duduk di tempat terdepan di rumah ibadat dan di tempat terhormat dalam perjamuan, menelan rumah janda-janda, juga mengelabui orang dengan doa yang panjang-panjang (46-47). Dicantumkan juga, bahwa mereka meletakkan beban-beban yang tak terpikul pada orang dan membangun makam nabi-nabi (Luk. 11:46-47).

Kita perlu waspada, agar tidak tertipu oleh performa yang sangat bagus, tetapi akhirnya akan menyesatkan, yang merekayasa kesalehan untuk menipu dan mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya. Yesus telah menegaskan akhir hidup orang-orang seperti ini. Jangan sampai hal yang sama terjadi juga kepada kita. Mari kita mengutamakan ketulusan.(@)

Published with Blogger-droid v1.7.4