Lukas 20:9-19
Walau seringkali mendapat teguran dari Yesus, ahli-ahli Taurat dan imam-imam kepala tetap bersikukuh pada kebenaran diri mereka masing-masing. Memang orang berdosa tidak mungkin bisa berubah dan bertobat dari dosa-dosanya kalau bukan karena anugerah Tuhan yang lebih dahulu dicurahkan kepada mereka.
Hari ini, melalui perumpamaan yang disampaikan Tuhan Yesus, kita melihat lagi betapa jahat perbuatan ahli-ahli Taurat dan imam-imam kepala. Yesus mengumpamakan mereka sebagai penggarap-penggarap yang menyewa kebun anggur dari pemilik kebun anggur yang melambangkan Allah sendiri. Ketika suatu kali, si pemilik mengutus hambanya untuk meminta hasil kebun anggurnya, para penggarap kebun malah memukul dan menyuruh dia pulang tanpa hasil. Demikianlah kejadian ini berulang sampai hamba yang ketiga diutus. (Bdk. Luk. 11 : 49). Terakhir, si pemilik kebun anggur mengutus anaknya sendiri untuk melakukan tugas yang sama, seperti yang telah dilakukan hamba-hamba ayahnya sebelumnya. Namun apa yang terjadi? Mereka melempar si anak keluar dan membunuh dia karena dialah ahli waris dari pemilik kebun anggur itu. Para penggarap ternyata tidak melaksanakan tugas dengan benar. Malah mereka melakukan kejahatan yang luar biasa besar. Maka Tuhan menegur dengan keras, bahwa barangsiapa yang masih bermain-main dengan Tuhan, akibatnya ia akan hancur dan remuk (ayat 18).
Ini adalah gambaran bangsa Israel yang berulang kali menolak Kerajaan Allah. Berkali-kali Allah mengutus nabi-nabi-Nya kepada mereka, hingga pada puncak-Nya, Dia mengirimkan Yesus, Anak-Nya untuk berbicara kepada mereka. Namun tetap saja, mereka menolak. Mereka justru kemudian menyalibkan Yesus sebagai puncak pemberontakan mereka. Sungguh ironis!
Sebagai orang percaya di zaman sekarang ini, kita tentu tidak meragukan Yesus sebagai Anak Allah, Juruselamat yang telah diberikan Bapa kepada kita. Maka jangan sia-siakan anugerah yang luar biasa itu. Marilah kita selalu membuka hati dan menerima kedatangan-Nya.(RM)
Published with Blogger-droid v1.7.4