Roma 7:13-26
Mendapatkan orang yang jujur sekarang ini di Indonesia susah sekali. Orang yang telah kedapatan melakukan kesalahan baik korupsi, pembunuhan, pencurian, dll masih tetap berkelit di pengadilan bahwa mereka tidak bersalah. Bahkan tidak jarang mencari kambing hitam dengan menyalahkan orang lain. Sehingga pengambilan keputusan mana yang benar maupun salah menjadi sulit dan berbelit-belit.
Berbeda halnya dengan Paulus. Dalam teks ini, dia terang-terangan mengakui bahwa dirinya selama ini telah hidup dalam dosa (14b, 20b). Dia mengakui bahwa sebenarnya Taurat yang selama ini menjadi pedoman hidupnya adalah baik (14a). Tetapi karena keinginan dagingnya sendiri yang membawa dirinya melanggar semua isi Taurat (17). Akibatnya keinginan daging itu membawa dirinya kepada kematian yang memisahkan dirinya dengan Tuhan (13). Sebenarnya Paulus telah memberontak dan menjauh dari tindakan keinginan daging tersebut. Namun, kuasa dosa lebih kuat dan menjerumuskan dirinya sehingga Paulus melakukan perbuatan yang jahat dan melawan hukum Allah (15-19). Batinnya terus bergumul dan ingin lepas dari cengkeraman dosa, namun dia tidak sanggup karena tubuh insaninya telah ditawan oleh kuasa dosa (23). Sampai akhirnya Yesus dengan anugerah-Nya melepaskan Paulus dari ikatan dosa tersebut (24-25). Pembenaran oleh Yesus inilah yang nantinya menjadi pedoman hidup Paulus dalam meneruskan hidupnya di dunia ini. Paulus mengambil satu keputusan untuk tidak kembali kepada kehidupan yang lama bergelimang dosa.
Bagaimana dengan kita? Kita adalah orang-orang yang tidak taat kepada Tuhan. Memang ketika kita bersalah, kita mengaku dan menyesal. Namun penyesalan itu hanya sementara, di kemudian hari kembali kepada kehidupan yang lama. Namun, oleh anugerah Yesus, kita beroleh pengampunan dan kelepasan dari perbudakan dosa. Mari berkomitmen, seperti Paulus. Tidak lagi memberi kesempatan untuk hidup lama kita berkuasa lagi atas hidup baru pemberian kasih karunia Allah. )@)
Published with Blogger-droid v2.0.4
No comments:
Post a Comment