Selamat datang di Crent Regeneration.

Terimakasih atas kunjungan anda.
"Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah,"
"Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya."(Ef 2:19,8-10)

9/23/2011

"JANGAN SIA-SIAKAN ANUGERAH"

"JÃÑGÃÑLÃH SÍÃ-SÍÃKÃÑ ÃÑÚGÉRÃH"
Lukas 20:9-19
Walau seringkali mendapat teguran dari Yesus, ahli-ahli Taurat dan imam-imam kepala tetap bersikukuh pada kebenaran diri mereka masing-masing. Memang orang berdosa tidak mungkin bisa berubah dan bertobat dari dosa-dosanya kalau bukan karena anugerah Tuhan yang lebih dahulu dicurahkan kepada mereka.

Hari ini, melalui perumpamaan yang disampaikan Tuhan Yesus, kita melihat lagi betapa jahat perbuatan ahli-ahli Taurat dan imam-imam kepala. Yesus mengumpamakan mereka sebagai penggarap-penggarap yang menyewa kebun anggur dari pemilik kebun anggur yang melambangkan Allah sendiri. Ketika suatu kali, si pemilik mengutus hambanya untuk meminta hasil kebun anggurnya, para penggarap kebun malah memukul dan menyuruh dia pulang tanpa hasil. Demikianlah kejadian ini berulang sampai hamba yang ketiga diutus. (Bdk. Luk. 11 : 49). Terakhir, si pemilik kebun anggur mengutus anaknya sendiri untuk melakukan tugas yang sama, seperti yang telah dilakukan hamba-hamba ayahnya sebelumnya. Namun apa yang terjadi? Mereka melempar si anak keluar dan membunuh dia karena dialah ahli waris dari pemilik kebun anggur itu. Para penggarap ternyata tidak melaksanakan tugas dengan benar. Malah mereka melakukan kejahatan yang luar biasa besar. Maka Tuhan menegur dengan keras, bahwa barangsiapa yang masih bermain-main dengan Tuhan, akibatnya ia akan hancur dan remuk (ayat 18).

Ini adalah gambaran bangsa Israel yang berulang kali menolak Kerajaan Allah. Berkali-kali Allah mengutus nabi-nabi-Nya kepada mereka, hingga pada puncak-Nya, Dia mengirimkan Yesus, Anak-Nya untuk berbicara kepada mereka. Namun tetap saja, mereka menolak. Mereka justru kemudian menyalibkan Yesus sebagai puncak pemberontakan mereka. Sungguh ironis!

Sebagai orang percaya di zaman sekarang ini, kita tentu tidak meragukan Yesus sebagai Anak Allah, Juruselamat yang telah diberikan Bapa kepada kita. Maka jangan sia-siakan anugerah yang luar biasa itu. Marilah kita selalu membuka hati dan menerima kedatangan-Nya.(RM)

Published with Blogger-droid v1.7.4

"JADILAH PENGIKUT SEJATI"

Lukas 20:1-8
Betapa panjang perjalanan para pemimpin agama Yahudi mengikuti pelayanan Tuhan Yesus. Sejak awal pelayanan-Nya di Galilea, saat Ia mulai mengajar dan memberitakan Injil Kerajaan Allah (Luk. 5:17), sampai saat ini. Mereka tidak pernah absen. Mengapa mereka mengikuti Yesus?

Sejak awal sebenarnya mereka telah bertemu dengan kebenaran sejati. Kebenaran sejati itu telah membongkar banyak hal yang salah dalam hidup mereka, tetapi sayang mereka tidak menerimanya (lihat Luk. 7:30). Sebaliknya mereka mencoba meredam pengajaran Yesus dan ketertarikan orang banyak terhadap otoritas Yesus. Itulah yang terjadi sepanjang perjalanan panjang mereka mengikuti Yesus sampai saat ini. Itulah yang tidak pernah berhasil mereka lakukan. Justru semakin hari, orang banyak semakin tertarik dan mau mendengar Yesus (Luk. 19:47-48).

Perikop ini memperlihatkan motivasi mereka mengikuti Yesus, yaitu untuk menjatuhkan Dia. Jelas-jelas otoritas Yesus berasal dari Allah Bapa, tetapi mereka masih juga mempertanyakannya (2). Maka Yesus mengajukan pertanyaan balik yang sebenarnya membongkar kepalsuan dan kemunafikan mereka (3-4). Mereka pasti tahu bahwa baptisan Yohanes berasal dari sorga! Ternyata mereka tidak berani menjawab pertanyaan Yesus, bukan karena mereka tidak tahu, tetapi karena mereka tidak mau mengakui kebenaran yang sesungguhnya! Akibatnya, mereka pun tidak mendapatkan kebenaran! Mereka mau mengikuti Yesus, tetapi tidak mau mengambil keputusan menjadi pengikut Dia. Sungguh sebuah perjalanan yang sia-sia!

Namun bagaimana dengan kita sendiri? Apa motivasi kita mengikut Tuhan Yesus? Apa yang kita cari? Kebenaran atau semata-mata kebutuhan dan kepuasan kita? Jangan hanya menyebut diri sebagai orang Kristen. Melainkan jadilah pengikut Kristus yang sejati. Mengikut Tuhan Yesus berarti bersedia membuka diri untuk menerima jamahan-Nya, agar kita diubahkan menjadi baru: baru di dalam batin kita, baru di dalam pikiran kita, serta baru dalam cakapan dan perbuatan kita. Mengikut Yesus pastilah bukan perjalanan yang sia-sia!

Published with Blogger-droid v1.7.4

"MEMAKNAI PELAJARAN"

Kejadian 4:17-26
Ada ungkapan mengatakan bahwa pengalaman adalah guru yang terbaik. Orang yang belajar dari pengalaman akan menuai hal yang baik. Namun orang yang tidak mau belajar, bisa mengulangi kesalahan yang sama. Namun banyak orang yang justru belajar secara salah dari pengalaman yang telah terjadi sebelumnya. Mereka tidak mampu memahami makna dan inti yang sebenarnya dari peristiwa yang telah terjadi. Inilah yang dialami oleh Lamekh dalam bacaan kita hari ini.

Lamekh adalah cucu Kain, saudara Habel yang mati dibunuh Kain. Lamekh banyak tahu tentang kisah yang terjadi antara Kain dan Habel. Dia bahkan tahu bahwa Allah telah berfirman untuk melindungi Kain dalam pelariannya (15). Kisah Kain ini rupa-rupanya tertanam dalam pikiran Lamekh sehingga ketika terjadi peristiwa Lamekh membunuh seorang laki-laki karena berseteru dengan dia, Lamekh mengklaim bahwa Allah juga akan melakukan hal yang sama terhadap dia, bahkan lebih dari pada itu (23-24). Ini merupakan keyakinan sepihak dari Lamekh, karena sesungguhnya Allah tidak pernah datang kepadanya dan menyampaikan hal demikian. Lamekh mendasarkan hal ini pada pemahamannya yang salah tentang pengalaman Kain, kakeknya. Lamekh mengerti secara keliru mengenai kebaikan dan kedaulatan Allah yang diberikan kepada Kain. Dia menganggap bahwa hal yang sama dapat juga berlaku atas dirinya. Lamekh menghalalkan perbuatan yang bertentangan dengan kehendak Allah demi mencapai tujuannya sendiri (24). Kebaikan Allah dimaknai Lamekh secara sempit, demi pembenaran diri.

Kisah Lamekh menarik untuk direnungkan. Apa yang dia alami adalah contoh keyakinan yang salah dan kekeliruan dalam memahami sebuah pengalaman. Tuhan memberikan kepada kita begitu banyak kisah dalam Alkitab. Mari kita belajar dengan baik dan memahami kebenaran yang sesungguhnya ada di balik setiap peristiwa yang terjadi. Jangan sampai keliru dalam memetik pelajaran sebab apabila kita salah, kita dapat menerapkan hal yang salah pula dalam kehidupan kita. Tak mungkin menjadi pelaku kebenaran dalam kekeliruan.

Published with Blogger-droid v1.7.4