Selamat datang di Crent Regeneration.

Terimakasih atas kunjungan anda.
"Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah,"
"Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya."(Ef 2:19,8-10)

2/22/2012

YANG MEMBUAT NAJIS.

YANG MEMBUAT NAJIS
Markus 7:1-23

Ada kelompok masyarakat atau agama tertentu yang berpikir bahwa dengan menjauhkan diri dari makanan atau benda tertentu, mereka akan menjadi tidak najis. Sampai sekarang pun, masih ada orang yang berpegang pada tradisi atau adat istiadat seperti itu. Pada zaman Yesus, adat istiadat itu masih sangat kuat diberlakukan. Ternyata Tuhan Yesus membawa ajaran yang memerdekakan manusia dari keterikatan mempraktikkannya secara keliru.

Tradisi najis dan tidak najis sangat kuat dianut oleh orang-orang Farisi dan para ahli Taurat. Mereka tidak dapat menerima murid-murid Yesus makan dengan tanpa cuci tangan terlebih dahulu sebagaimana adat istiadat nenek moyang mereka (1-5). Menurut Yesus adalah kemunafikan ketika seseorang terlihat beribadah kepada Allah, tetapi memegang ajaran manusia (6-8). Terbukti juga, dengan pengajaran mereka yang mengatakan bahwa seseorang boleh mengabaikan pemeliharaan orang tua mereka dengan dalih uangnya sudah dipersembahkan untuk kurban kepada Allah (9-13). Itu jelas perbuatan munafik. Yesus mengatakan bahwa perbuatan jahat kepada sesama itulah yang membuat seseorang menjadi najis (14-23). Kejahatan kemanusiaanlah yang membuat kita menjadi najis. Bagi Yesus, ada yang jauh lebih utama dari sekadar melaksanakan aturan-aturan adat istiadat atau agama, yaitu tindakan nyata mengasihi sesama.

Aturan-aturan adat istiadat dan agama bukan tidak penting, selama didasarkan pada kebenaran firman Tuhan, dipahami dan dipraktikkan dengan motivasi yang benar karena mengasihi Allah dan demi kebaikan sesama manusia. Namun, untuk setiap aturan agama dan adat istiadat di sekitar kita yang tidak memanusiakan manusia yang telah ditebus oleh Kristus kita harus menolaknya. Misalnya, aturan yang membedakan jemaat berdasarkan status sosialnya, sukunya, dan gendernya tentu tidak berdasar pada firman Tuhan. Aturan-aturan itu justru menjauhkan orang dari Tuhan dan dengan sendirinya yang mempraktikkan aturan tersebut telah menajiskan dirinya sendiri di hadapan Allah.(@)
Published with Blogger-droid v2.0.4

TIDAK PERLU DITANGGAPI.

TIDAK PERLU DITANGGAPI
Markus 8:11-13

Pernahkah Anda merasa sedang dites oleh teman bicara Anda? Kadang kala, kita ’menyambut’nya, sehingga yang terjadi adalah debat kusir. Apabila seseorang dari awal bertujuan hendak menguji kita, proses percakapan akan menjadi tekanan yang melelahkan bagi kita, karena kita diposisikan sebagai pihak yang sedang diuji kemampuannya. Sebenarnya, bagaimanakah sikap kita yang tepat menghadapi orang seperti itu?

Setelah Yesus menyelesaikan beberapa pekerjaan-Nya, orang Farisi muncul hendak bersoal jawab dengan Yesus dan meminta tanda yang membuktikan keilahian-Nya. Yesus tahu bahwa orang Farisi hendak mencobai-Nya (11). Motivasi orang Farisi ini membuat Yesus mengeluh di dalam hati lalu meninggalkan mereka (12-13). Yesus tidak mau melayani mereka dalam perdebatan, karena mereka tidak hendak belajar dari Yesus, hanya ingin mencobai-Nya. Padahal, Yesus telah melakukan banyak tanda, seperti menyembuhkan orang sakit dan memberi makan banyak orang. Sangat tidak masuk akal kalau mereka meminta tanda dari sorga hanya karena mereka tidak mengerti. Terbukti mereka hanya ingin menguji Yesus. Yesus memilih untuk meninggalkan orang Farisi itu daripada menghabiskan waktu dan energi bagi orang yang tidak mencari kebenaran.

Sikap Yesus membuktikan bahwa Dia adalah Allah yang Mahatahu. Dia tidak bisa dicobai manusia. Namun, Dia akan serius meladeni mereka yang memang berkerinduan mengenal kebenaran sejati. Bagaimana kita bisa meneladani Tuhan Yesus? Amsal 26:4-5 mengajarkan kita memakai akal sehat kita dalam menanggapi orang-orang yang senang bersilat lidah. Kalau seseorang memang sedang mencari kebenaran, ladenilah dirinya dengan kasih dan kesabaran. Minta hikmat Tuhan bagaimana menolong orang tersebut menemukan kebenaran. Akan tetapi, kalau orang itu hanya ingin berdebat kusir atau menguji kita, jangan terjebak dengan perdebatan yang tak berguna. Mintalah hikmat dari Tuhan agar dapat memutus percakapan yang sia-sia. ©®
Published with Blogger-droid v2.0.4