Markus 8:22-26
Mengapa orang buta tersebut tidak langsung mengalami kesembuhan setelah dijamah Yesus? Apakah kuasa Tuhan Yesus kurang? Atau iman orang buta tersebut kecil? Atau adakah pembelajaran tertentu yang hendak disampaikan Tuhan Yesus melalui peristiwa penyembuhan ini?
Kuasa Tuhan Yesus pasti tidak kurang untuk menyembuhkan orang buta ini. Bukankah karya-karya mukjizat Yesus sebelum ini menghasilkan kesembuhan sempurna. Dari pertanyaan Yesus kepada orang buta itu (23), kita bisa menarik suatu kesimpulan bahwa orang buta ini mungkin kurang beriman. Ia ragu sehingga ia belum mengalami kesembuhan sempurna. Ini mungkin mirip dengan kejadian di Nazaret (Mrk. 6:1-5). Yaitu, karena kurangnya iman penduduk Nazaret, Yesus pun tidak bisa berbuat banyak untuk mereka.
Namun, sudah pasti peristiwa penyembuhan orang buta ini memiliki fungsi pengajaran untuk para murid Yesus dan para pembaca Injil Markus. Kisah penyembuhan ini diletakkan di antara kisah-kisah sebelumnya yang memaparkan kebutaan atau kepicikan rohani para murid dan juga pemuka agama, dan kisah-kisah sesudahnya seperti pengakuan iman Petrus (8:27-30) dan kisah pemuliaan Tuhan Yesus (9:2-13) yang menyatakan anugerah Tuhan yang mencelikkan mata rohani para murid. Kisah penyembuhan ini menjadi suatu petunjuk bahwa kalau bukan anugerah Tuhan, tidak mungkin seseorang bisa celik rohani. Demikian juga iman berperanan dalam kesembuhan tersebut. Hanya anak-anak Tuhan yang menyambut karya Tuhan dengan hati terbuka akan melihat kesempurnaan karya Tuhan dalam hidup mereka.
Mari kita jujur dengan diri kita sendiri dan tentu kepada Allah karena Dia Mahatahu. Adakah keraguan dalam iman kita yang mengaburkan penglihatan kita akan kuasa dan karya-Nya yang dahsyat? Kalau ya, segera tundukkan kepala Anda dan Mintalah iman kepada Dia yang pasti akan memberikannya kepada yang meminta dengan tulus! Nyatakan iman itu dengan tindakan memercayai Yesus dan hidup melayani-Nya dengan sungguh-sungguh.©®
Published with Blogger-droid v2.0.4
No comments:
Post a Comment