Yesaya 9:7-10:4
Dalam bukunya, "Tujuh dosa yang mendatangkan maut", Billy Graham menempatkan kesombongan pada urutan pertama. Kesombongan mendahului kehancuran. Itu yang terjadi dengan Samaria, Israel Utara. Perikop hari ini melukiskan kesombongan Israel dan sifat tidak mau bertobat yang gigih, serta murka dan hukuman Allah atas mereka; walau dalam kesulitan besar mereka tidak bersedia merendahkan diri dan berbalik kepada Allah.
Bahkan sesudah penyerbuan Tiglat-Pileser, raja Asyur atas Samaria, Efraim masih saja mengabaikan peringatan Allah. Dengan sombong mereka hendak membangun kembali negeri mereka yang hancur dan membuatnya lebih kuat serta lebih megah daripada sebelumnya (8, 9). Waktunya akan segera tiba, bekas sekutu-sekutu mereka, yaitu Siria dan Filistin, akan bergabung dengan pasukan Asyur untuk menyerbu dan membinasakan Samaria. Semua pemimpin akan dibinasakan bersama anak-anak mereka (13-14). Dosa mengandung benih hukuman dan kebinasaannya sendiri. Akan muncul ketakutan akan perang saudara antara Efraim dan Manasye, dua suku utama yang membentuk Kerajaan Utara (17-20).
Empat kali Tuhan memberi peringatan (11, 16, 21;10:4). Hal ini menunjukkan betapa dahsyatnya murka Tuhan. Namun, Tuhan masih memberi mereka kesempatan untuk bertobat. Sayang, mereka tidak juga bertobat. Perbuatan dosa semakin merajalela. Para pemimpin dengan biadab menindas rakyat dan menyalahgunakan kekuasaan (17-20). Moralitas para penegak hukum juga rusak total. Apabila kekejaman, kecurangan, keserakahan yang dimenangkan, apalagi yang dapat diharapkan dari para pelaku peradilan (1-4)?. Maka, tidak ada pilihan lain kecuali penghukuman, kesombongan mereka telah mendahului kehancuran mereka.
Menjelang akhir tahun ini, mari kita evaluasi hidup kita. Berapa banyak peringatan dan kesempatan yang berikan kepada kita untuk bertobat? Marilah dengan rendah hati kita akui kegagalan dan dosa-dosa kita, dan berbalik kepada Allah. ©®
Published with Blogger-droid v2.0.2
No comments:
Post a Comment