Selamat datang di Crent Regeneration.

Terimakasih atas kunjungan anda.
"Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah,"
"Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya."(Ef 2:19,8-10)

5/24/2012

INDAHNYA UJIAN

INDAHNYA UJIAN

Yakobus 1:2-8
Ada banyak sarana dalam kehidupan yang dapat Tuhan pakai untuk menumbuhkan kehidupan rohani kita. Salah satunya adalah tatkala Dia mengizinkan "gangguan" atau ujian yang tak mengenakkan kita. Penulis kitab Ibrani menjelaskan alasannya, yaitu supaya kita dapat melatih dan mengasah karakter menjadi lebih sempurna di tengah tantangan (ayat 4). Juga, agar kesabaran kita memperoleh kesempatan untuk bertumbuh (ayat 3 FAYH). Itu sebabnya, kita patut berbahagia apabila mengalami kesukaran (ayat 2). Tentu saja, saat kita mengalami ujian, kita kerap kali bimbang, tidak tahu harus berbuat dan bersikap seperti apa. Itu sebabnya, Firman Tuhan mengingatkan kita untuk tidak ragu meminta hikmat dari Tuhan (ayat 5-7). Hikmat dari Tuhan akan membuat kita lebih tenang dalam menghadapi ujian (ayat 8).

Anda mengalami ujian yang tidak menyenangkan? Ujian dari Tuhan sesungguhnya menempa karakter kita. Berdoalah supaya kita terus berhikmat dalam menjalani ujian ini.

"sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan."(Yak 1:3)
Published with Blogger-droid v2.0.4

SUMBER DAN DASAR HIDUP KITA

SUMBER DAN DASAR HIDUP KITA

Kolose 2:6-7
Menerima Yesus Kristus sama artinya dengan percaya bahwa Yesus telah mati untuk menebus dosa dan bangkit untuk memberi hidup yang kekal kepada kita. Kita menerima karya Yesus itu dengan iman, yaitu kemauan untuk memercayakan pengampunan dosa kita hanya kepada karya keselamatan yang dikerjakan oleh Yesus saja. Kita tidak lagi mengandalkan keselamatan kita pada segala perbuatan dan amal ibadah menurut pikiran atau versi kita sendiri.

Sebagai jemaat yang sudah menerima Kristus, jemaat Kolose harus memiliki hidup yang tetap di dalam Yesus Kristus. Artinya, mereka tidak boleh memiliki kepercayaan yang lain di luar Yesus. Jemaat Kolose harus menjadikan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat mereka selamanya. Hidup mereka maupun hidup kita semua, baik di dunia maupun di dalam kekekalan harus diserahkan kepada Yesus, karena Dialah yang memiliki dan memberi hidup kita.

Rasul Paulus memakai gambaran pohon yang memakai akar untuk mencari makanan dari dalam tanah, demikian pula hidup kita harus berakar di dalam Yesus Kristus. Artinya, Yesus adalah sumber utama kehidupan kita, darimana kita memperoleh makanan baik bagi tubuh maupun bagi kerohanian kita. Selain itu, Yesus juga digambarkan seperti sebuah batu fondasi yang menjadi tumpuan dari sebuah bangunan. Artinya, sebagai orang percaya kita harus mendasarkan hidup kita di atas Dia. Setiap keputusan dalam hidup, perilaku, dan cara berpikir kita harus sesuai dengan Kristus karena Dia adalah dasar hidup kita. Jika kita dengan setia selalu mencari makanan hidup kita dari Yesus maka niscaya iman kita pun akan semakin kokoh. Dan jika kita dengan setia membangun kehidupan kita di atas dasar Yesus Kristus, maka Alkitab mengatakan bahwa hidup kita pun akan penuh dengan ucapan syukur.

Nasihat Paulus ini berguna bagi jemaat Kolose saat mereka sedang terancam oleh ajaran sesat. Bagi kita saat ini pun, nasihat Paulus penting untuk dipegang karena Yesuslah sumber hidup kita dan dasar bagi kehidupan kita. Marilah kita tinggal tetap di dalam Dia.

"Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia.
Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur." (Kol 2:67)
Published with Blogger-droid v2.0.4

5/22/2012

DISKUSI TANPA AKSI

DISKUSI TANPA AKSI

Roma 10:4-15
Saya kerap mendengar orang kristiani yang berdiskusi tentang nasib orang-orang yang ada di tempat terpencil atau yang belum pernah mendengar karya Kristus. Namun, dari nada dan nuansanya, diskusi itu tidak muncul dari keprihatinan akan nasib mereka yang belum mendengar Injil. Diskusi lebih diwarnai keinginan untuk memuaskan otak dengan memperdebatkan hal-hal yang rumit di seputar topik ini.

Paulus menuliskan hal yang lebih penting untuk kita ketahui dan lakukan daripada sekadar memperdebatkannya. Ia menekankan bahwa siapa saja yang mengaku Yesus adalah Tuhan dan Juru Selamat akan diselamatkan (ayat 9-10). Namun, orang hanya bisa sampai pada pengakuan semacam ini kalau ia pernah mendengar Berita Injil (ayat 14). Ini menunjukkan betapa pentingnya seseorang yang menyampaikan kabar baik itu kepada mereka. Menjadi tugas setiap orang percaya untuk menjadi penyampai Kabar baik tersebut. Para pemberita Injil inilah yang lebih dibutuhkan daripada seorang pemenang debat yang tidak pernah berangkat menginjili. Gereja yang sehat haruslah lebih banyak mengutus pemberita Injil daripada menyelenggarakan seminar penginjilan.

Sungguhkah kita mencemaskan nasib mereka yang belum pernah mendengar Injil? Adakah kerinduan dalam diri kita, melihat banyak orang menjadi percaya dan mengaku Yesus itu Juru Selamat, serta hidup memuliakan-Nya? Diskusi tanpa aksi dan kecemasan semata bukanlah jalan keluar. Energi yang dipakai untuk berdebat panjang tentang nasib orang di kekekalan akan lebih berguna jika dipakai untuk mendoakan, merancang strategi menyampaikan kabar baik, dan menjalankannya sepenuh hati.

KALAU KITA MULAI BERGERAK HARI INI,

KEMUNGKINAN ADA ORANG YANG AKAN DISELAMATKAN BESOK PAGI.
Published with Blogger-droid v2.0.4

TERUS MENERUS DIBAHARUI

TERUS MENERUS DIBAHARUI.

Kolose 3:5-17
Ada pandangan umum yang mengatakan: "Lebih mudah membangun dari pada memelihara. Lebih mudah memulai dari pada meneruskan." Mengapa demikian? Nampaknya, memelihara sesuatu yang sudah ada dan meneruskan suatu pekerjaan yang baik adalah suatu hal yang sulit dilakukan. Bagaimana dengan kehidupan spiritual kita, apakah kesulitan semacam ini juga muncul?

Paulus menasihati jemaat Kolose untuk mematikan segala yang duniawi (5-8). Itu berarti, walaupun secara rohani jemaat Kolose sudah memiliki hidup yang baru, secara praktis sehari-hari mereka masih harus berjuang dalam memelihara kehidupan baru itu. Mereka harus secara sadar berusaha menepis kecenderungan mereka untuk kembali dalam kehidupan mereka yang lama. Hidup baru adalah pemberian Tuhan, tetapi pembaruan hidup itu haruslah kita pelihara dalam upaya yang berkelanjutan. Rasul Paulus melihat pentingnya pembaruan dengan ungkapan: menanggalkan manusia lama dan mengenakan manusia baru yang terus-menerus dibarui (10).

Proses pembaruan dari kebiasaan-kebiasaan manusia lama menuju manusia baru itu perlu dilengkapi dengan adanya hal-hal yang harus dibuang dan hal-hal apa yang perlu dilaksanakan secara terus-menerus. Apa yang dilakukan oleh manusia lama digambarkan melalui sebuah daftar yang gamblang (5, 8, 9). Kemudian, bagi manusia baru pun sebuah daftar tentang apa saja yang harus dilakukan sudah diberikan oleh Paulus (12-15). Pedoman semacam ini amat berguna sebagai panduan hidup kita. Akan tetapi, kita tidak boleh memperlakukan daftar itu sebagai daftar hitam atau daftar putih yang kita pakai sebagai buku pintar untuk menyalahkan atau pun memuji orang tertentu. Seharusnya kita menyikapi daftar itu sebagai sesuatu yang utuh. Yang baik adalah ekspresi dari kasih Kristus. Sedangkan yang buruk adalah ekspresi dari kuasa kejahatan. Kita tidak perlu menghafal daftar itu, tetapi kita mewaspadai, jangan sampai hati kita dikuasi oleh kuasa kejahatan. Marilah kita memohon agar Tuhan menguasai hati kita dengan Roh dan firman-Nya.

"Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran." (Kol 3:12)
Published with Blogger-droid v2.0.4

5/18/2012

PERGUNAKANLAH WAKTU YANG ADA

PERGUNAKANLAH WAKTU YG ADA.

Kolose 4:2-6
Alkitab mengajarkan pada kita bahwa sebagai orang Kristen kita senantiasa mengalami peperangan rohani melawan musuh yang tidak kelihatan (Ef. 6:2). Ketika seseorang memberitakan Injil, ia bukan saja sedang menyampaikan sebuah komunikasi verbal untuk memperkenalkan sesuatu kepada pendengar, sebagaimana yang terjadi pada proses promosi atau penjualan. Ketika seseorang memberitakan Injil, sesungguhnya orang itu sedang berperang dengan kekuatan rohani jahat yang ingin menghalangi pendengarnya dari pengenalan akan Yesus Kristus.

Itulah sebabnya, Paulus begitu menekankan tentang doa, baik di dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam pelayanan. Paulus meminta jemaat Kolose untuk berdoa dengan sikap berjaga-jaga sambil mengucap syukur. Maksud dari "berjaga-jaga di dalam doa" adalah bahwa kita harus tekun dalam berdoa, terus menerus dan siap selalu dalam berdoa. Istilah Yunani yang dipakai untuk istilah "berjaga-jaga" sama dengan gambaran tentang sebuah perahu yang selalu siap dipakai untuk menolong orang lain. Jadi, ada kesungguhan dan keseriusan dalam berdoa. Adapun isi dari doa yang Paulus anjurkan di sini adalah agar Tuhan sendiri yang bekerja di dalam setiap pemberitaan Injil, yaitu agar Injil dapat disampaikan dengan baik dan pada gilirannya, agar Injil dapat diterima dengan baik pula. Jadi jelaslah, di dalam pemberitaan Injil peran doa sebagai jalan bagi keberhasilan pelayanan sangatlah besar. Dalam pemberitaan Injil, metode memang penting, tetapi doa adalah yang paling utama.

Selain itu Paulus juga menekankan aspek praktis pada jemaat Kolose. Jemaat dituntut untuk hidup baik, mengandalkan hikmat Allah dalam mengambil keputusan-keputusan hidup dan senantiasa menghargai waktu. Cara bertutur kata pun harus diperhatikan agar diri sendiri dan orang lain turut terbangun jiwanya. Nasihat Paulus untuk berdoa, menjalani hidup dengan hikmat, serta bertutur kata yang penuh kasih dan membangun bukanlah hanya berlaku bagi jemaat Kolose yang hidup ribuan tahun yang lalu, tetapi juga untuk kita sekarang ini.

"Hiduplah dengan penuh hikmat terhadap orang-orang luar, pergunakanlah waktu yang ada." (Kol 4:5)
Published with Blogger-droid v2.0.4

HANYA DEKAT ALLAH

HANYA DEKAT ALLAH

Mazmur 62
Memiliki posisi yang tinggi atau jabatan top tidak selalu membuat orang merasa tenang. Justru, sering kali orang dengan posisi sedemikian sadar bahwa bahaya mengincar dari sekeliling. Bisa jadi datangnya justru dari orang terdekat yang berambisi merebut takhta dan menghancurkannya. Tidak jarang orang dalam posisi sedemikian paranoid dan akan menggunakan segala cara untuk bertahan dalam jabatannya itu.

Mazmur keyakinan ini dipanjatkan bukan karena situasi sekeliling aman tanpa masalah. Sebaliknya, pemazmur sadar musuh mengintai hendak menjatuhkannya (4-5). Hanya, pemazmur percaya penuh kepada Allah. Kata "hanya" muncul 6 kali dalam mazmur ini. Di ayat 2, 3, 6, dan 7, kata ini digunakan sebagai penegas bahwa Allah saja tempat perlindungan pemazmur.

"Hanya dekat Allah saja aku tenang" (2, 6). Tenang mengandung makna berdiam diri sambil menatap Tuhan penuh pengharapan bahwa Tuhan pasti bertindak membela dirinya. "Hanya Dia gunung batuku dan keselamatanku..." (3, 7). Pemazmur sangat yakin kepada Allah, andalan satu-satunya. Oleh karena itu, pemazmur berani menantang para musuh yang hendak menghancurkannya (4-5) dan menganggap mereka tidak lain hanya angin (10). Bahkan pemazmur menasihati mereka yang menggunakan dusta (5) dan pemerasan (11) untuk menjatuhkannya (5) bahwa hal itu tidak ada gunanya. Mazmur ini ditutup dengan suatu pengakuan iman bahwa kuasa asalnya dari Tuhan demikian juga kasih setia (12-13).

Seperti pemazmur, kita harus belajar untuk mengandalkan Tuhan saja. Dalam posisi pelayanan atau pekerjaan apapun, jika kita bertanggungjawab dan takut akan Tuhan, kita dapat merasa tenang karena Tuhan dekat dengan kita. Tentunya, kita jangan sampai menaruh ambisi kita untuk mendapatkan posisi atau jabatan tertentu. Kita hanya boleh mensyukuri apa pun yang Tuhan percayakan kepada kita.

"Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku." (Mazm 62:2)
Published with Blogger-droid v2.0.4

5/14/2012

JANGAN MEMUSUHI ALLAH

JANGAN MEMUSUHI ALLAH!

Kolose 1:21-23
Memusuhi Allah tampaknya adalah sesuatu yang tidak mungkin kita lakukan. Bagaimana mungkin kita yang sangat kecil ini berani dan mampu menjadi musuh Allah yang mahabesar? Namun, bacaan Alkitab hari ini berkata demikian tentang jemaat Kolose sebelum mereka diperdamaikan oleh Kristus. Apa maksud "memusuhi Allah" dalam nasihat Paulus itu?

Banyak orang mengira bahwa kejahatan hanyalah sesuatu yang dikaitkan pada aspek perbuatan saja. Artinya, sesuatu yang benar-benar jahat di mata Allah adalah hal-hal yang berkaitan dengan perbuatan-perbuatan jahat seperti membunuh, mencuri, merampok, korupsi, dan lain sebagainya. Alkitab dengan jelas mengungkapkan bahwa kejahatan terhadap sesama manusia adalah juga perbuatan yang terkait dengan sikap kita terhadap Allah Pencipta (Mat. 25:40). Memusuhi manusia atau tidak mengasihi sesama adalah sikap yang pada hakikatnya memusuhi Allah juga (21). Namun sebenarnya sikap memusuhi Allah dapat pula terjadi di dalam hati kita, yaitu ketika kita memilih untuk melakukan segala sesuatu yang semata-mata sesuai dengan kehendak hati kita sendiri, tanpa peduli apa yang menjadi kehendak hati Allah. Contohnya, adalah: ketika kita berusaha mengejar keselamatan menurut cara kita sendiri dan bersikeras menolak Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, maka pada dasarnya kita juga sedang memusuhi Allah.

Aspek kejahatan memang begitu luas dan kita pernah memusuhi Allah melalui ketidakpercayaan kita. Namun, syukur pada Allah karena Kristus telah mendamaikan kita dengan Allah (22). Hanya di dalam kuasa dan kasih Kristus itulah sikap memusuhi Allah itu dapat diselesaikan. Titik balik dari keadaan memusuhi Allah menjadi umat yang taat kepada-Nya disebut dengan pertobatan.

Kini sebagai orang-orang yang sudah bertobat kita harus berpegang teguh pada pengharapan Injil. Kita memiliki jaminan keselamatan maka kita bisa bergiat mengabarkan kabar pendamaian itu kepada semua orang dan mewujudkan pendamaian itu dengan saling mengasihi.

"Sebab itu kamu harus bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak bergoncang, dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil, yang telah kamu dengar dan yang telah dikabarkan di seluruh alam di bawah langit, dan yang aku ini, Paulus, telah menjadi pelayannya. (Kol 1:23)
Published with Blogger-droid v2.0.4

BERDOA SESUAI KEHENDAK-NYA

BERDOA SESUAI KEHENDAK-NYA

Roma 8:18-30
Pernahkah Anda bingung saat hendak berdoa? Misalnya saja saat menghadapi penyakit. Haruskah berdoa minta kesembuhan atau mohon kekuatan untuk menanggungnya? Permintaan mana yang akan didengar Tuhan? Haruskah berdoa untuk keluar dari sebuah tempat yang sulit atau mohon kasih karunia untuk bertahan? Pada satu titik, saya sempat berhenti berdoa karena merasa tidak yakin apakah saya berdoa sesuai kehendak Tuhan.

Bacaan hari ini memberi penghiburan luar biasa: "Roh Kudus membantu kita dalam kelemahan kita". Paulus mengingatkan jemaat di Roma bahwa sebagai anak-anak Tuhan, mereka memiliki pengharapan yang mulia, sekalipun mereka masih hidup di tengah berbagai penderitaan, keluhan, dan kesakitan di dunia ini (18-25). Dalam kelemahan itu, kita yang rindu berdoa dengan penuh iman pun acap kali tidak tahu pasti apa yang Tuhan mau. Syukur kepada Tuhan, ketika kita mengeluh dengan kerinduan bahwa kemuliaan Tuhan akan dinyatakan (ayat 18-19), Roh Kudus membantu kita berdoa sesuai kehendak-Nya (ayat 27). Dan, ketika Roh Tuhan sendiri yang berdoa, bukankah Dia pasti mendengarkan?

Ada hal-hal yang jelas kita kenali sebagai kehendak Tuhan, misalnya hidup dalam iman, kasih, dan kekudusan. Namun, kita tidak diminta mengetahui tiap detail kehendak-Nya. Dia memahami ketidaktahuan kita, dan karena itu Roh-Nya berdoa bagi kita. Yang diperhatikan-Nya bukan ketepatan kata, melainkan kesungguhan hati yang merindukan kemuliaan-Nya dinyatakan. Bersyukurlah bahwa karya Tuhan tidak dibatasi oleh kelemahan kita. Tetaplah datang kepada-Nya di tengah situasi sesulit apa pun.

"Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi roh sendiri menyampaikan permohonan kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. " (Roma 8:26)
Published with Blogger-droid v2.0.4

5/11/2012

KETIKA HIDUP BARU MENJADI MILIK KITA

KETIKA HIDUP BARU MENJADI MILIK KITA

Kolose 1:9-14
Panggilan kita sebagai orang percaya adalah untuk mewujudnyatakan hidup baru, yaitu hidup saling mengasihi. Paulus menulis: "Kita dilepaskan dari kuasa kegelapan dan dipindahkan ke dalam Kerajaan Anak-Nya" (13). Sungguh besar kuasa Allah dan sungguh tak terperikan kasih-Nya kepada manusia. Dengan kuasa dan kasih sebesar itu, Allah telah mengerjakan apa yang tidak mungkin dikerjakan oleh manusia sendiri, yaitu memasukkan ke dalam Kerajaan Anak Allah. Manusia sendiri tidak mungkin mampu melepaskan diri dari kuasa kejahatan. Namun di dalam kuasa Allah, manusia yang jahat itu dapat memiliki penebusan, yaitu pengampunan dosa (14).

Hidup di lingkungan baru, yaitu lingkungan Kerajaan Anak Allah, membawa kita pada gaya hidup baru. Paulus melukiskannya sebagai hubungan timbal balik "menerima dan memberi" yang muncul antara Allah dan manusia di dalam Kerajaan Anak Allah. Kita menerima hikmat (9) lalu kita memberi buah (10). Kita menerima kekuatan (11) lalu kita memberi ucapan syukur. Inisiatif selalu datang dari Allah, itu sebabnya kita menerima dulu, setelah itu barulah mampu untuk memberi. Apa yang kita beri bukan pertama-tama milik kita, karena dari Allah pulalah kita menerimanya.

Jemaat Kolose sudah percaya kepada Yesus, tetapi untuk berbuah dalam pekerjaan baik jemaat ini perlu terus memperoleh hikmat dan pengetahuan akan kehendak Tuhan. Tanpa itu, jemaat akan mudah sekali diombang-ambingkan oleh ajaran yang sesat. Jemaat Kolose perlu menerima kekuatan dari Tuhan agar mereka dapat berpegang pada iman yang sejati secara kokoh. Tanpa itu, betapa mudahnya jemaat ini dikalahkan oleh orang-orang yang menentang iman mereka.

Seperti jemaat Kolose, kita pun dapat meminta kepada Tuhan untuk diberikan hikmat dan kekuatan. Agar kita dapat semakin mengenal kehendak Tuhan dan senantiasa kuat dalam menghadapi cobaan terhadap iman kita. Sehingga pada gilirannya, kita dapat menghasilkan buah pertobatan dan ucapan syukur yang tulus kepada Tuhan kita.

"Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang kekasih;
di dalam Dia kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa."(Kol 1:13-14)
Published with Blogger-droid v2.0.4

5/09/2012

MENOLAK ATAU MENERIMA INJIL

MENOLAK ATAU MENERIMA INJIL

Roma 10:16-21
Berita Injil terus disebarkan ke seluruh dunia, tetapi hanya sedikit orang yang menanggapinya. Banyak orang mengeraskan hati dan sulit menerima gagasan bahwa hanya dengan mengaku dan percaya mereka akan diselamatkan. Nabi Yesaya pernah bertanya tentang siapakah yang akan percaya kepada pemberitaan firman (Yes. 53:1). Mengapa ia bertanya demikian? Bukan karena tidak ada yang memberitahukan kebenaran firman Tuhan (17), melainkan karena yang mendengarkan firman Tuhan tidak mau membuka hati untuk percaya kepada Yesus dan beroleh keselamatan.

Sebenarnya, Israel telah mendengar Injil, baik melalui Yesus sendiri maupun melalui rasul-rasul (18 b, Mzm. 19:5). Namun orang Israel menolak Injil yang mereka dengar itu. Apa yang mereka dengar tidak sampai masuk ke dalam hati mereka dan mereka tidak mau percaya kepada Yesus. Karena penolakan ini, Allah pun mengalihkan anugerah-Nya kepada bangsa-bangsa lain. Allah menyatakan diri pada bangsa lain melalui hamba-Nya sehingga mereka pun mengenal Dia (20; Yes. 65:1). Melalui tindakan itu, Allah ingin membangkitkan kecemburuan bangsa Israel, yaitu ketika mereka menyaksikan segala berkat yang diterima bangsa-bangsa lain yang mereka anggap tidak layak mendapat bagian dalam rencana keselamatan Allah. Sepatutnya bangsa Israel mau bertobat dan kembali kepada Tuhan. Namun mereka justru membangkang dan tidak taat pada firman Tuhan, hingga mereka pun tidak mendapat bagian dalam keselamatan itu.

Seseorang tidak mendapat keselamatan bukan karena Injil tidak diberitakan kepada mereka, melainkan karena mereka menolak Injil itu. Dan seperti Israel yang telah menolak Yesus, mereka pun akan binasa dalam dosa mereka. Oleh karena itu, bila hari ini Anda mendengar Injil Yesus, janganlah keraskan hati Anda melainkan bertobatlah dan percayalah kepada Yesus agar Anda diselamatkan dan mendapat hidup yang kekal. Dan marilah kita tetap setia memberitakan Injil, karena firman Tuhan tidak sia-sia.

"Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus." (Rm 10:17)
Published with Blogger-droid v2.0.4

5/05/2012

BEBAS ATAU DIPERHAMBA

BEBAS ATAU DIPERHAMBA.

"Segala sesuatu halal bagiku, tetapi aku tidak mau membiarkan diriku diperhamba oleh apa pun (1 Kor 6:12)

1 Kor 6:12-20
Salah satu pandangan yang banyak saya dengar dari rekan nonkristiani adalah: "Enak ya, jadi orang kristiani itu tidak banyak aturannya, bebas." Di sisi lain, tak jarang "ketidakbebasan" dari orang nonkristiani terdengar dijadikan lelucon oleh saudara-saudara kristiani. Apa kata Alkitab tentang kebebasan ini?

Pengikut Kristus diselamatkan karena anugerah, bukan karena memenuhi aturan tertentu. Jadi, benar bahwa kita memiliki kebebasan dalam Kristus. Akan tetapi, ketika kebebasan itu digunakan sekehendak hati manusia yang berdosa, kita justru akan diperhamba oleh hal lain. Beberapa jemaat di Korintus, misalnya, telah memperhambakan tubuh mereka pada hasrat seksual sehingga rusaklah pernikahan yang seharusnya menjadi cerminan hubungan Tuhan dengan jemaat-Nya (ayat 15-20, lihat juga pasal 5:1). Paulus menegur mereka: Jangan diperhamba oleh suatu apa pun. Muliakan Allah dengan tubuhmu! (ayat 12, 20).

Adakah kita juga sedang diperhamba oleh sesuatu? Saya terkesan dengan sebuah jemaat di Minneapolis. Tadinya sederetan larangan mengatur kehidupan jemaat itu. Namun, kemudian mere-ka memutuskan mengganti komitmen mereka: "Kami bertekad untuk menjauhi segala obat-obatan, makanan, minuman, dan praktik-praktik lain yang dapat membahayakan tubuh, atau yang dapat melemahkan iman kami atau iman saudara-saudara kami." Mereka menolak diperhamba oleh apa pun, tetapi menggunakan kebebasan mereka di dalam Kristus untuk memilih tindakan yang mempermuliakan Dia di antara jemaat dan di tengah masyarakat yang memperhatikan mereka. Bagaimana dengan Anda dan saya?

KITA DIPERHAMBA DOSA KARENA MENURUTI KEHENDAK DIRI.

KITA BEBAS BERBUAT BENAR KARENA MENURUTI KEHENDAK TUHAN.
Published with Blogger-droid v2.0.4

KASIH KARUNIA MELUMPUHKAN DOSA

KASIH KARUNIA MELUMPUHKAN DOSA.

Roma 5:12-21
Bagi manusia berlaku pepatah "sejahat-jahatnya harimau, tidak akan pernah memakan anaknya". Bagaimana pun seorang anak bandel, kurang ajar, bahkan durhaka kepada orang tuanya, mereka tidak akan sampai hati membinasakan anak sendiri. Mereka bisa marah dan menghukum, tetapi kemudian mereka kembali mengampuni dan memulihkannya.

Keberdosaan manusia di hadapan Allah tidak dapat dibandingkan dengan kenakalan seorang anak terhadap orang tuanya. Dosa manusia adalah pemberontakan dan pendurhakaan tiada tara kepada Pencipta dan Pemiliknya. Akibat dosa juga dahsyat. Selain membawa efek penderitaan bagi semua makhluk di dunia ini, dosa satu orang Adam, mengakibatkan semua orang keturunannya juga berdosa (12). Semua manusia menerima akibat dosa, yaitu maut. Tidak seorang pun bisa membebaskan dirinya dari akibat dan hukuman dosa. Justru Taurat diberikan agar orang menyadari akan keberdosaan dan ketidakberdayaannya (13, 21).

Demikian juga kasih Allah jauh melampaui kasih orang tua. Allah yang kudus, walau murka terhadap dosa, kasih karunia-Nya jauh melampaui kedahsyatan dosa. Oleh satu orang yang Allah utus, yaitu Yesus -dengan perbuatan kebenaran-Nya (18), yaitu taat pada kehendak Allah (19) untuk mati di salib menggantikan manusia berdosa- pembenaran untuk hidup datang kepada manusia. Setiap orang yang percaya kepada Yesus diampuni dosanya dan dibenarkan Allah.

Tuhan sungguh "orang tua" yang luar biasa! Di saat kita sebagai anak-anak-Nya yang terkasih melukai perasaan-Nya karena dosa, Dia rela merendahkan diri dan memberi diri melalui Yesus sebagai kurban tebusan untuk memulihkan hubungan-Nya dengan kita. Kita yang sudah mengalami anugerah keselamatan-Nya, harus membalas dengan kasih kita yang sungguh-sungguh. Pertama, tidak bermain-main dengan dosa. Kedua, beritakan kasih Allah melalui Kristus ini kepada orang-orang di sekeliling kita. Agar mereka pun beroleh kasih karunia dan pembenaran oleh iman dari Kristus!
"Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar.(Rm:5:19)
Published with Blogger-droid v2.0.4

DIBENARKAN KARENA IMAN

KEBENARAN KARENA IMAN
Roma 10:4-15

Apakah kegagalan Israel memenuhi tuntutan hukum Taurat menghilangkan harapan untuk memperoleh kebenaran? Paulus berkata tidak. Sebab Yesus telah datang untuk memenuhi segala tuntutan Taurat sehingga setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh kebenaran itu dari Allah.

Berbeda dengan 'kebenaran karena Taurat' yang sulit bahkan mustahil dicapai, 'kebenaran oleh iman' mudah diperoleh. Manusia tidak perlu naik ke surga untuk membawa Yesus turun atau pergi ke jurang maut untuk membawa Yesus naik dari antara orang mati. Sebab kebenaran karena iman itu dekat di mulut dan dekat di hati. Keselamatan dan kebenaran karena iman diwujudnyatakan oleh pengakuan di mulut dan kepercayaan di dalam hati. Pengakuan di mulut harus didahului oleh kepercayaan di dalam hati dan kepercayaan di dalam hati harus dinyatakan oleh mulut sehingga dapat didengar dan disaksikan orang lain. Inilah aturan Allah yang berlaku bagi semua, baik Yahudi maupun nonYahudi, bahwa setiap orang yang mau berseru dan percaya Yesus bukan hanya tidak akan dipermalukan, tetapi juga akan diselamatkan dan dibenarkan oleh Allah, tanpa perbedaan (12). Namun, untuk bisa berseru kepada Yesus seseorang harus percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat manusia. Untuk bisa percaya dia harus membuka hati, mendengar, dan menyambut firman Tuhan masuk ke dalam hatinya. Bagaimana mungkin semua itu bisa terjadi? Hal ini dapat terjadi bila ada orang-orang yang mau diutus untuk memberitakan Injil kepada mereka yang belum percaya.

Kebenaran menurut firman Tuhan adalah kebenaran karena iman. Dan kebenaran ini harus diberitakan kepada semua orang. Tugas kita untuk memberitakan kebenaran itu karena kita adalah orang yang sudah percaya dan dibenarkan. Firman Tuhan ini perlu diberitakan sebab tanpa itu, tidak ada sumber lain bagi manusia untuk memahami kebenaran semacam ini. Oleh karena itu, marilah kita menjadi utusan Injil yang rindu bersaksi dan memberitakan keselamatan di dalam Yesus Kristus kepada orang-orang yang ada di sekitar kita.
"Tetapi apakah katanya? Ini: "Firman itu dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu." Itulah firman iman, yang kami beritakan." (Rm 10:8)

Published with Blogger-droid v2.0.4