Hosea 11:1-11
Kasih anak sepanjang galah, kasih ibu sepanjang jalan. Peribahasa ini mau menyatakan bahwa seorang ibu, memiliki kasih yang tidak terbatas. Toh kita menemukan kasus-kasus di mana orang tua memutuskan tali keluarga dengan anak-anak mereka yang dianggap kedurhakaannya tak terampunkan. Bagaimana pun, kasih manusia ada batasnya. Syukur kasih Allah sangat berbeda.
Allah telah menebus Israel dari perbudakan Mesir (1). Ia telah membimbing mereka di padang gurun menuju tanah perjanjian (3), dan Ia telah menjadikan mereka sebagai bangsa yang berdaulat. Ia telah memelihara hidup mereka dengan kasih setia-Nya (4). Namun, mereka terus menerus memberontak terhadap-Nya dengan memilih menyembah dewa-dewi dan berhala-berhala (2, 7). Mereka melupakan siapa penolong sebenarnya (3b). Oleh keadilan Allah mereka pun harus mengalami penghukuman. Mereka harus kembali ke Mesir, artinya mengalami lagi perbudakan karena dosa-dosa mereka. Mereka harus tunduk kepada Asyur, sebagai bangsa yang Tuhan pakai untuk menghukum Israel.
Namun, semua di atas bukan akhir dari segala-galanya. Hukuman Tuhan tidak untuk menghancurkan mereka. Mereka tidak akan sama seperti kota-kota Adma dan Zeboim. Kedua kota ini berada di daerah yang sama dengan Sodom dan Gomora yang ikut hancur dalam penghukuman Tuhan (Kej. 19:29; Ul. 29:23). Hukuman Tuhan adalah untuk membawa Israel balik kepada-Nya. Kalau mereka harus kembali ke Mesir, itu agar Tuhan dalam belas kasih-Nya dapat membawa mereka keluar dari Mesir. Itulah peristiwa Keluaran yang kedua! Kalau mereka harus dibuang ke Asyur, itu agar mereka kapok dan bertobat.
Kasih Allah jauh melampaui kasih manusia. Ia menghukum agar bisa kembali mengampuni dan memulihkan. Ia bahkan menghukum Anak-Nya sendiri, agar orang berdosa seperti Anda dan saya, luput dari penghukuman bahkan beroleh keselamatan kekal. Bagaimana Anda merespons kasih-Nya yang begitu besar? Sudahkah ucapan syukur Anda ungkapkan dengan perubahan hidup?.
Published with Blogger-droid v1.7.4