2
Dasar-dasar
Untuk Mempelajari Alkitab
(1). Mulailah Hari Kita dengan Membaca Alkitab
Sebaiknya kita mengawali hari-hari kita dengan
membaca Alkitab secara pribadi. Paling baik bila dilakukan di pagi hari karena
pikiran masih segar dan mampu membaca serta mempelajari Alkitab. Bila kita
menemukan ayat yang berbicara sesuai permasalahan kita dipagi hari, kita dapat merenungkannya
sepanjang hari. Kita dapat menyimpannya dalam hati dan pikiran sambil
mengerjakan tugas-tugas kita sehari-hari dan menemukan kebenaran lebih banyak
lagi yang sesuai dengan apa yang kita baca. Jangan hanya mempercayai kebenaran
itu sampai dalam pikiran saja. Saat kita menemukan beberapa kebenaran, catatlah
dalam buku sehingga kita tidak cepat melupakannya.
(2). Mulai dengan Bagian-bagian yang Sederhana
Juga sebaiknya kita mulai dengan ajaran tentang Yesus, dalam kitab Injil, baru dilanjutkan dengan surat-surat kiriman dan usahakan untuk memperoleh dasar yang kuat dari Perjanjian Baru sebelum kita memegang tema-tema yang lebih lengkap dalam Perjanjian Lama.
(3). Bacalah Secara
Teratur
Bacalah Alkitab seperti mengunyah makanan,
kita perlu melakukannya secara teratur dan terus menerus agar memiliki kekuatan
dan kesehatan yang baik. Ada baiknya juga untuk merencanakan waktu yang teratur.
Jika kita tidak makan yang teratur tubuh kita akan lemah. Jika kita tidak
membaca Alkitab secara teratur maka roh kita akan menjadi lemah. Jika kita
tidak memasukkannya dalam jadwal sehari-hari, kita akan melupakannya.
(4). Mintalah Roh Kudus Menjadi Penterjemah dan Mengajar Kita
Tetapi
Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah
yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan
semua yang telah Kukatakan kepadamu.
Yohanes 14:26
Biarkan Roh Kudus menjadi teman setia saat
kita membaca Alkitab. Berbicaralah kepada-Nya tentang firman yang kita baca dan
bertanyalah kepada Dia. Dengarkanlah apa yang dikatakan Roh Kudus dalam roh
kita saat Ia memberi inspirasi dan penerangan. Biarlah Roh Kudus memberi kita
makanan yang sesuai dengan kebutuhan roh kita.
(5). Merenungkan
Firman Tuhan
Merenungkan Firman Tuhan sangat mendalam
artinya dan besar kuasanya. Hal itu seringkali dinyatakan dan ditegaskan dalam
Alkitab.
1. Yosua diperintahkan
untuk merenungkan Firman Tuhan siang dan malam agar memiliki keberhasilan besar
seperti yang Tuhan ingin dia alami
Janganlah engkau lupa
memperkatankan Kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam,
supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di
dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan
beruntung.
Yosua 1:8
2. "Orang benar" dalam hidupnya akan
merenungkan Firman Tuhan siang dan malam.
Tetapi
yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan
malam. Mazmur 1:2
3. Raja Daud sering mengungkapkan perenungan
Firman Tuhan yang ia lakukan.
Aku
hendak merenungkan titah-titah-Mu dan mengamat-amati jalan-jalan-Mu. Aku akan
bergemar dalam ketetapan-ketetapan-Mu; firman-Mu tidak akan kulupakan.
Aku
lebih berakal budi dari pada semua pengajarku, sebab peringatan-peringatan-Mu
kurenungkan. Aku lebih mengerti dari pada orang-orang tua, sebab aku memegang
titah-titah-Mu. Mazmur
119:15-16,99-100
4. Timotius diperintahkan untuk memperhatikan
semua yang telah diajarkan dan hidup di dalamnya sehingga kemajuan rohaninya
diketahui semua orang.
Perhatikanlah
semuanya itu, hiduplah di dalamnya supaya kemajuanmu nyata kepada semua orang.1 Timotius 4:15
Merenungkan
berarti :
- Menghayati secara mendalam
- Mempertimbangkan sesuatu dengan sungguh-sungguh dari semua segi
- Menyelidiki dan meneliti sesuatu dengan cermat.
- Memikirkan sesuatu dengan matang dan dengan perhatian yang besar.
Konsep perenungan memiliki arti :
- Menyingkir dari segala gangguan.
- Meluangkan waktu dalam saat hening pribadi.
- Hidup dalam roh sambil mempertimbangkan sesuatu secara mendalam
- Belajar bagaimana mendengar dengan tenang suara Allah dalam roh kita
- Berlatihlah melakukan hal ini maka Allah akan menyatakan kepadamu.
- Jadilah "Pelaku Firman" bukan hanya pendengar saja.
- Menghayati secara mendalam
- Mempertimbangkan sesuatu dengan sungguh-sungguh dari semua segi
- Menyelidiki dan meneliti sesuatu dengan cermat.
- Memikirkan sesuatu dengan matang dan dengan perhatian yang besar.
Konsep perenungan memiliki arti :
- Menyingkir dari segala gangguan.
- Meluangkan waktu dalam saat hening pribadi.
- Hidup dalam roh sambil mempertimbangkan sesuatu secara mendalam
- Belajar bagaimana mendengar dengan tenang suara Allah dalam roh kita
- Berlatihlah melakukan hal ini maka Allah akan menyatakan kepadamu.
- Jadilah "Pelaku Firman" bukan hanya pendengar saja.
(6). Berilah Tanda pada Alkitab dan Buatlah Catatan
Alkitab yang kita miliki tentu berharga bagi
kita sehingga kita tidak mau menulisi bagian dalamnya karena alasan tersebut.
Namun sebenarnya kita dapat menambah nilai Alkitab itu bagi kita pribadi dengan
menjadikannya amat berguna dengan membuat catatan penting didalamnya. Setelah
beberapa tahun Alkitab kita dapat menjadi sumber inspirasi yang luar biasa
sebab di dalamnya kita membuat catatan dengan cermat. Usahakan menuliskannya
dengan rapi dan jelas.
(7). Terapkan Firman
Allah dalam Hidup Kita
Dalam Matius 7:24-29 Yesus membuat beberapa
perumpamaan tentang kebijaksanaan dan kebodohan. Ia menggambarkan dan
menjelaskan perbedaannya berdasarkan prinsip-prinsip dasar. Orang bijak ialah
orang yang mendengar Firman Tuhan dan MELAKUKANNYA. Orang bodoh ialah orang
yang mendengar Firman Tuhan TETAPI TIDAK MELAKUKANNYA.
(8). Rencanakan untuk Membaca Seluruh Alkitab dalam Satu
Tahun.
Bila kita serius mempelajari Alkitab maka kita
akan mampu menyelesaikan pembacaan seluruh bagian Alkitab dalam waktu satu
tahun. Banyak daftar bacaan Alkitab tiap hari yang telah diterbitkan akan
membantu kita membaca pasal mana yang dapat dibaca pada setiap hari. Namun kita
juga dapat merancang dengan cara kita sendiri. Yaitu dengan membaca sedikit
demi sedikit dari setiap bagian Alkitab. Misalnya: satu bagian dari sejarah
Perjanjian Lama (Kitab Mazmur) dan beberapa pasal Perjanjian Baru.
.
No comments:
Post a Comment