Mazmur 40
Pernahkah Anda menyombongkan anugerah yang Anda terima? Seperti kacang lupa kulit, kadang kita lupa bahwa keselamatan itu anugerah Tuhan sehingga kita membanggakannya sebagai hasil kebaikan sendiri. Sikap seperti itu adalah awal kejatuhan kita, kesempatan yang akan dimanfaatkan musuh kita untuk menjebak kita ke dalam dosa!
Pemazmur pernah mengalami pertolongan Tuhan dari lumpur masalah yang hampir menenggelamkan dan membinasakannya (3). Ia bisa menaikkan syukur untuk semua kebaikan yang ia terima dari Tuhan (4). Ia bertekad untuk memberitakan perbuatan ajaib Tuhan kepada semua orang. Ia menyadari bahwa Tuhan tidak menuntut ritual-ritual rohani, seperti persembahan kurban, melainkan ia melakukan kehendak Tuhan yang nyata dalam firman-Nya (8-9). Ia mau menjadi pelaku firman untuk membalas kebaikan Tuhan. Ia bertekad mengabarkan keadilan Tuhan kepada semua umat-Nya.
Pada saat yang sama, pemazmur menyadari bahwa dirinya manusia berdosa. Dia sadar bahwa anugerah yang ia telah alami tidak serta merta membuat ia kebal dari kesalahan (13). Ia sadar ia tidak boleh sombong melainkan harus terus rendah hati. Kesombongan akan membuat ia lupa bahwa ia bisa berdiri teguh karena pertolongan Tuhan semata. Ia sadar musuh mengintai untuk menjatuhkan dirinya. Begitu ia lupa anugerah, berarti ia keluar dari lingkup pemeliharaan Tuhan, musuh akan segera menyerbu. Maka dengan terus bergantung kepada anugerah, musuh tidak akan mendapat kesempatan menjatuhkannya (15-16).
Hidup anak Tuhan adalah hidup bersandar pada anugerah demi anugerah. Jangan biarkan Iblis menipu kita dengan memberikan rasa percaya diri berlebihan bahwa saya mampu hidup suci, tahan godaan karena saya kuat. Seperti nasihat Tuhan kepada Paulus, "cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna" (2Kor. 12:9). ©®
Published with Blogger-droid v2.0.2
No comments:
Post a Comment